Kepala BNPB ke Pesisir Selatan. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Pessel, Rudi Hardiansyah, pada penyambutan kedatangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo yang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pessel, Kamis (15/04/2021).
Ia mengatakan, pengananan Covid-19 di daerah itu telah dilaksanakan dengan maksimal. “Kita telah mendirikan tim satgas untuk penanganan Covid-19. Kemudian, untuk 2020, kita anggarkan penanganan Covid-19, sebesar 49 milyar rupiah,” papar Rudi.
Untuk tahun 2021, pihaknya telah mencadangkan anggaran untuk penanganan Covid-19 sekitar 46 miliar rupiah lebih.
“Ini sebuah tantangan serius, karena bencana tidak bisa ditolak. Untuk itu kita konsisten melakukan sosialisasi dan pelatihan masyarakat terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana,” kata wakil bupati.
Untuk itu, pihaknya memohon dukungan dari kepala BNPB Pusat dan Provinsi Sumbar untuk penanganan bencana di Pessel.
“Kita harapkan beberapa usulan program penanganan banjir yang telah diusulkan dapat direalisasikan seperti penanganan banjir di Tapan,” harap Rudi.
Sementara itu, dalam arahannya Doni Monardo, meminta seluruh komponen daerah dapat bersinergi untuk penanganan dan pengendalian Covid-19.
“Hingga kini tren peningkatan kasus Covid-19 terus terjadi. Kita jangan sampai lengah. Harus disiplin. Pakai masker dan jaga jarak jangan ditawar,” jelas Doni Monardo.
Kepala BNPB berharap, seluruh komponen dapat bersama-sama berupaya untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19. Mulai dari gubernur, bupati dan wali kota, camat dan kepala desa atau wali nagari, hingga ke tingkat kepala kampung.
“Berdasarkan hasil evaluasi, pengendalian kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat termasuk relatif bagus,” puji Doni.
Ia mengungkapkan kasus aktifnya di bawah nasional. Angka kasus nasional 6,88 persen, sementara Sumbar 4, 33 persen.
Kemudian,angka kesembuhan Covid-19 di Sumbar juga lebih tinggi dibanding nasional. Nasional 90 persen dan Sumbar 93 persen.
“Di samping itu, angka kematian akibat Covid-19 juga lebih rendah. Untuk nasional, 2,7 persen, sementara Sumbar 2,17 persen,” katanya.
Tidak Mudik
Selain itu, Kepala BNPB menegaskan saat lebaran 2021 nanti, masyarakat di perantauan untuk tidak mudik dulu.
“Kita minta para perantau untuk lebih bersabar supaya tidak pulang kampung karena berpotensi untuk menularkan Covid-19 ke anggota keluarga yang berada di kampung,” pinta Doni.
Doni menjelaskan, berdasarkan sumber data Kementerian Perhubungan, ada 11 persen warga Indonesia yang nekat pulang kampung saat Lebaran.
“Meskipun larangan mudik dimulai dari 6-17 Mei, namun mulai sekarang jangan mudik dulu. Belum tentu semuanya punya rumah sakit. Nantinya dampaknya bermacam, bisa ke anggota keluarga dan tenaga medis kelelahan menangani kasus Covid-19,” ungkapnya.
(R)