Oleh : Taufiq Lamsuhur
Sebuah kota di Polandia, tepatnya Lublin saat ini “terhubung” ke kota Vilnius di negara Lithuania melalui sebuah cermin besar bernama portal.
Melalui cermin dengan diameter sekitar 1 meter dan dilindungi oleh plat metal tersebut, siapa saja yang berdiri di depannya akan dapat menyaksikan orang yang pada saat bersamaan berdiri di depan cermin kota yang satunya.
Dengan kata lain, warga kota Lublin dapat setiap saat menyapa warga kota Vilnius dengan saling melihat melalui cermin yang dipasang di kedua kota tersebut.
Jarak kedua kota yang sekitar 606 km atau 376 mil ini, terasa semakin dekat dengan adanya cermin portal tersebut.
Posisi portal di Kota Lublin berada di salah satu sudut taman Kota (main square), sementara di Kota Vilnius portal dipasang di dekat stasiun kereta di tengah kota.
Beberapa gesture lucu dan menarik terlihat saat orang-orang berada di depan portal tersebut, karena memang layar kaca ini hanya menampilkan objek dan tidak ada suaranya alias bisu.
Ada orang yang bisa langsung connect dengan saling melambai pas berada di depan kaca. Ada yang seperti ragu-ragu untuk menyapa atau saling wait and see. Ada juga yang sangat bersemangat dengan bertingkah seolah-olah mengajak orang yang terlihat di kaca dan lalu mereka sama-sama kelihatan bingung atau malu-malu.
Ada macam-macam simbol yang digunakan untuk menarik perhatian orang di balik kaca, mulai dari lambaian tangan biasa hingga gerakan-gerakan tangan khusus seperti bentuk “love” atau “saranghaeyo” yang viral di kalangan anak muda.
Sebetulnya portal ini adalah sebuah layar monitor atau screen berbentuk lingkaran yang dirakit sedemikian rupa, dilengkapi dengan kamera dan teknologi wifi yang hidup 24 jam sehingga dapat menampilkan video utuh dari orang-orang yang berada di depannya.
Video itu lalu ditampilkan secara bersamaan di kota yang berbeda. Ide kreatif ini pertama kali dikembangkan oleh Vilnius Gediminas Technical University (Vilnius Tech) dan mendapatkan dukungan finansial dari Benediktas Gylys Foundation.
Ide awalnya adalah perlunya menghubungkan kembali dunia (baca manusia) ini yang telah terkotak-kotak atau terpisah akibat berbagai hal: politik, agama, tingkat sosial, suku bangsa, profesi, dll termasuk situasi pandemi Covid-19.
Melalui portal ini diharapkan muncul kembali ikatan pemersatu atau jembatan penghubung kelompok-kelompok (manusia) tersebut.
Proses penyelesaian proyek portal Lublin dan Vilnius ini ternyata memakan waktu yang panjang, hapir 5 tahun sejak inisiatif muncul.
Disamping aspek teknis dan teknologi, upaya mendapatkan sponsor dan meyakinkan birokrasi dan administrasi dari kedua negara juga bukan hal yang mudah. Akhirnya proyek portal ini diresmikan pada bulan Juli 2021.
Pilihan kota Lublin-Vilnius adalah atas dasar pembentukan Polish-Lithuanian Commonwealth yang ditandai dengan penandatangan the Union of Lublin Agreement pada 1 Juli 1569.
Proyek berikutnya akan menghubungkan Vilnius dengan Kota Reykjavik (Islandia) dan Vilnius dengan London (Inggris).
Ternyata kota Reykjavik terpilih karena Islandia merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Lithuania. Sementara terpilihnya London atas dasar adanya hubungan sejarah dan khusus antara Lithuania dan Inggris.
Kita tunggu realisasi dari proyek ini dan bukan tidak mungkin film “Stargate” betul-betul menjadi kenyataan dalam artian menghubungan manusia di satu tempat dengan manusia lainnya di tempat yang berbeda.
Penulis : Taufiq Lamsuhur. Kuasa Usaha Sementara KBRI Warsawa, Polandia. Ia juga kerap menjadi pengamat isu-isu sosial.