Catatan : Kamsul Hasan, SH, MH
Alhamdulillah sudah dapat kamar king size, biasanya digunakan bertiga dengan Ayra Hasan dan Ayra Windya Putri karena Covid-19, penerbangan jadi banyak protokolnya.
Malam ini selepas shalat Isya langsung dilakukan rapat dewan penguji. Selain sembilan penguji juga dihadiri tujuh penguji magang yang terbang dari berbagai daerah.
Sesuai syarat dari Dewan Pers, calon penguji harus bersertifikat utama. Mengikuti TOT lalu membuat paper. Setelah itu magang tiga kali.
Itu sebabnya ada yang terbang dari Gorontalo dan Kalimantan untuk magang sebagai penguji. Bila selesai magang, mereka akan menguji sendiri.
TOT Lembaga UKW PR
Sementara itu Lembaga Uji Pikiran Rakyat (PR) di Bandung, sudah bersiap untuk TOT. Rencananya pada tanggal 9 Maret 2021.
Kang Erwin, penanggung jawab Lembaga Uji PR mengatakan ada 50 orang wartawan utama pada anak perusahaan PR Group yang akan ikuti TOT.
PR dikenal sebagai perusahaan pers legendaris di Tanah Pasundan, berbasis cetak. Anak usahanya berkembang pada platform digital.
Saat ditanya apakah Lembaga Uji PR akan mengubah nilai pembobotan unjuk kerja pada modul yang selama ini digunakan Lembaga Uji PWI ?
“Intinya anak usaha PR Group sekarang main pada media online. Nanti mungkin akan berkembang pada diskusi TOT,” kata Kang Erwin.
Modul UKW Dewan Pers saat ini memang lebih cenderung untuk media cetak. Misalnya dalam menulis berita harus gunakan teori piramida terbalik.
Media online atau Siber malah terbalik. Mereka tidak mau inti berita berada pada teras dan tidak membuat judul yang menjadi kesimpulan teras berita seperti era cetak.
Media online atau Siber yang menerapkan teori media cetak dipastikan tidak akan dapat pengunjung seperti yang diharapkan.
Modul dasar Dewan Pers sebenarnya memberikan pintu masuk untuk membuat unjuk kerja media digital atau Siber melalui unjuk kerja ragam media.
Bila ingin membuat modul unjuk kerja media Siber maka nilai unjuk kerja ragam media lebih ditinggikan dari pembobotan piramida terbalik.
Pembobotan lain yang perlu dikoreksi antara lain unjuk kerja sama dengan tehnisi. Hal ini penting pada praktek sehari-hari, namun tidak bisa diterapkan saat UKW.
(Medan, 23 Februari 2021)
Kamsul Hasan merupakan Ahli Pers, Ketua Bidang Kompetensi PWI Pusat, Dosen IISIP, Jakarta dan Mantan Ketua PWI Jaya 2004-2014