Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terus melakukan berbagai langkah dan upaya untuk menekan angka pengangguran di Kota Padang Panjang. Mulai dari menggelar berbagai pelatihan kerja, hingga berkolaborasi dengan berbagai pihak.
“Salah satu langkah konkret dalam mengatasi pengangguran adalah peningkatan kemandirian masyarakat. Untuk peningkatan kemandirian ini, adanya stimulus kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan-pelatihan,” kata Kepala DPMPTSP, Ewasoska, SH, Senin (4/10).
Diterangkannya, Pelatihan yang dilakukan seperti pelatihan soft skill seperti kemampuan berbahasa asing dan pelatihan teknis lainnya.
“Mutu tenaga kerja yang baik, akan memberikan peluang kepada peningkatan produktivitas sehingga mempengaruhi capaian pembangunan daerah,” ulasnya.
Ditambahkannya, pada perubahan APBD 2021 ini ada peningkatan anggaran pada program penempatan tenaga kerja. Semula Rp 113.356.000 menjadi Rp 223.834.000. “Kemudian pada program pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja, juga mengalami kenaikan dari semula Rp 121.957.000 menjadi Rp 378.716.900,” ungkapnya.
Kepala Bidang Penanaman Modal dan Ketenagakerjaan DPMPTSP, Mardi Suntami, SE menambahkan, tahun 2021 ini sebanyak 168 orang pencari kerja sudah difasilitasi untuk mengikuti berbagai pelatihan. Di antaranya pelatihan operator alat berat.
“Sebanyak 16 orang peserta mengikuti pelatihan ke Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh. Awal tahun 2021 ini sudah berjalan dan Oktober ini kita kirim tahap dua. Ini akan berlanjut pada tahun berikutnya,” sebutnya.
Ditambahkan Mardi, selain itu pihaknya juga memfasilitasi pencari kerja untuk mengikuti pelatihan pada Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi. Di antaranya pelatihan pariwisata, pengoperasian industrial manufacturing system serta teknisi embedded system (micro controller).
Di samping itu, bersama Pemerintah Provinsi, pihaknya juga menfasilitasi pelatihan bahasa asing. Peserta pelatihan yang telah menguasai bahasa asing dan pelatihan teknis tersebut, akan diikutkan dalam seleksi program kerja sama pengiriman tenaga terampil ke Jepang dan Korea.
“Dari peserta pelatihan ke Jepang, lima orang di antaranya sudah ada kontrak kerja di tahun 2020 lalu. Sementara tahun 2021 ini, tiga orang yang sudah mendapatkan kontrak kerja di sana,” jelasnya.
Selain itu, tambahnya lagi, pihaknya juga berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI mengadakan berbagai pelatihan berbasis kompetensi. Di antaranya pelatihan disain busana, operator bordir, food and beverage product, serta pelatihan autocad.
“Kita juga bekerja sama dengan BLK Padang Panjang. Tahun ini sekitar 108 orang telah mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan di BLK tersebut,” sampainya.
Atas upaya yang telah dilakukan DPMPTS tersebut, Pemko Padang Panjang berhasil mendapatkan beberapa penghargaan. Di antaranya dari BPJS Ketenagakerjaan, dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sebagai Kabupaten/Kota yang berkomitmen menganggarkan pelatihan dan sertifikasi kompetensi kerja bagi calon pekerja migran Indonesia tahun 2021 ini.
Saat ini sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat pada tahun 2020 tingkat pengangguran terbuka di Kota Padang Panjang berada diangka 7,22%. Penduduk usia kerja 37.840 orang. Angkatan kerja sebanyak 25.863 orang, bekerja sebanyak 24.739 orang dan menganggur sebanyak 1.124 orang. Sedangkan data pencari kerja di tahun 2020 sebanyak 239 orang.
(AL)