Proyek Pengendalian Banjir Batang Sumpur Nagari Jambak, Kecamatan Lubuk Sikaping, kembali menuai tanya. Masyarakat memprediksi, jika selesainya nanti, proyek itu tidak bakal berumur panjang alias cepat rubuh dan akan jadi proyek mubazir.
Kekhawatiran muncul, lantaran sejumlah segmen pasangan batu pada proyek sepanjang 1.600 meter itu, sama sekali tidak diperkuat dengan koporan (tapak cor-an rangka besi). Artinya, pasangan batu langsung terpasang di atas dasar sungai, yang galian pondasinya juga sangat dangkal.
“Aliran air batang sumpur sering meluap disaat musim hujan, jika pasangan batunya tidak pakai koporan, akan cepat tumbang tembok pengaman sungai ini,” tutur Ipan, salah seorang warga Nagari Jambak, khawatir.
Keterangan seorang kepala tukang di proyek yang dibiayai APBN pusat melalui PPK Sungai dan Pantai I SNVT Provinsi Sumatera Barat itu, bahwa sejumlah segmen pasangan batu yang dikerjakannya, tidak satu pun menggunakan rangka besi pada koporannya.
“Saya hanya mengerjakan apa yang diperintahkan oleh pihak kontraktor PT. Bunda,” tutur Pak Tukang.
Dari investigasi wartawan di lapangan, terlihat juga keanehan lainnya di proyek senilai Rp. 12.329.678.000,- tersebut.
Physik pekerjaan berupa pasangan batu, dengan material dominan batu, kerikil dan pasir, namun tidak pernah truk pengangkut pasir dan batu mengantarkan material ke lokasi, kecuali semen dan besi, serta minyak solar untuk alat berat.
“Dari awal proyek tidak pernah batu dan pasir diantar ke lokasi, semua diambil dari sungai ini,” sebut warga Jambak.
Banyak pihak memprediksi, proyek Batang Sumpur ini akan meraup untung besar, karena batu, pasir dan kerikil sebagai bahan utama proyek, tersedia melimpah di lokasi.
Saat ini muncul dugaan, proyek ‘Mega Masalah’, yang diprediksi tidak akan selesai sebagaimana kontrak kerja antara kontraktor PT. Bunda dengan PPK Sungai dan Pantai I SNVT Provinsi Sumatera Barat.
Informasi yang dihimpun di lapangan, proyek Batang Sumpur itu baru efektif dikerjakan mulai 15 hari pasca lebaran idul fitri, atau sejak pertengahan Juni 2021. Padahal tanggal kontrak dimulai 17 Maret 2021, atau 270 hari kalender.
Sementara, disisa waktu yang tinggal hanya 60-an hari, bobot pekerjaan baru mencapai diatas 30-an persen.
Mengingat segudang persoalan yang terkondisi di proyek Batang Sumpur Nagari Jambak, wajar muncul pertanyaan apakah proyek ini akan selesai hingga tenggat waktu PHO Desember 2021, dan dari physik yang siap, apakah bisa bertahan lama ?
(FPR)