Catatan: Haswandi Heru Suardi (Dekralator)
Anies Rasyid Baswedan, Seorang pemimpin yang cerdas, selalu membuat kebijakan berdasarkan sebuah narasi intelektual yang mendalam. Narasi yang lahir dari pemikiran dan perenungan itu kemudian ia tuangkan dalam bentuk kebijakan, yaitu kebijakan yang berpihak kepada kepentingan rakyat kecil, yang selalu menghadirkan keadilan dan pemerataan.
Menyimak rekam jejak Anies di berbagai posisi dalam amanah yang diembannya, terutama sejak menjadi Gubernur DKI, banyak sikap pemihakan terhadap kepentingan rakyat kecil yang sangat jelas dan tegas diperlihatkan Anies. Dalam setiap persoalan persoalan rakyat kecil, Anies memiliki empati yang dalam terhadap mereka. Banyak kebijakan yang jelas keberpihakannya yang diperlihatkan, seperti dalam menghadapi persoalan pedagang kaki lima, kampung Aquarium, atau mereka yang tinggal di sepanjang Ciliwung dan juga dalam menghadapi masalah pendidikan. Kebijakan terhadap pedagang kali lima misalnya, seperti yang dialami oleh orang Minangkabau yang berada di Jakarta, mereka merasa sangat terbantu dengan kebijakan Anies. Sebagai etnis perantau dan pedagang, orang Minangkabau yang berada di Jakarta tentu banyak sekali yang menjadi pedagang kaki Lima. Anies Baswedan tidak mengusur mereka, tetapi menata mereka untuk bisa berjualan dengan baik, tertib dan nyaman. Anugerah Luar biasa mendapatkan pemimpin seperti Anies Baswedan.
Mengacu pada kasus kampung aquarium yang menyangkut kehidupan Rakyat Miskin Kota (RMK), narasi yang dibangun Anies Baswedan adalah membangun, bukan menggusur, tetapi menata. Rasa syukur mendalam dirasakan rakyat kecil yang tidak berdaya itu, ketika mereka dibuatkan rumah susun oleh Anies Baswedan.
Terobosan luar biasa Anies lainnya adalah kerja sama dengan petani di Cilacap dan Ngawi. Pemikiran ini sungguh sebuah pemikiran kerakyatan dari seorang Anies Baswedan. Anies tidak mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta, akan tetapi Anies bekerjasama dengan bangsanya sendiri seperti petani di Cilacap, Jawa Tengah dan Ngawi, Jawa Timur. Sebuah kerjasama yang saling menguntungkan. Warga Jakarta dapat jaminan ketersediaan beras untuk kebutuhan mereka, dan petani dapat jaminan bahwa hasil panen mereka terserap dengan kepastian harga yang bagus, sehingga tentu saja dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Bagi urang awak yang bekerja di sektor pertanian, tentu sangat berharap, Anies dapat bekerja sama dengan petani-petani di Sumatera Barat dengan komoditi hasil pertanian seperti bareh Solok nan ternama, hasil sayur-sayuran, bawang, kol, kentang dan cabe di Alahan Panjang dan Agam, sehingga para petani urang awak dapat pula menikmati harga yang baik dan peningkatan kesejahteraan petani.
Kita selalu ingat perhatian Anies terhadap komunitas rakyat terpencil. Dengan program Indonesia Mengajarnya, Anies mengirimkan ribuan lulusan terbaik universitas ternama di Indonesia setiap tahunnya ke daerah-daerah terpencil untuk mengajar, mendidik dan memberi motivasi kepada masyarakat untuk bisa maju dan mengejar ketertinggalan mereka.
Dari semuanya itu, menariknya, narasi yang dibangun Anies sebelum mengerjakan sebuah kebijakan merupakan narasi intelektual yang mendalam. Anies bekerja bukan dengan otot, tetapi dengan otak, dengan kecerdasan yang dimilikinya. Dengan konsep naturalisasi dalam pengendalian banjir, maka air harus dialirkan ke tempat yang rendah, maka muncullah salah satu konsep yaitu sumur resapan. Hasil yang didapatkan sungguh luar biasa. Banjir yang melanda Jakarta sejak zaman Kolonial Belanda, maka sejak dipimpin Anies Baswedan lenyap dari bumi Jakarta.
Tentu saja, kita tidak bisa melupakan program besar yang dijalankan Anies seperti pengendalian sampah dan sinergi transportasi di DKI serta stadium megah, Jakarta Internasitonal Stadium, yang akan menjadi kebanggaan rakyat Indonesia.
Kami urang awak berdoa, dan bekerja untuk kesuksesan Anies agar dapat memimpin bumi Nusantara. Semoga Allah SWT memberi ridho dan kesempatan kepada Anies Baswedan untuk memimpin republik ini. AAMIIN AAMIIN AAMIIN YA ROBBAL ALAMIN. (**)