Ditulis oleh: Adpi Gunawan
Baru saja kita meninggalkan 2021 dan memasuki 2022. Kita semua berharap semoga pandemi covid-19 bisa semakin terkendali, ekonomi tumbuh merata, dan kita raih kemajuan di semua bidang.
Kita juga berharap agar para akademisi dan ilmuwan terus melakukan riset di segala bidang untuk mengatasi ketertinggalan kita. Demikian ditulis oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Djoko Santoso, pada Senin (3/1) di mediaindonesia.com
Pada Rabu (5/1) lalu, penulis bersama rekan kerja dari BPP Kecamatan IV Nagari, Sijunjung melakukan temu teknis penyuluh perdana 2022 bertempat di Saung Usaha Bersama, Salayo, Solok. Menurut Ketua Keltan Usaha Bersama yang sangat ramah dan gemar bercerita, Warlis Anjung, ini adalah pengunjung perdana yang datang pada 2022.
Tentu kami punya alasan tersendiri melaksanakan temu teknis di Saung Usaha Bersama: pertama saung ini dibangun oleh Bank Indonesia pada 2019 mendukung agrowisata durian, sementara di Kecamatan IV Nagari kita memiliki agrowisata manggis tapi saungnya belum memperoleh bantuan dari Bank Indonesia.
Alasan kedua yaitu puluhan jenis varietas unggul nasional durian telah dikembangkan di Keltan Serba Usaha dan sekarang telah berproduksi sehingga keltan telah memiliki usaha penangkaran benih, kita boro-boro memiliki keltan penangkar benih durian, durian yang ada sekarangpun masih lokal.
Alasan ketiga yaitu, Menteri Pertanian SYL saat berkunjung ke Propinsi Sumbar pada 9 April 2021 mengatakan “Pesan Bapak Presiden jelas, pembangunan pertanian kedepan harus berbasis riset dan teknologi. Dan hari ini saya apresiasi kerja-kerja para peneliti kita yang sudah menemukan, mencipta varietas-varietas unggul” demikian arahan Mentan SYL di Balitbu Tropika dikutip dari sinartani.com
Pada saat bersamaan Mentan SYL juga membagikan 10.000 benih pisang kultur jaringan, diantaranya adalah Pisang Kepok Tanjung.
Pisang Kepok Tanjung merupakan inovasi Balitbu Tropika yang diminati masyarakat karena produksinya tinggi (20-30 ton/ha) dan toleran terhadap layu fusarium.
Keltan Serba Usaha disamping telah mengembangkan varietas unggul durian, juga telah ditetapkan sebagai penangkar benih Pisang Kepok Tanjung.
Pisang Kepok Tanjung saat ini membutuhkan produksi 60 ton/bulan guna menghasilkan tepung 10 ton/bulan untuk ekspor ke Jepang, demikian diutarakan Dr. Ellina Mansyah selaku Kepala Balitbu Tropika dikutip dari sinartani.com (11/4/2021).
Pisang Kepok Tanjung saat ini telah dikembangkan di Nagari Muaro Bodi pada lahan H. Iraddatillah, S.Pt, Nagari Palangki di lahan SDIT Ar-Rahman, dan Nagari Mundam Sakti bahkan telah dicanangkan penanaman 3.000 batang di Nagari Guguk-Kecamatan Koto VII oleh Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, SSTP, M.Si pada Nopember 2021 lalu.
Dalam satu tandan, Pisang Kepok Tanjung menghasilkan 10-12 sisir dengan jumlah 150-175 buah dengan bobot hampir 35 kg.
Dengan jarak tanam 3,5 x 3,5 meter, dalam satu hektar populasinya mencapai 900 batang dan bisa dipanen pada umur 13 bulan.
Temu teknis penyuluh sebagai bagian dari sistem LAKUSUSI (Latihan, Kunjungan dan Supervisi) yang diikuti oleh 20 orang personil yang berangkat dengan Bus Sanjung dari Kecamatan IV Nagari ke Kabupaten Solok tentunya merupakan wujud dari supporting agar masyarakat di Kecamatan IV Nagari mau dan mampu mengembangkan Pisang Kepok Tanjung dalam rangka diversifikasi pangan serta peningkatan perekonomian.
Sekaligus temu teknis ini juga mencuri ilmu sebetulnya dari seorang Pak Anjung yang telah bergelut selaku penangkar tanaman buah yang berdedikasi baik sehingga dipercaya oleh pemerintah.
Kita membutuhkan juga kelompoktani penangkar yang taat aturan dan berdedikasi baik, tidak hanya pada komoditas pisang tapi keseluruhan komoditas unggulan lainnya juga, apalagi Kementerian Pertanian telah mencanangkan “Kampung Buah” dengan OVIV (One Village One Variety).
Penulis adalah Penyuluh Pertanian Muda di Kabupaten Sijunjung.