Malang tak dapat dihindari mungkin kata ini bisa mewakili perasaan orang tua seorang pelajar di Bukittinggi yang jadi korban pencabulan oleh seorang pemuda berinisial F (22) tahun.
Kejadian berawal ketika korban hendak pergi ke sekolah dan sedang menunggu angkutan umum namun tak kunjung datang akhirnya pelaku yang melihat korban mencoba menawarkan jasanya untuk mengantar korban ke sekolah,
tetapi naas korban bukanya diantar ke sekolah malah dibawa pelaku ke sebuah penginapan di Kota Bukittinggi.
Sebelum korban diajak ke penginapan korban sempat diajak membeli pakaian terlebih dahulu oleh pelaku lalu korban dibawa ke sebuah penginapan dan sempat di sekap paksa.
Antara korban dan pelaku ternyata sebelumnya juga telah saling mengenal lewat media sosial.
Ketika tersangka dan korban dipertemukan di daerah Pulai Anak Air, korban menceritakan kronologis kejadian ia hilang dari rumah sejak Kamis,” ujarnya.
Korban menjelaskan bahwa ia berkenalan dengan pelaku melalui medsos dan diajak untuk di antar ke sekolahnya namun malah dibawa ke sebuah penginapan di Kota Bukittinggi.
Menurut pengakuan korban, ia telah diperkosa beberapa kali di dalam sebuah penginapan lalu di sekap, keluarga korban yang mendengar penyataan tersebut sangat tidak terima dan mengamuk hingga nyaris menghakimi pelaku.
Situasi yang tidak memungkinkan malam itu karna banyaknya warga yang telah berkumpul akhirnya polisi datang dan mengamankan pelaku dan segera membwanya ke Polres Bukittinggi sebelum terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Babinkamtibmas Aipda Roni yang ikut mengamankan tersangka dari amukan massa menyampaikan bahwa ia mendapatkan informasi dari warga yang kehilangan salah seorang anggota keluarganya dan mencurigai pelaku yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang nasi goreng di Simpang Yarsi Bukittinggi.
Kini Kasus tersebut telah ditangani oleh Unit PPA Satuan Reskrim Polres Bukittinggi.
JA
