Hal tersebut dikemukakan oleh Wali Nagari Muaro Hafidzun, S.Pd.I saat penyambutan Gubernur Sumbar Mahyeldi di Surau Calau-Muaro Sijunjung pada Sabtu (13/03).
Buya Mahyeldi didampingi Bupati Sijunjung Benny Dwifa hadir di Surau Calau dalam rangka memperingati 201 tahun wafatnya Syekh Abdul Wahab dan Pengukuhan Buya Umar SL Tuanku Mudo sebagai Khalifah Kampung Calau.
“Alah duo kali ambo ka Calau, partamo datang tigo bulan nan lampau,” demikian ungkap Gubernur Sumbar.
Ulama sangat sentral peranannya di Ranah Minang, kata Buya Mahyeldi. Ulama adalah penasihat umara. Kami mohon dido’akan agar senantiasa menjadi pemimpin sebagaimana ajaran nabi, lanjut Buya Mahyeldi.
Sementara itu Bupati Sijunjung Benny Dwifa dihadapan Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Gubernur, Wabup, Ketua DPRD, Wakil Ketua DPRD, Ketua MUI, Sekda, Kadis Parpora, Kadinsos, Camat Sijunjung, Dan Ramil 02/Sjj, Kapolsek Sijunjung, Wali Nagari Muaro, Ketua KAN, serta Bundo Kanduang dalam acara yang digelar ba’da Isya ini mengatakan bahwa Kampung Calau sebagai geosite termasuk dalam kawasan Geopark Silokek.
Surau Calau terdiri dari Surau Tuo, Surau Tinggi dan Makam Syekh Abdul Wahab di Nagari Muaro-Kecamatan Sijunjung-Kabupaten Sijunjung.
Kampung Calau telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya oleh BPCB Sumbar. Disini ditemukan beberapa naskah kuno: Nazam Ulakan, Silsilah Syattariyah Surau Tinggi di Calau, Ajaran Tuanku Abdurrahman Al-Syattari, Hikayat Sijunjung, Kaji Tubuh, Syair Johan Perkasa Syah Alam dari Paninjauan, Surat Tuanku Pamansiangan, Syair Dagang karya Hamzah Fansuri serta Tanbih Al-Masyi Al-Mansub ila Tariq Al-Qusyasyi karya Abdurrauf ibn ‘Ali Al-Jawi Al-Fansuri.
(Gun)