STBM, Strategi Capai Target Universal Akses Air Minum dan Sanitasi

Dinas Kesehatan Kota Solok mengadakan orientasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) selama tiga hari (02 – 04 November 2021) dengan melibatkan sanitarian, Kader Kesling, Pustu, Poskeskel TP-PKK Kelurahan, Ketua RW se-Kota Solok.

Pembukaan orientasi ini dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Ardinal, M.KM dan Kepala Seksi Kesling Kesja OR, Despa Wildawati, M.KM beserta staf selaku penyelenggara kegiatan.

“Ketersediaan air bersih dan sanitasi sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat masih menjadi problematika klasik di negeri ini yang belum dapat terselesaikan hingga saat ini dalam upaya mewujudkan Indonesia Sehat,” kata Kadis Kesehatan dalam sambutannya, di ruang pertemuan D’Relazion.

Bacaan Lainnya

Kedua aspek tersebut memiliki keterkaitan dan membentuk karakteristik lingkungan hidup dalam kawasan permukiman. Kondisi sanitasi yang buruk juga dapat menjadi pemicu pencemaran air dan penyebaran wabah penyakit, seperti diare dan malaria. Oleh karenanya, target penyelesaian permasalahan tersebut tertuang pada tujuan keenam dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, yaitu menjamin ketersediaan dan manajemen air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

STBM menjadi strategi utama yang saat ini sedang dijalankan dengan sebuah target yaitu sanitasi yang aman bagi seluruh masyarakat. Luaran dari STBM adalah status desa di seluruh Indonesia menjadi ODF (Open Defecation Free) atau tidak ada lagi masyarakat yang melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan).

Maka dari itu, dalam upaya menurunkan angka stunting serta pencegahan Covid-19 dan mencapai target universal akses air minum dan sanitasi, perlu kolaborasi dan integrasi antara program air minum, sanitasi dan gizi. Kolaborasi ini memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengelola kegiatan terkait STBM dan stunting yang tersebar merata di seluruh Indonesia.

“Untuk pencegahan terjadinya stunting di Kota Solok diperlukan STBM berkelanjutan mengingat akses jamban Kota Solok sudah 100% dan untuk menjadi stabilitas program STBM ini diperlukan dukungan lintas program, lintas sektor serta partisipasi masyarakat,” tutupnya.

(gra)

Pos terkait