Saat ini Sumatera Barat memiliki 11 Geological Park (geopark) yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota. Namun, baru 3 (tiga) geopark yang diakui secara nasional yaitu, Silokek, Ngarai Sianok dan geopark Sawahlunto yang juga telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah saat Rapat Danau Singkarak menjadi Geopark Nasional, di Ruang Rapat Istana Gubernuran, Minggu (27/06/2021).
“Tentu sisa akan kita usahakan masuk dalam Geopark Nasional. Seperti Danau Singkarak, Maninjau dan lainnya akan kita persiapkan pengurusan untuk diajukan ke nasional,” kata Mahyeldi.
Selain itu geopark yang diakui nasional juga akan terus ditingkatkan dengan diajukan agar diakui secara internasional.
Potensi geopark di Sumatera Barat menjadi Geopark Nasional cukup besar, karena letaknya di sentral patahan Sumatera, kita memproyeksikannya menjadi inti dari Geopark Ranah Minang.
“Kita harus membuat langkah-langkah yang tepat dan sinergi dengan kabupaten kota untuk menjadikan usulan Geopark Internasional nantinya,” ucapnya.
Gubernur Mahyeldi mengungkapkan, sebagai tindak lanjut nanti akan dibentuk badan pengelolaannya, sekaligus juga operasionalnya dengan Kabupaten dan Kota di Sumbar yang memiliki geoparknya.
Termasuk dua geopark yang akan dijukan menjadi geoprak dunia atau Unesco Global Geopark (UGG). Geopark itu masing-masing Ngarai Sianok dan Singkarak.
“Intinya Kita akan menjadikan Danau Singkarak Geopark Dunia yang diakui oleh UNESCO. Dengan demikian, akan ada branding terhadap Geopark Singkarak di level internasional. Sehingga, potensi meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara lebih besar,” ungkap Mahyeldi.
Senada dengan Kepala Balitbang Provinsi Sumatera Barat, Dr. Reti Wafda yang mengatakan, perlu langkah-langkah percepatan dengan mengurus izin menuju UNESCO Global Geopark (UGG), kondisi Sumbar saat ini sudah memiliki 3 berstatus Geopark Nasional. Maka dari itu, perlu pengurusan izin dari Nasional terlebih dahulu.
“Karena memang syaratnya harus nasional dulu. Nah salah satu sisi kira harus mempunyai tema yang kuat secara geologi yang betul-betul bisa bersaing secara internasional,” ucap Reti.
Reti mengungkapkan, bahwa rapat ini merupakan hasil dari tindak lanjut dari kunjungannya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang membicarakan tentang Geopark Ranah Minang dan juga Geopark Singkarak yang memberikan masukan-masukan terhadap geopark yang ada di Sumbar.
“Karena memang geopark masuk dalam Kemenko Marves. Makanya Kemenko Marves siap memfasilitasi dengan kementerian terkait, termasuk dengan komite penetapan geopark di pusat, dengan catatan kita sudah siap semua persyaratan yang mereka ajukan,” terangnya.
Kemenko Marves menilai sejauh mana kesiapan Sumbar, mulai dari kelembagaan, siap dengan dokumen-dokumen terkait dengan titik-titik koordinat nya yang mana batasan kawasan wilayahnya.
“Batasan kawasan itu telah kita sampaikan artinya di awal kita coba mengusulkan 11 yang kita jadikan masuk ke dalam UNESCO tapi sepertinya di tahap awal kalau 11 itu, baru 3 yang masuk nasional. Artinya terlalu berat dan itu terlalu butuh waktu yang lama,” sebutnya.
Dalam pertemuan dengan Kemenko Marves, Kepala Balitbang juga mengusulkan untuk memperkecil sekopnya yaitu Ngarai Sianok dan Danau Singkarak. Kedepannya baru akan perluas menjadi 11 geopark.
“Yang terpenting lembaga pengelolaan geopark ini harus sudah bisa berjalan selama 6 bulan. Makanya mulai sekarang kita harus sudah membentuk badan pengelolaan itu, baik dari tingkat kabupaten maupun dari komite pengelolaan berada di provinsi,” sebutnya.
Pemprov Sumbar saat ini tengah berusaha untuk siapkan Singkarak dan Ngarai Sianok menjadi Geopark Dunia. Sehingga, danau yang terbentang di Kabupaten Solok dan Tanah Datar tersebut, terlindungi sebagai warisan geologi dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Sementara itu, Ketua Tim Persiapan Geopark Ranah Minang menjadi UGG, Dr. Febrin mengatakan untuk dapat menjadikan geopark dunia memang perlu langkah-langkah percepatan karena biasanya untuk bisa menyandang status itu geopark harus jadi geopark nasional dulu.
“Kita juga harus punya tema yang kuat secara geologi untuk bersaing secara internasional. Kita memiliki tema itu yaitu Patahan Sumatera,” ulasnya.
Geopark di Patahan Sumatera itu sebenarnya cukup banyak yang berada dalam satu garis mulai dari Sianok, Singkarak, Danau Diatas dan Danau Dibawah, Suliti Solok Selatan hingga geopark di Pasaman. Namun, kalau disiapkan seluruhnya akan sangat berat kerja yang harus dilakukan.
“Oleh sebab itu ada kemungkinan akan diambil dua geopark sebagai langkah awal yaitu Sianok dan Singkarak. Tetapi untuk jangka panjang, semua akan diajukan karena memiliki potensi yang sama,” tuturnya.
Ditambahkannya, persiapan yang harus dilakukan karena geopark basisnya adalah masyarakat sementara objeknya geologi, biologi dan budaya. Kemudian cara pengelolaannya juga ada tiga diantaranya melalui konservasi, edukasi dan sumber daya ekonomi lokal.
“Persiapan untuk semua aspek ini yang kita coba lakukan percepatan diantaranya dengan penyiapan infrastruktur, masyarakat dan program,” tandasnya.
(Red/ADPIM SUMBAR)