Hujan lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Pasaman sejak Minggu (28/03) pagi, telah mengakibatkan Sungai Batang Mapun, di utara Kecamatan Lubuk Sikaping meluap. Kendati tidak ada korban jiwa, namun sejumlah areal persawahan dan rumah warga rusak tertimbun material pasir dan lumpur.
Mendapati laporan, Bupati Pasaman Benny Utama ‘terjun’ kelokasi Senin pagi (29/03). Sejumlah lokasi terdampak banjir, ditinjau, termasuk mengunjungi rumah-rumah warga.
“Saya minta BPBD segera hitung data kerugian materil, fasum yang rusak, serta jumlah KK terdampak. Dan OPD teknis segera lakukan penanganan cepat untuk masyarakat,” tegas bupati di lokasi musibah.
Bupati Benny sempat prihatin saat itu. Prediksinya, bila curah hujan tetap tinggi, kemungkinan besar banjir akan menghantam pemukiman warga lebih parah lagi.
“Kita tidak punya waktu banyak, mengingat potensi cuaca ekstrim di Pasaman masih akan berlanjut.
Langkah antisipasi segera mesti dilakukan oleh dinas teknis, dan warga sekitar bantaran sungai diminta tetap waspada bila hujan turun,” ujar Benny Utama.
Kapala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pasaman Ricky Riswandi, M.Si melaporkan, tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun data kerugian materil masih tengah didata petugas Pusdalops di lapangan.
“Petugas kami sedang melakukan pendataan, namun kejadian ini turut diakibatkan robohnya bendung Batang Mapun yang belum tertangani sejak 2017 lalu,” terang Ricky yang mendampingi bupati senin pagi.
Dijelaskannya, luapan air terjadi mulai pukul 16.00 WIB Senin sore. Akibatnya, sekitar 2 hektar sawah rusak tertimbun pasir, 5 unit rumah terendam lumpur setinggi lebih kurang 10 cm dan 10 rumah warga lainnya sempat digenangi air, termasuk rusaknya 50 meter jalan kampung yang digerus air.
“Dikhawatirkan bila curah hujan tetap tinggi, kemungkinan banjir akan menghantam pemukiman warga lebih parah lagi,” sebut Ricky.–(*)