Sumatera Barat merupakan daerah yang kaya akan tradisi seni dan budaya. Kesenian daerah yang tergolong menarik dan unik, merupakan aset yang perlu dilestarikan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi Datuak Marajo membuka Festival Pekan Budaya Daerah (PKD) 2021 yang diselenggarakan di Taman Budaya, Jumat (01/10/2021).
“Harus diakui modernisasi telah mengantarkan bangsa ini menjadi lebih maju dari sebelumnya, baik itu dari segi manfaat teknologi, pemikiran, atau budaya kerja,” sambutnya.
Namun tidak dipungkiri westernisasi telah menempatkan masyarakat untuk mengadopsi dan dalam pengaruh budaya barat, seperti gaya hidup, gaya makan dan pakaian, bahasa dan alfabet, agama dan filsafat, bahkan sampai pada nilai–nilai kehidupan.
“Bisa kita lihat di era digital yang telah lahir sebuah generasi yang bernama milenial dan gen zi (generasi z) dengan segala karakteristiknya. Seperti ingin serba instan, berpikir pragmatis, kurang sopan santun, dan permisif terhadap kultur barat,” ungkapnya.
Budaya yang mengutamakan sopan santun dan menghormati, kebersamaan dan gotong royong, rendah hati dan sederhana. Budaya adalah benteng moral bangsa. Dia mewakili identitas bangsa, sedangkan penjaganya adalah para pelaku budaya.
“Kita semua patut berbangga dengan diselenggarakannya PKD Sumbar Tahun 2021, merupakan momen pengingat bagi generasi muda kita akan budaya dan nilai-nilai luhur yang ada di daerah kita,” kata Mahyeldi.
Disisi lain, Gubernur menyampaikan kegiatan Festival PKD ini merupakan upaya strategis dalam mengangkat dan menggali potensi budaya yang ada di Sumbar beserta upaya merawat ingatan tentang eksistensi Kebudayaan lintas generasi dan lintas etnis yang ada di Sumbar melalui tangan-tangan kreatif para seniman.
Gubernur Mahyeldi berharap melalui kegiatan PKD ini dapat memberikan dampak positif bagi para seniman dan budayawan yang terlibat, hal sejalan dengan tema peringatan Hari Jadi Sumatera Barat, yaitu, tema “Dengan Semangat Hari Jadi Sumatera Barat ke-76, Kita Wujudkan Sumatera Barat Madani melalui Peningkatan Ekonomi Masyarakat dalam Menghadapi pandemi Covid-19”.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti mengatakan PKD
Sumbar terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2012, sempat vakum selama 8 (delapan) tahun.
“Alhamdulillah atas dukungan semua pihak pada tahun ini bisa kita gelar kembali,” ucap Ranti.
Selanjutnya ia menyampaikan PKD Sumbar Tahun 2021 dilaksanakan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 1 s/d 5 Oktober 2021, berlokasi di Taman Budaya dan Museum Adityawarman, dengan tagline “merawat ingatan”, melaksanakan beberapa bentuk kegiatan, yaitu :
- Pameran, terdiri dari Karya Instalasi, Jalur Rempah dan Kuliner
- Pagelaran, terdiri dari Seni Kontemporer, Seni Multikultur/Etnis dan Musik lokal
- Diskusi Kelompok Terarah (FGD), tentang Permainan.
Karya-karya yang dihadirkan tentu merupakan karya yang memiliki nilai-nilai luhur dan kualitas estetik yang tinggi dalam visual maupun tafsiran makna, yang akan memberikan andil dan kontribusi terhadap perkembangan kebudayaan di Sumatera Barat.
Selain itu dalam PKD juga dilaksanakan vaksinasi Covid-19 gratis massal secara gratis. “Kegiatan ini merupakan upaya Dinas Kebudayaan Sumbar dalam mendukung percepatan penyuntikan vaksin Covid-19 di Indonesia, khususnya di Sumbar,” tukasnya.
Kegiatan ini juga merupakan bagian upaya merawat ingatan tentang segala potensi kesejarahan dan kearifan lokal yang multietnis sebagai upaya mewujudkan ketahanan budaya.
“Semoga peristiwa seni ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh komponen masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran akan aset Sumatera Barat lintas generasi.
Hadir dalam festival PKD tersebut, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan pada Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Yudi Wahyudin, Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Syaifullah Asad, Atase Pariwisata/Direktur Tourism Malaysia, Dwi Harjanto, Konsulat Jenderal Malaysia Wilayah Sumatera, Hishammuddin dan Kepala OPD di lingkup Pemprov Sumbar, serta para seniman Sumbar.
(Red/ADPIM SUMBAR)