Sejak Indonesia merdeka tahun 1945, belum diketahui pelaksanaan upacara bendera HUT RI sebagai peringatan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan secara adat Minangkabau khususnya di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Akan halnya upacara bendera HUT ke 76 RI yang dilaksanakan oleh Ninik Mamak Nagari Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Selasa, 17 Agustus 2021, dilangsungkan dengan adat Minangkabau.
Upacara dihadiri oleh perwakilan para Pemangku Adat Minangkabau dalam wilayah Langgam Nan Tujuh Lareh Koto Piliang.
Upacara bendera secara adat Koto Piliang dilaksanakan di Balerong Medan Bapaneh Gajah Tongga, dipimpin langsung oleh Tengku Irwansyah Angku Datuk Katumangguangan selaku Pucuk Bulek Alam Minangkabau yang bertindak sebagai pembina upacara dan Yasril Datuk Ampanglimo selaku inspektur upacara,
Keunikan prosesi upacara, di awali dengan acara adat Koto Piliang dan berbahasa Minangkabau, seperti petatah petitih adat, dilanjutkan pengibaran bendera merah putih, mengheningkan cipta, pembacaan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, pembacaan teks Pancasila.
Kemudian ikrar Cinta NKRI yang dibacakan langsung oleh J Datuk Parpatiah Nan Sabatang selaku Urek Tunggang Alam Minangkabau, kemudian ditutup doa oleh T.A Datuk Rajo Bangkeh yang juga sekretaris jenderal MPT MAAM.
Peserta sangat dibatasi oleh panitia pelaksana, dikarenakan menghormati surat edaran gubernur dan instruksi Polda Sumbar yang melarang melakukan kegiatan-kegiatan kebudayaan dan keramaian 17 an, seperti yang disampaikan Kasat Intel Polresta Solok, Iptu Jufrinaldi, SH kepada ketua panitia pelaksana Y Datuk Ampanglimo.
“Meskipun demikian tidak mengurangi makna intisari bersejarah ini,” ujar Y Datuk Ampanglimo.
Ketua KAN Taluak Haji Amran Datuk Rajo Lelo kepada awak media mengatakan kegiatan ini dapat menjadi contoh dan pertama dalam sejarah Indonesia Merdeka.
“Bisa terlaksananya kegiatan ini dengan sangat sederhana, berkat kerja sama masyarakat Kelurahan Laing dengan Limbago Mahkamah Adat Alam Minangkabau yang membina dan mengarahkan kami,” ujar Haji Amran.
Sementara itu, dalam pituah Pucuk Bulek Alam Minangkabau, Tengku Irwansyah Angku Datuk Katumangguangan menyampaikan terimakasih kepada masyarakat kaum adat Lareh Koto Piliang, khususnya nagari Taluak yang merupakan tapatan sipangka dalam adat silungkang Padang Sibusuak Gajah Tongga Piliang.
Ia juga mengingatkan tetap waspada menjaga prokes.
“Apabila ada yang terpapar corona, kalau tidak parah maka sebaiknya isolasi mandiri saja, daripada masuk rumah sakit sendiri dan sampai selesai tidak bisa ditemani,” ujar Tengku Irwansyah.
Pada intinya, sebut Tengku Irwansyah, upacara bendera secara adat ini merupakan penegasan bahwa Minangkabau cinta NKRI.
“Tidak ada lagi alasan untuk meragukan kecintaan masyarakat adat terhadap Indonesia, dimulai sejak perjuangan kemerdekaan, sampai kiamat yang Minangkabau tetap NKRI, dan sekarang sudah final,” tandas Tengku Irwansyah.
Sebagai warga negara, Urang Minang, imbuh Tengku Irwansyah sudah sangat banyak berkontribusi terhadap negara dan ikut berkompetisi di berbagai bidang.
(AL/rls)