Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong produksi udang vaname di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) ditingkatkan. Dikarenakan Sumbar masih besarnya potensi lahan yang tersedia.
Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan saat menerima kunjungan Gubernur Mahyeldi Ansharullah, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy di Ruang Rapat, Gd. Mina Bahari IV, Kantor KKP, Rabu (19/05/2021).
Dalam pertemuan tersebut hadir juga Plt. Dirjen Perikanan Tangkap M. Zaini, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja, serta jajaran staf khusus menerima audiensi. Sementara itu dari Pemprov Sumbar dihadiri oleh Kadis Kelautan dan Perikanan Yosmeri, Biro Kerjasama Pembangunan dan Rantau Luhur Budianda.
Pengembangan perikanan budidaya udang vaname diyakini bisa menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendorong perputaran ekonomi bagi masyarakat serta daerah. Salah satu caranya adalah dengan teknologi pengelolaan tambak.
Selain itu, pasar udang yang menjanjikan dan didukung teknologi meningkatkan produksi menjadi alasan agar Provinsi Sumbar dapat mengembangkan komoditas perikanan tersebut.
“Kenapa harus udang vaname?. Selain bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, harga jualnya pun tinggi. Apalagi di Sumbar banyak lahan memiliki air payau,” kata Trenggono.
Menteri Trenggono mengatakan, budidaya udang merupakan salah satu prioritas kerja dalam kelestarian yang berkesinambungan untuk generasi berikut.
Menurutnya, perikanan budidaya memiliki ekonomi yang cukup banyak, seperti jual beli pakan, pembenihan hingga usaha pembesaran. Dengan demikian, perputaran ekonomi yang dihasilkan pun besar dan menciptakan peluang lapangan kerja untuk masyarakat.
“Kalau tidak kita budidayakan, maka akan habis sumber daya perikanan,” ujarnya.
Selanjutnya, Menteri Trenggono mengajak Pemprov Sumbar untuk sama-sama konsisten dan menggenjot produksi udang, terutama jenis vaname seiring target peningkatan ekspor sebesar 250 persen hingga 2024. Sumatra Barat Sendiri memiliki potensi tambak perikanan air payau seluas 7.700 hektare namun yang baru dimanfaatkan seluas 150 hektare untuk tambak udang vaname.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyambut baik usulan Menteri Trenggono bahkan mengajak Menteri Kelautan dan Perikanan untuk meninjau langsung aktivitas perikanan di Sumbar, termasuk tambak-tambak yang saat ini berproduksi.
Gubernur Mahyeldi menjelaskan di Sumatera Barat memiliki tambak udang vaname pada beberapa Kabupaten dan Kota di Sumbar saat ini ada sekitar 300 tambak dengan hasil panen 300 ton per seratus hari.
“Tentu dengan jumlah itu belum mencukupi untuk yamg memiliki kualitas ekspor. Untuk bisa melakukan ekspor sendiri dari Padang. Setidaknya, dibutuhkan produksi sekitar 150 ton seminggu untuk bisa ekspor secara mandiri,” kata Mahyeldi.
Tambak udang vaname berpotensi dikembangkan di Sumatera Barat untuk membantu menggerakkan perekonomian masyarakat nelayan di pesisir pantai. Di Sumatera Barat ada tujuh kabupaten/kota yang berada di pesisir pantai sehingga potensi pengembangan tambak udang vaname terbuka lebar.
Tujuh kabupaten dan kota itu masing-masing Mentawai, Pesisir Selatan, Padang, Pariaman, Padang Pariaman, Agam dan Pasaman Barat.
“Seperti apa yang disampaikan Bapak Menteri tadi, kami akan mendorong masyarakat untuk budidaya udang dengan menggunakan tanah tak produktif di pinggir pantai bisa dimanfaatkan jadi tambak udang vaname,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan tambak udang tidak hanya menggerakkan perekonomian di pesisir, tetapi bisa pula menyerap banyak tenaga kerja sehingga membantu mengurangi penganggur.
Selain udang, dalam pertemuan tersebut Gubernur juga membahas potensi perikanan lokal diantaranya ikan garing, yang memiliki permintaan tinggi dan harga jual yang menggiurkan.
“Bahkan Menteri Trenggono juga mengajak kita untuk senantiasa konsisten untuk menjaga kelestarian ikan tersebut,” ulasnya.
(Nov/Hms)