oleh : Adpi Gunawan, S.ST
“Kami telah berbuat sebelum yang lain memikirkan” demikian motto sebuah pabrik semen tertua di Indonesia. Ungkapan ini kiranya tak salah jika diberikan juga kepada usaha bubuk instan jahe merah yang beralamat di Jorong Bungo Pinang, Nagari Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung.
Bagaimana tidak, usaha bubuk instan jahe merah yang dirintis semenjak tahun 2019 ini di masa kepemimpinan Wali Nagari Muaro Bodi Defri Marjulis semakin disukai konsumen, terutama di masa pandemi Covid-19 yang mewabah semenjak Tahun 2020 lalu.
Dikunjungi pada Jum’at (17/09/2021) dikediamannya Muaro Bodi yang juga merupakan rumah industri produk olahan bubuk instan jahe merah, Efitati sang manajer Jahe Merah CR2, demikian merk dagangnya, mengatakan “jahe merah ini awalnya difasilitasi melalui dana nagari”.
Jahe merah ini di samping melayani pembeli langsung bisa juga diperoleh di mini market dan dipasarkan juga secara online melalui start up serta media sosial, demikian Efitati menambahkan.
Dikutip dari cybex.pertanian.go.id jahe merah (zingiber officinale var rubrum rhizoma) adalah tanaman herba tahunan yang tergolong famili zingiberaceaea, dengan daun berpasang-pasangan berbentuk pedang dan rimpang seperti tanduk, beraroma, dengan usia panen delapan sampai sepuluh bulan setelah tanam.
Bagian tanaman jahe merah yang paling banyak digunakan adalah bagian rimpangnya, hal ini didukung oleh bagian rimpang jahe merah yang banyak menyimpan kandungan senyawa alami dan mengandung gingerol, zingeron, soghaol, minyak atsiri dan oleoresin.
Minyak atsiri dalam rimpang jahe merah juga memiliki komponen senyawa lainnya yang terdiri dari zingerberin, kamfena, lemonin, zingeberen, zingiberal, asam organik, asam malat dan asam oksalat sehingga jahe merah digemari dan dimanfaatkan oleh banyak orang.
Usaha jahe merah ini juga dibimbing oleh Wali Nagari Muaro Bodi yang sekarang Hendri Yandi serta Penyuluh Pertanian Lapangan Pemiriza.
Munculnya pandemi Covid-19 membuat penjualan bubuk instan jahe merah kian meningkat karena jahe merah juga berfungsi guna menjaga imunitas (daya tahan) tubuh.
Mengenai bahan bakunya diperoleh dari pekarangan anggota Dasawisma dan KWT (Kelompok Wanita Tani) yang ada di Nagari Muaro Bodi dan ada juga yang didatangkan dari luar daerah sesuai kebutuhan.
“Berkat binaan dari Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kabupaten Sijunjung Ny. Riri Benny Dwifa sebagai ketua dan Ny. Dona Iraddatillah selaku wakil ketua, produksi bubuk instan jahe merah saat ini telah mencapai 60 kg/bulan” demikian Efitati menerangkan sembari tersenyum penuh optimis.
Di samping memproduksi aneka varian minuman jahe merah yang terdiri dari bubuk instan pakai gula maupun bubuk instan tanpa gula, sekarang usaha ini juga memiliki produk baru berupa cemilan “enting-enting jahe merah”.
Dan yang tak kalah pentingnya, sebagai sebuah produk pangan, usaha bubuk instan jahe merah ini telah memiliki P. IRT (Perizinan Industri Rumah Tangga) dan sedang melakukan pengurusan labelisasi dari BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan).
“Jika ada pertemuan, Ketua Dekranasda Kabupaten Sijunjung telah membiasakan minuman jahe merah sebagai hidangan, demikian pula di LP (Lembaga Pemasyarakatan) Dharmasraya, ke depan kita berharap jahe merah juga menjadi minuman di perhotelan maupun instansi pemerintah” ungkap Efitati penuh harap.
Sebagai usaha pertama yang bergerak di bidang bubuk instan jehe merah, tentu layak kita apresiasi usaha jahe merah yang telah menjadi inovasi daripada pemerintahan Nagari Muaro Bodi ini. Betapa banyak konsumen yang telah menikmati bubuk instan jahe merah ini sebagai minuman yang juga berfungsi untuk menjaga imunitas tubuh dimasa pandemi Covid-19 apalagi mengingat wabah Covid-19 belum berakhir.
Sejalan dengan peringatan potensi krisis pangan global yang dikeluarkan FAO (Food and Agriculture Organization) beberapa waktu, ketahanan pangan kini semakin menjadi lebih penting, sama pentingnya dengan menjaga tubuh agar tetap sehat.
Untuk itu kepada publik, tak terkecuali insan pertanian yang terdiri dari petani, pengambil kebijakan disektor pertanian maupun insan pertanian lainnya yang terdiri dari penyuluh, POPT, Pengawas Benih Tanaman, Pengawas Bibit Ternak, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Pengawas Mutu Pakan, Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Analis Pasar Hasil Pertanian serta Pemeriksa PVT alangkah baiknya untuk selalu menjaga daya tahan tubuh sebagai prasyarat utama peningkatan produktivitas pangan sebagai kebutuhan utama manusia.
(Penulis adalah Penyuluh Pertanian Muda)