Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Drs. Toni Harmanto, MH, selaku Kapolda Sumbar siang tadi menutup pelatihan dan simulasi Disaster Victim Identification (DVI), Selasa (9/2) di halaman Mako Satbrimob Polda Sumbar.
Pelatihan ini diikuti oleh puluhan personel dari Polda dan Satbrimob Polda Sumbar.
Dalam sambutannya, Kapolda menyebut bahwa dinamika situasi negara akhir-akhir ini sedang dilanda dengan banyaknya bencana, baik berupa bencana alam maupun bencana non alam yang telah mengakibatkan dampak kerugian materil dan immateril yang luar biasa.
Maka kata Irjen Pol Toni Harmanto, langkah penanganan dalam setiap bencana tersebut menjadi sangat penting untuk mencegah jatuhnya kerugian yang lebih besar lagi.
“Salah satu langkah penanganan yang begitu penting dalam setiap bencana adalah proses identifikasi yang lebih dikenal dengan istilah Disaster Victim Identification (DVI),” ucap Kapolda Sumbar.
Lanjutnya, sejalan dengan program prioritas Kapolri untuk mewujudkan Polri yang PRESISI (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan), dalam rangka memantapkan kinerja pemeliharaan kamtibmas, maka Polri dituntut mampu berperan aktif dan memberikan kontribusi nyata dalam proses Disaster Victim Identification (DVI).
“Maka dari itu dengan diadakannya kegiatan pelatihan dan simulasi Disaster Victim Identification (DVI) Tahun 2021 ini sangatlah tepat,” jelas Irjen Pol Toni.
“Harapan kita agar setelah kegiatan ini, para peserta pelatihan lebih memahami dan mengerti tugas dalam proses DVI dan dapat mempersiapkan personel dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam setiap proses DVI,” ujar Kapolda Sumbar menambahkan.
Jenderal bintang dua ini juga menyampaikan, beberapa penekanan terhadap personel yang telah mengikuti pelatihan DVI, yakni agar melakukan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi dengan Pemerintah Daerah, BNPB/ BPBD, TNI, serta stakeholder lain yang terlibat dalam penanggulangan bencana serta menyiapkan rencana operasi, rencana kontijensi, mengacu pada struktur penanggulangan bencana.
“Laksanakan pelatihan dan simulasi penanganan bencana termasuk DVI, bersinergi dengan Pemerintah Daerah, BNPB/ BPBD, TNI, serta stakeholder lain yang terlibat dalam penanggulangan bencana,” jelasnya.
Kemudian, agar melaksanakan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat terkait potensi bencana alam serta penanganannya terutama pertolongan pertama dan evakuasi agar masyarakat dapat mengantisipasi dan mampu melaksanakan secara mandiri.
“Kepada seluruh panitia, instruktur, peserta dan seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan dan simulasi Disaster Victim Identification (DVI) saya ucapkan terima kasih. Semoga ilmu yang ditransformasikan dapat bermanfaat dan implementatif di lapangan,” imbuhnya. (*)