Rumah Irwandi, Penuh Haru dan Tangis Saat di Kunjungi Gubernur Mahyeldi

Irwandi Sutan Rumah Panjang (36) buruh tukang bangunan, warga Lasi, Kecamatan Canduang Kabupaten Agam, dikunjungi mendadak oleh orang nomor satu di Sumatera Barat, Gubernur Mahyeldi Ansharulah, Sabtu (01/05/2021) dini hari pukul 03.30 WIB di kediamannya saat makan sahur bersama keluarganya.

Buruh tukang bangunan itu berderai air matanya saat dikunjungi Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharulah yang merupakan salah satu penerima manfaat program bantuan bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Baznas Provinsi Sumatera Barat.

“Alhamdulillah .. Terima kasih Pak Gubernur,” ucap Irwandi sambil menangis dan menyalami Gubernur Mahyeldi saat tiba di depan pintu rumahnya.

Bacaan Lainnya

Ia juga menuturkan sangat bersyukur bisa mendapat bantuan bedah rumah, pasalnya selama kurang lebih 10 tahun, Irwandi tinggal digubuk kecil berlima dengan anak dan istrinya.

Sangat dirasakan oleh Gubernur Sumbar begitu masuk ke rumah Irwandi berdinding sasak bambu (palupuah) yang sudah lapuk berserbuk termakan usia. Rumah yang berukuran 5×7 itu yang di dalamnya ada satu kamar tempat tidur yang hanya muat satu tempat tidur dan dapur berlantai tanah bersatu dengan kamar mandi hanya dibatasi terpal biru.

Jarang bana orang yang bertamu ke gubuk kami Pak Gubernur. Sakali tibo langsung urang nomor satu di Sumbar. Basyukur bana kami apak tibo,” sebutnya.

Setelah duduk Gubernur Mahyeldi dilarang oleh Irwandi untuk bersandar ke dinding rumahnya, karena dindingnya yang terbuat anyaman bambu itu takut roboh karena sudah berusia 10 tahun.

“Maaf Pak Gubernur, geser apak ka muko saketek, dindiang ko lah lapuak, jatuah apak ka balakang beko,” ujar Irwandi mengingatkan. Mahyeldi pun memaklumi, segera Ia bergeser ke depan

Dengan perasaan haru dan iba, terlihat mata Mahyeldi sudah mulai berkaca-kaca. Segera ia mengambil sapu tangannya dan mengahapus derai air mata yang sempat mengalir di pipinya.

Gubernur Sumbar memberikan motivasi kepada keluarga Irwandi, bahwa dulunya dia juga seorang anak yang kurang mampu, Ayahnya Mardanis dulu berprofesi sebagai tukang becak dan buruh angkat di Pasar Atas. Sementara Ibunya Nurmi yang berprofesi seorang ibu rumah tangga yang membantu suami dengan membordir mukena di rumah.

“Asal ada kemauan untuk bekerja, pasti ada rejeki,” ungkapnya.

Sumber rejeki manusia yang pertama terletak pada usahanya. Ada sebuah kata mutiara yang berbunyi “Bergeraklah, karena dalam gerakan terdapat berkah”.

“Untuk itu bersemangatlah dan bekerja keras untuk mendapatkan apa yang dimimpikan. Tentu saja hanya orang yang akan bekerja yang akan menerima upah.

Kemudian Mahyeldi bertanya kepada kedua anak lelakinya, Habib (13) dan Wahyu (9), apakah sudah memiliki cita-cita, kalau besar nanti mau jadi apa?.

“Habib dan Wahyu cita-citanya kalau sudah besar mau jadi apa?,” tanya Mahyeldi, hingga sampai empat kali.

Habib yang hafidz Al-qur’an dan adiknya Wahyu tetap diam. Pertanyaan Gubernur itu cukup memiliki artian yang mendalam bagi. Habib menangis tersedu sambil tertunduk haru dan diikuti oleh adiknya.

“Saya tidak ingin jadi apa-apa Pak Gubernur, saya ingin bisa menolong orang tua saja,” jawab Habib sambil terisak tangis.

Habib tahu, Ayahnya adalah seorang buruh bangunan bekerja serabutan demi bertahan hidup untuk keluarganya.

Gubernur Sumbar pun memeluk Habib penuh haru. Bulir-bulir air mata tak terbendung, sekali lagi Mahyeldi mengeluarkan sapu tangannya untuk menghapus air mata.

“Bersyukurlah Habib dan Wahyu masih memiliki ayah dan ibu yang masih kuat untuk bekerja. Dalam shalat Habib dan Wahyu bisa do’akan ayah bisa memperoleh rejeki. Karena rejeki itu datang dari Allah dan akan diberikan kepada orang bertaqwa kepada-Nya dari pintu mana saja,” terang Mahyeldi.

Selanjutnya, Gubernur Sumbar menyerahkan bantuan bedah rumah dari Baznas Sumbar senilai Rp. 25.000.000 untuk pembelian bahan bangunan.

Tanpa diduga, ini yang namanya rejeki dari Allah, selain menerima bantuan bedah rumah, rombongan yang ikut dengan Gubernur Sumbar banyak ikut membantu keluarga Irwandi dan istrinya Nitayuslina berupa kain sarung sebanyak 10 helai dari Gubernur Sumbar, beras 20 kg, dan uang tunai serta paket lebaran.

“Alhamdulillah, sepanjang saya melakukan program bedah rumah ini, baru inilah yang terbanyak diterima oleh si pemilik rumah. Semoga berkah dan bermanfaat,” ujarnya.

Nita Yuslina (36) tak henti-hentinya mengucap syukur dan berterima kasih kepada Gubernur Mahyeldi dan rombongan yang berkunjung ke rumahnya. Rasa tidak percaya, ia akan dikunjungi oleh orang nomor satu di Sumbar.

Bahkan bisa makan sahur bersama Gubernur Sumbar. “Terima kasih Pak Gubernur, semoga bapak diberikan kesehatan dan kemudahan dalam mencapai apa yang diinginkannya … Aamiin YRA,” ulasnya.

(Nov/Hms)

Pos terkait