Bupati Pesisir Selatan (Pessel), dengan diwakili Asisten II Setda, Mimi Riarty Zainul, bersama Pimpinan Bank Nagari Cabang Painan, Helfiyanrika, melakukan peluncuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Melawan Rentenir Diranah Minang (MaRanDang) di Kampung Gurun Panjang, Nagari Gurun Panjang, Kecamatan Bayang, Kamis (26/08).
Peluncuran ini ditandai dengan penyerahan secara simbolis pinjaman pembiayaan kepada anggota Kelompok Tani Peternak Cupak Manih, Gurun Panjang oleh Asisten II Mimi Riarty Zainul kepada ketua Kelompok Yuli Indrawandi.
Masing masing anggota kelompok mendapat luncuram dana sebesar Rp 10 juta yang akan dimanfaatkan untuk pengadaan sapi.
Ikut hadir pada kesempatan itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Efrianto, Kepala Dinas Pangan, Alfis Basyir, Camat Bayang, Ilham, dan Wali Nagari Ansukri Gunawan.
Asisten II Bupati Pessel, Mimi Riarty Zainul, dalam kesempatan itu berharap KUR MaRanDang dapat membebaskan masyarakat dari jeratan rentenir.
“Inovasi KUR MaRanDang yang diluncurkan hari ini pantas mendapat apresiasi karena dapat membantu peternak,” katanya.
Dia berharap agar masyarakat di daerah itu dapat memanfaatkan KUR MaRanDang yang sudah diluncurkan melalui kerja sama Bank Nagari tersebut.
“Sebab tujuan KUR MaRanDang ini memang untuk membantu masyarakat agar bisa bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19, tanpa harus berurusan dengan rentenir,” ujarnya.
Selain itu, kredit MaRanDang memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya, bunga rendah, tanpa cicilan pokok selama enam bulan, serta tidak mengharuskan pakai agunan.
Plafon anggaran yang dialokasikan oleh Bank Nagari Cabang Painan hingga Desember 2021 masih ada untuk 50 orang lagi, dengan total dana yang disediakan Rp 500 juta,” jelasnya.
Pimpinan Bank Nagari Cabang Painan, Helfiyanrika, dalam kesempatan itu menyampaikan, pihaknya menyediakan plafon anggaran untuk 50 orang peternak atau Rp 500 juta sampai Desember 2021.
“Saya berharap penyaluran KUR kepada Keltan Ternak Cupak Manih ini bisa menjadi contoh oleh masyarakat Pessel. Sebab bila ini berjalan dengan baik, maka besar kemungkinan bantuan atau pinjaman akan bisa terus ditingkatkan di masa datang,” katanya.
Harapan itu disampaikannya agar penyaluran KUR tersebut bisa terus berlanjut, pada kelompok-kelompok lainnya di Pessel.
“Saya berharap Keltan Ternak Cupak Manih ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya di Pessel dalam melakukan pengembangan usaha yang didanai melalui KUR ini,” ucapannya.
Ditambahkannya bahwa penyaluran KUR MaRanDang kepada Keltan Ternak Cupak Manih tersebut, merupakan perdana di Pessel.
“Penyaluran KUR MaRanDang ini akan kita lanjutkan kepada Keltan lainnya di daerah ini, bila calon si penerima memang memenuhi persyaratan,” ungkapnya.
Dijelaskan lagi bahwa di Keltan Cupak Manih itu terdapat sembilan orang anggota kelompok.
“Namun dari sembilan itu, hanya 6 orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan KUR tersebut. Mereka yang 6 orang itu sekarang memang tidak sedang menjalani pinjaman lain dari bank, serta juga terdata sebagai kolektibilitas lancar,” ucapnya.
Ditambahkan lagi bahwa dengan pinjaman Rp 10 juta itu, suku bunganya hanya 6 persen, atau Rp 50 ribu per bulan.
“Sebab tujuan KUR MaRanDang ini memang untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir, serta juga meningkatkan usaha di tengah pandemi Covid-19,” timpalnya
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pessel, Efrianto, menjelaskan bahwa peternakan merupakan ekonomi penyanggah oleh masyarakat di nagari itu.
“Melalui ekonomi penyanggah ini, diyakini kesejahteraan masyarakat bisa meningkat. Sebab potensi pengembangannya cukup besar, dan bisa dijadikan andalan,” katanya.
Dijelaskan juga bahwa saat ini populasi ternak sapi di Pessel sebanyak 85 ribu ekor.
“Kecamatan Bayang merupakan salah satu sentranya ternak sapi dan itik,” ujarnya.
Ketua Keltan Ternak Cupak Manih, Yuli Hendra Wadi, mengatakan saat menerima bantuan kredit KUR tersebut mengatakan bahwa pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Bank Nagari.
(R)