Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengoptimalisasi pemanfaatan Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pintu gerbang perdagangan Indonesia di wilayah barat. Amat diyakini ke depan pelabuhan Teluk Bayur Padang akan memberikan kontribusi signifikan dalam ekspor impor nasional terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah Rapat Koordinasi Pemanfaatan Kawasan Teluk Bayur bersama PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur di Istana Gubernuran, Kamis (03/06/2021).
Gubernur Sumbar katakan, semua ini bisa kita wujudkan dengan melakukan sinergi semua lembaga baik pemerintah, baik BUMN dan BUMD bahkan pihak swasta. Tidak saja Pelabuhan Teluk Bayur dikembangkan namun infrastrukturnya juga harus dibangun untuk mewujudkan peningkatan pelayanan selaku penyedia jasa dan jantungnya perekonomian yang merupakan unsur menunjang kemampuan nasional.
“Terutama jalan menuju Teluk Bayur, karena jalan yang ada masih belum dibedakan antara jalan bagi yang dikhususkan bagi kendaraan angkutan barang yang muatan berat dengan kendaraan umum, sehingga mobilitas barang belum berjalan dengan baik,” sebut Mahyeldi
Mahyeldi juga katakan, sejauh ini konektivitas jalan untuk akses pelabuhan Teluk Bayur ke provinsi tetangga seperti Riau dan Jambi sudah memadai.
Menurutnya, Posisi Teluk Bayur yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia potensial dikembangkan untuk meningkatkan perdagangan Indonesia dengan negara-negara di India, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa dan Afrika.
Pelabuhan Teluk Bayur merupakan ujung tombak dalam menentukan kesuksesan pengiriman barang dari daerah sekitar Sumbar ke nusantara dan mancanegara.
“Teluk Bayur merupakan gerbang perekonomian Indonesia wilayah barat untuk tujuan ekspor ke India, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa dan Afrika,” jelasnya.
Komoditi ekspor melalui pelabuhan Teluk Bayur didominasi oleh komoditi minyak kelapa sawit dengan volume ekspor 1,809,061 ton (42%) dan semen dengan volume ekspor sebesar 1,579,714 ton (37%).
Negara tujuan ekspor tertinggi pada semua komoditi adalah Negara India dengan presentase ekspor sebesar 22.5%, kemudian dilanjutkan negara Amerika Serikat dengan presentase ekspor 16.9% negara tujuan ekspor Sumatera Barat lebih banyak negara Asia, sedangkan benua lain seperti Afrika dan Timur Tengah sebagai negara potensi belum maksimal dilakukan.
Apalagi program ini sejalan dengan pemerintah pusat untuk pengembangan sektor kepelabuhan (Tol Laut), termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
(Red/ADMPIM SUMBAR)