Tiba-tiba para pengunjung Tambang Garam Wieliczka, Polandia tersentak oleh bunyi talempong di kedalaman 150 meter di bawah permukaan tanah.
Bunyi talempong tersebut rupanya dibawakan oleh Dawid Martin, Tomas dan Dennis saat mengiringi Tari Rantak Minangkabau yang dibawakan oleh Ibu Diyah Martin dalam acara pembukaan pameran foto UnderWater Indonesia yang merupakan kerja sama KBRI Warsawa dengan Pengelola Museum Tambang Garam Wieliczka.
Dawid Martin, Tomek, Dennis, dan Diyah Martin semuanya adalah alumni program Darmasiswa Indonesia.
Pameran menampilkan 20 buah foto bawah laut Indonesia yang diabadikan oleh Mr. Janusz Draminski dan Mrs. Alicja Draminski.
Pembukaan resmi pameran dilakukan oleh Kepala Perwakilan RI Sementara/KUAI RI untuk Polandia, Bapak Taufiq Lamsuhur dan oleh Wakil Presiden Tambang Garam Wieliczka, Mrs. Agnieska Wolanska, Minggu, 22 Agustus 2021, pukul 16.00 waktu setempat dan juga dihadiri secara khusus oleh Putri Pariwisata Indonesia 2020, Jihane Almeira Chedid.
Taufiq Lamsuhur dalam keterangan tertulis diterima Topsumbar.co.id, mengatakan hentakan-hentakan kaki Diyah Martin membuat tamu undangan terkesima dan bahkan tanpa sadar beberapa di antara mereka menirukan gerakan-gerakan tari yang hampir mirip dengan seni bela diri tersebut (martial arts).
“Gerakan penutup tari disambut oleh para pengunjung dengan tepuk tangan yang meriah dan gemuruh,” ujar Taufiq Lamsuhur menggambarkan sekilas situasi akhir dari acara pembukaan pameran foto keindahan bawah laut Indonesia (UnderWater Indonesia Photo Exhibition).
“Pameran ini sendiri akan berlangsung selama 3 minggu. Mulai tanggal 22 Agustus hingga tanggal 12 September 2021 di ruang Drosdowice III, yang terletak hampir 150 meter dibawah permukaan tanah, ” sambung Taufiq Lamsuhur.
Mengenai Tambang Bawah Tanah Wieliczka
Menurut keterangan dari KBRI Warsawa sebagamana diteruskan Bapak Taufiq Lamsuhur dan diterima Topsumbar.co.id, pemilihan lokasi pameran di tambang garam Wieliczka adalah karena nilai strategis tambang garam tersebut.
Disebutkan sebagai salah satu situs budaya di Polandia yang berada dibawah UNESCO Patronage sejak tahun 1978, Tambang Garam ini dikunjungi oleh hampir 2 juta pengunjung setiap tahunnya atau dengan kata lain sekitar 166 ribu perbulannya atau 41 ribu-an setiap minggunya.
Yang menarik bagi pengunjung adalah tour tambang garam itu sendiri, yang dimulai dengan menuruni sekitar 200 anak tangga ke bawah tanah dan lalu dilanjutkan dengan menyusuri jalan-jalan dalam bentuk labirin di kedalaman 100-150 meter.
Untuk menjaga sisi keamanan dan kenyamanan, maka para pengunjung akan dibagi, sekitar 20 orang per kelompoknya dan jarak waktu antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sekitar 30 menit.
Setiap kelompok secara acak akan dihitung anggotanya selama dalam perjalanan, baik oleh guide maupun oleh pihak security untuk memastikan tidak ada anggota yang tertinggal atau hilang atau kesasar.
Setelah turun dengan tangga manual hingga kedalaman 70-80 meter, para pengunjung dengan dipimpin oleh guide akan menyusuri lorong-lorong dan fasilitas-fasilitas yang ada secara satu arah.
Dalam proses perjalanan itu, para pengunjung dapat melihat spot pengambilan garam (sifatnya simulasi saja) untuk membayangkan bagaimana proses garam tersebut diambil dan dibawa ke atas (baca permukaan tanah).
Pengunjung juga akan melihat keindahan bawah tanah lainnya di tambang garam tersebut, seperti tempat ibadah (chapel), ruang-ruang pertemuan, ruang-ruang konser, dan beberapa ruang pameran, toko souvenir dan restauran.
Dan juga terdapat sebuah danau di dalam pertambangan ini, yang mirip dengan Laut Mati karena kandungan garam yang tinggi di airnya.
Bagi yang menyenangi seni lukisan dan pahat, mereka juga bisa menikmati karya-karya patung dan lukisan tiga dimensi yang ditata rapi dalam berbagai posisi.
Salah satu ruangan terbesar di saltmine adalah Ruang Kinga, yang merupakan venue terluas dan menjadi lokasi terakhir bagi para pengunjung normal.
Di Ruang Kinga ini, manajemen Saltmine juga menawarkan paket-paket khusus dalam bentuk pesta atau acara pernikahan dengan biaya yang relatif mahal. Paket paling murah sekitar 5.000 Pln atau sekitar USD 1.500 atau sekitar 30 juta rupiah (diluar biaya katering).
Bagian terakhir dari tur di Tambang Garam Wieliczka adalah melewati Ruang Kinga, toko souvenir dan restorant dan Ruang Pameran Drosdowice dan selanjutny pengunjung secara bertahap akan naik ke atas (permukaan tanah) dengan menggunakan elevator dimana terdapat 3 tingkat elevator dengan maksimum 10 orang penumpang di setiap elevatornya.
“Semoga kegiatan pameran UnderWater Indonesia dapat meningkatkan kerja sama sektor pariwisata,” ujar Taufiq Lamsuhur di akhir keterangan tertulisnya.
(AL)