Catatan : Kamsul Hasan, SH, MH
Siapa yang baca karya jurnalistik wartawan atau konten kreator bila semua penggemar sepak bola nonton siaran langsung ?
Itu pertanyaan menarik yang didiskusikan dengan padatnya siaran langsung sepak bola baik Piala Eropa maupun Amerika.
UEFA setiap malam hingga dinihari tayangkan tiga siaran langsung. Sementara Copa America menyusul dua pertandingan.
Pertandingan UEFA dilakukan mulai pukul 20.00, pukul 23.00 dan pukul 02.00 WIB. Copa America dimulai pukul 04.00 dan pukul 07.00 WIB.
Jadi dalam delapan jam pertama ada tiga pertandingan dan lima jam kedua ada dua siaran langsung. Total dalam waktu 15 jam ada lima siaran.
Bagi mereka penggemar sepak bola menonton siaran langsung mengasikan. Seperti orang yang memancing ikan bisa berjam-jam menikmati hobinya.
Mereka yang menonton langsung, pasti tahu hasil akhir pertandingan. Bahkan televisi juga menghadirkan komentator untuk mengulas pertandingan.
Orang seperti ini dipastikan tidak lagi butuh karya jurnalistik yang memberitakan tentang hasil akhir pertandingan.
Sudut pandang atau angel ini sudah basi. Maka perlu dicari sudut pandang lain yang tak tersaji dalam siaran langsung.
Misalnya kehidupan pribadi pemain yang membuat gol atau sebagai bintang pada pertandingan itu.
Hal lain lagi adalah kaitkan pertandingan sepak bola dengan judi atau pasar taruhan. Karena yang terakhir ini tabu atau dilarang dalam penyiaran terestrial.
Wartawan yang khawatir karyanya tidak dibaca padahal sudah lelah begadang lalu mengimbau masyarakat sebaiknya jaga kesehatan.
Sebagian sudah mengalihkan tulisan pada preview, sebelum pertandingan. Menyajikan berbagai prediksi dan kemungkinan susunan pemain.
Pasar taruhan yang disisipkan dalam pemberitaan olahraga rakyat ini antara lain untuk meluaskan jangkauan pembaca.
Wartawan dan konten kreator harus terus kreatif menyajikan hal berbeda, bila karyanya mau dibaca.
(Jakarta, 15 Juni 2021)
Kamsul Hasan merupakan Ahli Pers, Ketua Bidang Kompetensi PWI Pusat, Dosen IISIP, Jakarta dan Mantan Ketua PWI Jaya 2004-2014