Muhammadiyah Kota Padang menggelar silaturrahim Halal Bihalal bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021 M, bertempat di Aula Kantor Gubernur, Minggu (06/06/2021). Kegiatan ini mengusung tema “Memperkuat Persatuan dan Merajut Kembali Kebersamaan Dalam Rangka Mewujudkan Kota Padang Berkemajuan”.
Silaturrahim Halal Bi Halal dihadiri secara langsung oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah sebagai penasehat Muhammadiyah Kota Padang.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumbar yang akrab dipanggil “Buya” menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga besar Muhammadiyah. Tradisi halal bi halal ini dilakukan dalam rangka saling memaafkan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan, agar kembali kepada fitrah (kesucian).
“Sebagai pribadi dan mewakili Pemerintah Sumatera Barat, saya mengucapkan taqobbalallohu minna waminkum. Kalau ada kesalahan baik disengaja atau tidak disengaja terkait pelayanan yang ada di Kota Padang dahulu, hingga saat ini menjadi Gubernur Sumbar, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ucap Buya Mahyeldi.
Gubernur berharap ke depan sistem-sistem pemerintah yang ada di Sumatera Barat bisa memberikan pelayanan secara optimal kepada masyarakat.
Orang nomor satu di sumbar tersebut mengatakan, bahwa sebagai organisasi islam yang sudah cukup lama berdiri, Muhammadiyah telah memberikan andil yang sangat besar dalam berbagai bidang. Misalnya di bidang ekonomi, kesehatan maupun pendidikan.
“Bahkan Muhammadiyah sangat dikenal dengan penyumbang terbesar dalam membantu warga Palestina,” ucapnya.
Organisasi islam Muhammadiyah yang sudah cukup tua dan sudah memberikan kemanfaatan yang sangat luar biasa di Indonesia. Salah satunya untuk kemerdekaan Indonesia.
“Perkembangan nasional sangat cepat terutama setelah Muhammadiyah masuk dan diterima di Sumbar, dari Minangkabau, Muhammadiyah berkembang pesat melesat di seluruh persada tanah air,” ujarnya.
Selain itu, Mahyeldi yang juga merupakan Ketua Forum Penjaga Kedaulatan NKRI Sumatera Barat ini mempunyai perhatian yang sangat serius terhadap sejarah perjuangan bangsa khususnya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
“Kalau tidak ada Sumbar maka tidak akan ada Indonesia. PDRI itu penyambung nyawa NKRI, ketika Bung Karno dan Bung Hatta di tawan di Yogyakarta sana. Kemudian Indonesia dikuasai Belanda tahun 48, Belanda mengatakan Indonesia sudah tamat, karena Belanda belum mengakui Indonesia sudah Merdeka,” ungkapnya.
Pemerintah segera membentuk pemerintahan sementara yaitu PDRI memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk memimpinnya.
“Walaupun PDRI hanya berumur 270 hari, tapi PDRI adalah sebagai penyambung nyawa NKRI,” kata Gubernur Sumbar penuh semangat.
Bersama dengan semangat itu, Gubernur minta bersama sama membangun dan menjaga bangsa Indonesia, untuk kesejahteraan rakyat.
Sementara itu, Ketua PD Muhammadiyah Padang, Maigus Nasir mengaku bangga atas dukungan yang dilakukan Pemprov Sumbar. Karena hingga saat ini Muhammadiyah di Sumbar mampu berkembang dan sukses membantu pemerintah di daerah, terutama di bidang pendidikan.
“Kami berharap pemerintah dapat terus bersama Muhammadiyah dan komponen masyarakat lainnya untuk membangun daerah ini, sehingga mampu mensejahterakan rakyat. Karena itu, kami berharap ukhuwah Islamiyah terus ditumbuhkan, sehingga kekuatan untuk menjaga persatuan dan kesatuan di daerah ini dapat terjalin bersama suku dan bangsa di daerah,” jelasnya.
(Red/ADMPIM SUMBAR)