Oleh : Hasbunallah Haris
Katanya, kau adalah malaikat penjaga
Yang menyapukan kuas di atas kanvas bersapuh emas
Menuang kendi berisi janji yang bakal dilunasi
Lalu terbang, terseok-seok dengan sepasang sayap yang mulai usang.
Kutagih janjimu wahai pertapa tua
Yang di tanganmu nasib berpusing laksana roda kencana kesatria
Berpura-pura bahagia, menerjang amukan dawai asmara
Isinya hanya duka …
Dentingan dan kepakan itu menjeremba
Laksana tetes embun dalam alam jagat raya
Dingin, sengsara, sekaligus papa.
Dengarlah denting pianoku, wahai sayap yang maha perkasa
Dengarkan iramanya …
Yang mengalahkan nyanyian Siren di laut sana
Mendayu-dayu, memanggil kekasih yang tak kunjung bertemu.
(Padang, 20 Maret 2021)
Penulis : Hasbunallah Haris adalah putra Kabupaten Solok Selatan. Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab di Universitas Islam negeri Padang. Kesehariannya menulis, membaca dan sebagai penggiat literasi di Komunitas Minang Literasi.