Entrepreneurship Mindset Generasi Muda, Upaya Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kota Solok

Angkatan muda yang memiliki daya saing diharapkan dapat menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini.

Dengan harapan yang sama, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal di Kota Solok, perlu dilakukan strategi meningkatkan daya saing generasi muda, salah satunya dengan cara mendorong generasi muda untuk berwirausaha (entrepreneurship) menciptakan nilai tambah.

Langkah awal untuk mewujudkannya, Pemko Solok melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan lembaga Sociopreneur Indonesia (SociopreneurID) mengadakan kegiatan webinar entrepreneurship dalam bentuk sharing session, Selasa (27/07).

Bacaan Lainnya

Kegiatan diskusi secara daring ini dihadiri dan dibuka oleh Wakil Wali Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra, terhubung dengan 100 orang lebih peserta dari berbagai latar belakang, terdiri dari pelaku usaha, mahasiswa, komunitas kreatif, pegiat pariwisata, akademisi perguruan tinggi dan lintas OPD di Kota Solok.

Sharing session ini dipandu oleh Heru Wijayanto (Operations Manager SociopreneurID) dengan dua sesi materi yang diberikan oleh Direktur Eksekutif SociopreneurID, Dessy Aliandrina, dan Donni Hadi Waluyo selaku Subject-matter Expert SociopreneurID mengakat tema Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal Melalui Entrepreneurshi.

Mengawali acara, Wawako Ramadhani menyatakan bahwa pembangunan SDM yang berdaya saing tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah daerah, perlu kolaborasi dengan semua pihak.

Wawako sangat menyambut baik program pendidikan entrepreneurship yang digiatkan SociopreneurID melalui serangkaian kegiatan development nantinya itu.

Ramadhani juga memberikan apresiasi dan dukungan penuhnya kepada Dinas Kominfo yang telah menggagas dan memfasilitasi kerjasama dengan SociopreneurID.

Sebagai leading sektor urusan teknologi informasi, ia mengharapkan SDM dan infrastruktur yang dimiliki Dinas Kominfo mampu menjembatani proses pembangunan ekosistem entrepreneurship di era digitalisasi.

“Bisnis masa depan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital yang terus berinovasi, generasi muda era sekarang harus mampu menyiapkan kompetensi, membangun jaringan wirausaha sehingga melahirkan mindset berwirausaha,” pungkas Wawako dari E-Gov Monitoring Room, Balai Kota Solok.

Selaku pemateri pertama, Dessy Aliandrina memulai sharing session ini dengan penjelasan konsep entrepreneurial yang akan membentuk kepribadian entrepreneur, yaitu wirausahawan akan selalu siap menghadapi perubahan dan ketidakpastian, mengembangkan kreativitas, membangun kolaborasi, menjadi pembelajar sepanjang hayat serta membangun kegigihan dan daya juang.

“Banyak orang bermimpi menjadi pengusaha namun tidak mampu mewujudkan mimpinya, karena tidak memiliki kepribadian entrepreneur. Generasi muda berjiwa wirausaha dapat memulai bisnis baru yang berbeda dengan yang telah ada,” ungkapnya.

Dessy menegaskan, modal usaha bukan hanya finansial, entrepreneurship capital adalah kuncinya, memulai bisnis di zaman sekarang banyak peluang untuk mengakses modal, asalkan punya konsep usaha jelas dan calon pengusaha punya kapabilitas sebagai pribadi entrepreneur untuk bersaing di dunia usaha.

Ia mencontohkan, penciptaan daya saing dapat dilakukan dengan mentransformasi sumberdaya yang ada di sekitar menjadi sesuatu yang bernilai (sumberdaya ekonomi, sosial dan budaya).

Selain itu Dessy mengatakan, entrepreneurship skill juga harus terintegrasi dengan peningkatan kondisi entrepreneurial oleh pemerintah daerah melalui bantuan aksesibilitas, fasilitas, regulasi dan dukungan sosial-kultural ekosistem.

“Kebaruan akan menghasilkan daya saing, produk atau layanan yang berdaya saing akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal,” ujar Doktor lulusan Lincoln University, New Zealand ini.

Lebih lanjut, Dessy menampilkan data the world most entrepreneur country 2021, data yang rilis bulan April lalu itu, posisi Indonesia berada di peringkat 45 dunia, masih berada di bawah Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand yang menandakan masih rendahnya ekosistem entrepreneurship di Indonesia. Untuk itu, saat ini perlu dilakukan akselerasi dan kolaborasi pengembangan ekosistem entrepreneurship.

“Kolaborasi multi stakeholder sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi lokal di Indonesia, salah satunya dengan mendorong pertumbuhan kewirausahaan sosial melalui inovasi sosial dan pendidikan kewirausahaan serta youth development sehingga akan lahir sociopreneur yang kreatif, inovatif, dan memiliki kepedulian terhadap masyarakat, seperti yang kami rintis melalui gerakan SociopreneurID ini,” pungkasnya.

Pada sesi sharing session kedua, Donni Hadi Waluyo membagikan pengalaman best practice dan kisah sukses inovasi para sociopreneur dalam lingkup nasional maupun internasional. Donni menekankan, kondisi keterbatasan adalah salah satu pemicu inovasi yang terbaik dan perangkap rutinitas merupakan hambatan terbesar dari inovasi.

Acara sharing session ini berakhir setelah sesi tanya jawab seputar sociopreneur dan pembangunan ekonomi lokal terkhusus di Kota Solok.

Sementara itu, selaku fasilitator kegiatan ini, Dinas Kominfo Kota Solok telah merintis kerjasama dengan SociopreneurID melalui program empathy project yang menurut rencana akan dilaksanakan di Kota Solok pada tahun 2022 mendatang.

“Kegiatan sharing session kewirausahaan ini adalah langkah awal kerjasama Pemko Solok dengan SociopreneurID untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang konsep sociopreneur, sebelum dilaksanakan empathy project di Kota Solok,” kata Lusya Adelina, Sekretaris Dinas Kominfo Kota Solok seusai kegiatan.

Lusya mengungkapkan, empathy project yang dilaksanakan oleh sociopreneurID ini nantinya akan memfasilitasi UMKM, pelaku usaha pariwisata, ekonomi kreatif serta anak-anak muda kreatif agar dapat berkolaborasi dan terhubung dengan jaringan ABGS (Akademisi, Business, Government, dan Society), program inkubasi dan pendidikan kewirausahaan serta meningkatkan literasi dan pengembangan keterampilan dengan menyebarkan perpustakaan mikro.

Semua kegiatan tersebut, lanjut Lusya, akan dibantu oleh volunteer yang berkompeten di bidangnya bekerjasama dengan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, Dinas Pariwisata, Balitbang dan Dinas Kominfo Kota Solok.

(gra)

Pos terkait