Sejumlah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Keltan) Sarang Alang Kelurahan Laing Kota Solok, mengeluhkan kondisi bangunan irigasi pertanian yang rusak akibat tertimbun oleh tanah galian perumahan, yang dibangun oleh salah satu perusahaan pengembang pada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Solok.
Akibat kerusakan jaringan irigasi itu, membuat suplai air di areal persawahan menjadi tersendat. Keluhan tersebut disampaikan pada saat Reses anggota DPRD Kota Solok di Daerah Pilihan (Dapil) Tanjung Harapan beberapa waktu lalu.
Hadir saat peninjauan lokasi irigasi itu, dalam rangka menindaklajuti laporan dari masyarakat tersebut, Kamis (11/2/2021), yaitu Anggota DPRD Kota Solok diantaranya Nasril In Datuak Malintang Sutan, SH, Andi Marianto, ST, Ade Surya Dharma, ST dan Harizal. Selain itu, rombongan juga di dampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Solok Ikhvan Marosa, Kepala Dinas PUPR Afrizal, dan Kepala Dinas Ligkungan Hidup (DLH) Drs Dedi Asmar.
Kepala DLH Kota Solok Dedi Asmar menjelaskan, surat pernyataan pengelolaan lingkungan untuk pihak pengembang perumahan memang telah keluar, dan jika dilapangan memang terdapat kesalahan prosedur oleh pihak developer, maka kami akan meminta pertanggungjawaban atas kerusakan yang ditimbulkan akibat pengerjaan membuka lahan.
“Kami akan memanggil pihak pengembang ke DLH untuk mencarikan solusinya agar saluran irigasi tersebut tidak mengganggu kepada lahan pertanian masyarakat. Sesuai dengan rencana, kami akan segera mecarikan solusinya pada hari Senin tanggal 15 Februari 2021 bertempat di DLH,” terang Dedi Asmar.
Dalam peninjauan lokasi itu, Anggota DPRD Kota Solok Nasril In Datuak Malintang sutan menyarankan kepada DLH untuk meninjau ulang kembali tentang pengelolaan lingkungan di lokasi pembangunan perumahan yang ada di kelurahan Laing tersebut.
“Jika kita lihat saat sekarang, perbaikan yang telah dilakukan oleh pihak pengembang tidak sesuai dengan teknis dimana polongan yang di pasang di dalam bandar tersebut ukurannya terlalu kecil di bandingkan debit air yang mengaliri saluran irigasi tersebut,” kata Nasrin In Datuak Malintang Sutan.
Kami kuatirkan jika musim hujan datang, lanjut Nasrin In, air di saluran irigasi Sarang Alang akan meluap keluar akibat tidak dapat di tampung oleh polongan yang terlalu kecil. Maka berakibat air yang membawa tanah akan menimbun lahan persawahan.
“Kami menginginkan polongan kecil tersebut agar segera diganti oleh pengembang dengan polongan yang berukuran besar. Kami juga berharap kepada DLH agar tegas terhadap pengembang yang tidak memperhatikan akan dampak lingkungan,” sebutnya.
Dikatakan Nasrin In, jika perlu DLH Kota Solok mencabut terlebih dahulu surat pengelolaan lingkungan yang telah dikeluarkan, dan izin baru dapat dikeluarkan apabila pihak pengembang sudah memperbaiki segala sesuatu yang dapat merusak lingkungan.
Ketua Keltan Sarang Alang Laing Nurseha mengatakan, lahan persawahan yang terganggu oleh timbunan tanah galian perumahan ada seluas 60 hektar. Akibat saluran irigasi yang rusak itu suplai air di areal persawahan para petani pun tidak maksimal.
“Bahkan untuk sawah yang letaknya ada di hilir kerap kali tidak kebagian air. Padahal air ini menjadi kebutuhan utama para petani yang menanam padi,” kata Nurseha.
Dia berharap saluran irigasi untuk pengairan sawah di Keltan Sarang Alang bisa segera diperbaiki sehingga suplai air yang dibutuhkan para petani saat musim tanam bisa tercukupi. Ia juga menyebutkan bahwa sebelumnya saluran irigasi tersebut tersumbat akibat tanah galian pengerjaan lokasi perumahan, yang dibawa oleh air hujan sehingga tanah tersebut meyumbat saluran irigasi.
“Memang saat sekarang pihak pengembang sudah memperbaiki saluran tersebut namun polongan yang dipasang tidak sesuai dengan ukuran air yang melintasi saluran irigasi,” ungkap Nurseha.
Pelaksana perumahan PT. Ihsan Budi Insani Edrizal saat ditemui di lapangan membenarkan telah terjadi kerusakan pada saluran irigasi Sarang Alang akibat tertimbun oleh tanah galian yang di bawa oleh air hujan.
“Kami dari perusahaan telah memperbaiki saluran irigasi tersebut dengan cara memasang polongan di sepanjang saluran irigasi yang tertimbun mencapai 60 meter. Sampai saat sekarang air sudah mengalir seperti biasa kembali di saluran irigasi tersebut,” jelasnya.
Berdasarkan masukkan dari masyarakat, imbuhnya, agar dibuatkannya penahan tebing, tentu hal tersebut kami pertimbangkan terlebih dahulu. Yang jelas, kami dari perusahaan selalu ada itikad baik dan kami pun tidak mau merugikan masyarakat. (Syafri)