Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan salah satu dari 4 kabupaten/kota yang menjadi Pilot Project Program Sekolah Penggerak di Sumatera Barat.
Program Sekolah Penggerak merupakan upaya untuk mensukseskan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim meluncurkan program sekolah penggerak ini pada 1 Februari 2021. Program ini didesain sebagai katalis perbaikan mutu pendidikan di Indonesia.
Dalam laporannya, Ketua LPMP Provinsi Sumbar, Moh Sofian Asmirza mengatakan, kegiatan ini diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan, baik dari unsur sekolah, orang tua murid, dinas terkait, pengawas dan pelatih ahli serta lainnya.
Dikatakan, kegiatan ini merupakan program Kemendikbud, yang bertujuan untuk melihat perkembangan sekolah penggerak dan merumuskan konsep sekolah di masa depan.
“Selain itu, juga untuk merefleksikan capaian sekolah penggerak, merencanakan komitmen peningkatan kualitas pendidikan serta memperkuat sinergitas antar semua stakeholder di Kabupaten Lima Puluh Kota,” jelasnya.
“Program pendidikan merupakan program utama bangsa. Program pendidikan merupakan seluruh Ibu dari program yang kita laksanakan demi memajukan bangsa Indonesia. Tanpa program pendidikan negara ini akan semakin lemah dan semakin sulit. Dengan pendidikan yang kuat akan berbanding lurus dengan kuatnya negara kita,” berikut sambutan yang disampaikan Agung Laksono dalam acara Forum Pemangku Kepentingan Daerah Program Sekolah Penggerak yang diadakan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat di sela kunjungan ke Lima Puluh Kota pada Selasa (16/11).
Bertempat di Gedung Hotel Mangkuto Payakumbuh, Agung Laksono yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden bersama rombongan disambut hangat oleh Bupati lima Puluh Kota Safari Dt. Bandaro Rajo beserta rombongan Forkopimda lainnya.
Agung Laksono menambahkan bahwa berdasarkan data yang saya terima. Beberapa tahun ini, Indonesia mengalami bonus demografi, dalam istilah United Nations Population Fund (UNFPA) menyatakan demografi adalah potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, dimana proporsi usia kerja (15-65 tahun) lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja (0-14 tahun dan >65 tahun). Dengan program sekolah penggerak ini diharapkan Indonesia bisa mencapai merdeka belajar.
“Semoga dengan diadakannya forum ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah duduk bersama untuk kepentingan masyarakat Lima Puluh agar menjadi role model pendidikan di Sumatera Barat,” tutup Agung Laksono.
Pada kesempatan sama, Bupati Safaruddin yang membuka forum sekolah penggerak menyampaikan selamat datang kepada Bapak Dewan Pertimbangan Presiden, Agung Laksono yang berkunjung ke Lima Puluh Kota. Bupati Safaruddin juga menyampaikan rasa bangga terhadap Bapak-Ibu yang berperan langsung terhadap pelaksanaan sekolah penggerak.
“Sekolah penggerak nantinya akan menjadi pendorong bagi sekolah lain yang ada Lima Puluh Kota. Nantinya diharapkan dapat melakukan perubahan secara terus-menerus dan bertransformasi menjadi sekolah yang mencetak profil Pelajar Pancasila,” tambah Bupati Safaruddin.
Bupati Safaruddin juga memberikan arahan kepada para peserta yang berada di ruangan agar memiliki rasa tanggung jawab dan amanah untuk meningkatkan kompetensi dan mutu pembelajaran di Kabupaten Lima Puluh Kota. Dengan forum ini para peserta menjadi motor penggerak kemajuan pendidikan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
(ton)