Dalam rangka pengenalan budaya dan sejarah Indonesia khususnya yang ada di Sumatera Barat, Perwira Siswa (Pasis) Dikreg XL VIII Sesko TNI TA 2021 yang berasal dari luar Negara Indonesia (Negara Sahabat) mengadakan studi Budaya Minangkabau.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyambut baik kedatangan rombongan Pasis Dikreg XL VIII Sesko TNI yang dipimpin oleh Kolonel Tek Verry, ST, MT selaku Paban III/Kersamik PT Ditkersamik Sesko TNI di Istana Gubernuran, Senin (03/05/2021).
Ada 4 (empat) orang merupakan Perwira Siswa (Pasis) Dikreg XL VIII Sesko TNI TA 2021 yang berasal dari luar Negara Indonesia (negara sahabat). Di antaranya yakni Colonel Army Ahmad Nazib Bin Othman (Malaysia), Colonel Army Chee Peter (Singapura), Lt. Colonel Army Ndramanoro Hobindraza Donatien (Madagaskar) dan Lt. Colonel Army Muhammad Waqqas Arif (Pakistan).
Gubernur Mahyeldi menyampaikan, selamat datang di bumi Minangkabau yang memiliki beragam seni dan budaya dan kearifan lokal yang ada di Sumbar.
Pada kesempatan itu Gubernur berharap pada rombongan dari empat negara tersebut untuk bisa mengunjungi dan menikmati berbagai budaya serta keindahan alamnya, seperti kawasan Wisata Bahari Mandeh yang dikenal dengan Raja Ampat Sumatera, Jam Gadang, Istano Basa Pagaruyuang, Seribu Rumah Gadang, dan banyak hal-hal menarik lainnya.
“Silahkan kunjungi, pasti akan terkesan dan jangan lupa menikmati ragam makanan asli Minangkabau yang rasanya hanya ada dua, enak dan enak sekali. Apalagi randang, telah menjadi makanan terlezat di dunia, kalau tidak makan rendang, maka tidak lengkap rasanya di Sumbar,” kata Mahyeldi.
Adat Minangkabau kental dengan ajaran Islam karena memiliki filosofi “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” (ABS-SBK) atau adat beralaskan syarak, syarak beralaskan kitabullah, yang maksudnya orang Minang berpedoman pada ajaran dalam Al-qur’an.
“Silahkan ceritakan kebaikan dan keindahan tentang sekilas sejarah dan Budaya Minangkabau kepada ke negara sahabat kami. Kalau ada yang kurang berkenan ceritakan kepada kami, Isya Allah kami segera perbaiki,” tukas Gubernur Sumbar.
Sementara itu, Kolonel Tek Verry, ST, MT sebagai pimpinan rombongan mengatakan pengenalan budaya melalui Pasis negara sahabat selama 5 (lima) hari bisa saling berbagi budaya masing-masing dan mengenal budaya Sumatera Barat. Militer dari Negara Pakistan, Madagaskar, Singapura, Malaysia.
“Sebelum di Sumbar Pasis Dikreg XL VIII Sesko TNI TA 2021 ini telah melakukan kunjungan ke Yogya, Semarang dan Bali. Karena budaya kita di Indonesia beragam dan menarik untuk dipelajari, termasuk dengan kuliner yang memiliki khas dari daetah masing-masing,” sebut Kolonel Tek Verry.
Militer dari Negara Pakistan, Madagaskar, Singapura dan Malaysia ini sudah dibekali bahasa Indonesia selama 8 bulan walaupun belum begitu lancar, pengantarnya bahasa Indonesia, mereka antusias ingin bisa berkunjung ke Indonesia, khususnya Sumatera Barat yang sudah dikenal di negaranya.
“Apalagi hubungan Sumatera Barat dengan Malaysia dan Singapura itu sangat kuat. Keindahan dan keelokan negerinya dan budaya Minangkabau yang menarik membawa mereka untuk ingin mengelilingi Sumbar,” ungkapnnya.
Colonel Army Chee Peter dari Singapura menyebutkan Presiden ke-8 Singapura, Halimah Yacob yang juga presiden perempuan pertama itu pernah berjualan Nasi Padang di negaranya. Bahkan Halimah yang masih sekolah mengaku kerap membolos demi membantu ibundanya berjualan.
“Jadi Nasi Padang, sudah tidak asing lagi bagi Singapura, karena sudah dikenal dari dulunya. Mungkin karena sering makan Nasi Padang Puan Halimah bisa jadi Presiden,” canda Chee Peter.
Tidak jauh berbeda dengan Negara Malaysia kebudayaan Minangkabau masih kuat dan mengakar di wilayah Negeri Sembilan Malaysia.
“Beberapa pengaruh budaya Minang masih bisa dilihat hingga saat ini, seperti dalam bidang adat dan pemerintahan, juga dalam bidang bahasa,” ujar Colonel Army Ahmad Nazib Bin Othman (Malaysia).
Ia menjelaskan beberapa hal yang masih bertahan dalam bidang pemerintahan di Negeri Sembilan hingga saat ini adalah adanya Undang Yang Empat atau di Minangkabau dikenal dengan sebutan Basa Nan Ampek.
Kerajaan Pagaruyung rajanya dikenal dengan panggilan Yang Dipatuan Basa dan di Negeri Sembilan dikenal dengan sebutan Yang Dipertuan Besar yang menempati posisi sebagai raja dalam konstitusi.
“Kerajaan Pagaruyung sangat dikenal di Malaysia, makanya kami ingin kesana nanti Pak Gubernur,” ucapnya.
Untuk kuliner Sumbar hampir sama dengan Negara Pakistan, citarasa makanan khas pakistan terasa pedas yang memakai rempah-rempah mirip India.
Masakan Pakistan dapat dicirikan oleh perpaduan berbagai tradisi memasak daerah dari anak benua India, Asia Tengah dan Barat, serta unsur-unsur dari warisan Mughal-nya. Berbagai masakan negara ini berasal dari keragaman etnis dan budayanya.
“Rasanya sudah disesuaikan dengan lidah warga Indonesia, khususnya di Sumbar yang identik dengan pedas, seperti membuat kari yang menggunakan bawang bombay dan tomat tanpa santan,” tutur Lt. Colonel Army Muhammad Waqqas Arif (Pakistan).
Sementara untuk Negara Madagaskar masakannya ayam ikan, dan banyak pengaruh Eropa dengan rasa manis. makanan pagi malamnya nasi, terkadang roti, perpaduan rori tawar dan manis.
Lt. Colonel Army Ndramanoro Hobindraza Donatien mengaku baru pertama kali ke Indoesia dan sangat tertarik dengan pariwisata Sumbar. Karena Sumbar memiliki destinasi wisata yang lengkap, dari laut, pantai, gunung, budaya, alam dan kulinernya.
“Keindahan alamnya di Sumbar luar biasa, ini baru pertama kali ke Sumbar dan kami rencanakan akan rutin ke Ranah Minangkabau,” ulasnya.
(Nov/Hms)