Ditulis Oleh: LISA KURNIA, S.Sos
Cyber media adalah beberapa sebutan yang menggambarkan istilah media baru. Namun pada intinya maksud dari media baru adalah perangkat media, baik itu perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Media baru hadir guna mempermudah segala kegiatan atau aktivitas masyarakat di era sekarang yang sangat dekat dengan dunia digital.
Masyarakat yang memiliki kepentingan dengan orang lain yang memiliki jarak antar rekannya kini dengan mudah melancarkan kegiatannya walau jarak mereka terbilang cukup jauh. Hal ini tentu menjadi sebuah perkembangan atau keterbaruan yang sangat membantu masyarakat dalam beraktivitas dan berkomunikasi dengan sesama.
Pekermbangan media digital saat ini tentu juga berkontribusi dalam proses pembangunan yang lebih baik lagi baik pembangunan infratruktur maupun pembangunan mentalitas. Komunikasi pembangunan merupakan suatu proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriyah dan kepuasan batiniah yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
Komunikasi pembangunan memakai 7 (tujuh) pedekatan salah satunya pendekatan dari Bawah ke Atas (Bottom-Up). Komunikasi pembangunan tidak menginginkan arus komunikasi berjalan secara vertikal dari atas ke bawah (top-down), melainkan komunikasi pembangunan menekankan agar dilakukan pemutarbalikkan yakni arus komunikasi lebih banyak datangnya dari bawah sehingga para pengambil keputusan bisa memahami aspirasi dan keinginan masyarakat pada tingkat bawah. Dengan demikian aspirasi tersebut dapat ditampung untuk dijadikan sebagai tolak ukur pembangunan di masa mendatang.
Bertolak belakang pada pemberitaan baru baru ini yang mana masyarakat Sumatera Barat diributkan dengan pemberitaan di media cyber terhadap polemik pelayanan kesehatan di Pukesmas Teluk Kabung, serta adanya penjelasan terkait dari orang-orang terlibat di dalam nya dan pendemoan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar terhadap pelayanan pukesmas.
Ada sebuah kemajuan dan pergeseran pandangan yang mana dulu masyarakat tidak mampu menyampaikan sebuah kritikan kitikan yang membangun terkait dengan pelayanan kesehatan atau pelayanan di pemerintahan namun dengan perkembangan teknologi informasi masyarakat lebih berperan dalam penyampaian aspirasi terhadap pembangunan yang lebih baik.
Media cyber saat sakarang ini juga memiliki funsi sebagai alat penyapaian aspirasi rakyat terkait dengan arah pembangunan yang lebih baik. Tetapi pengunaan media cyber tetap berpedoman kepada aturan aturan dan etika yang berlaku dan pengunaan media cyber.
Dampak dari pemberitaan tersebut berdampak pada citra negatif terhadap pelayanan kesehatan di pemerintahan saat ini. Namun dikaji dalam sisi positifnya permasalahan tersebut merupakan catatan penting bagi Pemerintah kota Padang saat sekarang ini terkait dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ada di Kota Padang.
Ini merupakan tugas Pemerintah dan Humas dalam membangun citra positif terhadap pemerintah akibat kasus tersebut. Perlunya peranan pemerintah mengatasi masalah tersebut bagaimana menerapkan pelayanan yang prima pada puskesma pukesmas dan sarana kesehatan lainya.
Ada sebuah strategi dan perencanaan yang matang agar semua pihak tidak merasa dirugikan baik masyarakat maupun dari tenaga medis itu sendiri. Berkaca mata dari kasus tersebut adanya mis komunikasi antara tenaga medis dan masyarakat. Yang mana masyarakat memerlukan pelayanan yang baik dari sebuah pelayanan kesehatan namun dari pelayanan kesehatan tersebut terbatas oleh tenaga, waktu karena aktifitas yang padat.
Disinilah peranan pemerintah untuk mengatur strategi bagaimana masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan tenaga kesehatan tidak kesulitan dalam hal tersebut. Perlunya peningkatan SDM dalam mengimformasikan setiap adanya kendala tentang lambatanya pelayanan agar tidak ada miskomunikasi atara masyarakat dan pelayanan kesehatan. (***)
Penulis merupakan Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Andalas Padang