Akhiri Masa Jabatan, Gubernur dan Wakil Sumbar Pamitan Kepada OPD

Tanpa terasa waktu berjalan sudah sepuluh tahun terasa singkat, Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, S.Psi, M.Sc gelar Datuak Rajo Bandaro Basa bersama Wakil Gubernur Sumatera Barat Drs. Nasrul Abit Datuak Malintang Panai merupakan kebanggaan masyarakat Sumbar ini akan mengakhiri masa jabatannya.

Sudah sepuluh tahun memimpin Sumbar, mereka termasuk sukses sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar dengan bertabur prestasi tingkat nasional dan internasional. Dalam sejarah mereka telah memberikan yang terbaik dalam pembangunan Sumbar, bahkan memberikan kebanggaan bagi masyarakat Sumbar atas prestasi yang diraih.

Tentu saja prestasi ini tidak gampang dicapai, perlu dilakukan pemikiran yang matang dan membutuhkan inovasi dalam mengeluarkan kebijakan. Bersama bantuan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumbar dan stakeholder terkait lainnya membawa Sumbar lebih berkembang lagi dari segala sektor yang ada. Sehingga berdampak pada kemajuan daerah dan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Di awal acara perpisahan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar di Auditorium Gubernuran, Jum’at (05/02/2021) di akhir masa jabatannya, Irwan Prayitno didampingi istri Nevi Zuairina mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi para ASN yang telah terlibat dalam pembangunan Sumatera Barat sepuluh tahun terakhir.

Selama dua periode kami menjadi Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) telah berupaya semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugas selama menjadi Gubernur. sudah tidak terasa saat bekerja bersama-sama, baik kerja ringan, berat, maupun sedang.

“Sepuluh tahun memang tidak terasa, kita sudah bekerja bersama-sama, ringan berat, siang dan malam, mengerjakan pekerjaan agar jangan sampai tertunda. Sampai sekarang tidak ada satu pun pekerjaan tertunda, semua tuntas,” jelas Irwan Prayitno.

Apakah itu, bekerja di dalam provinsi maupun luar provinsi bahkan luar negeri sudah tidak terasa semuanya sudah berlalu dan tidak ada satu pun pekerjaan di bawah tanggung jawab yang tertunda, artinya semua tanggung jawab semuanya tuntas, kecuali terkait dengan kewenangan orang lain.

“Pada tanggal 12 Februari nanti kami akan mengakhiri masa jabatan sebagai gubernur rasa itu sudah terasa dekat. Untuk itu kita juga tetap merasakan nikmatnya persahabatan dan juga silaturahmi dalam bekerja selama ini,” ungkapnya.

Tentunya semua ini kerja sama dengan SKPD yang selalu mendukung semua kebijakan yang diberikan oleh Gubernur Sumbar. Semua kegiatan baik kerja di lapangan maupun rapat-rapat tidak satu pun yang tidak dihadiri olehnya dengan alasan sakit.

“Alhamdulillah, sampai saat ini dari sekian puluh ribu kegiatan yang dibebankan kepada saya, tidak satu alasan pun saya tidak hadir karena sakit,” ungkapnya.

Bahkan ia menilai, setiap acara yang dijadwalkan oleh ajudan selalu tepat waktu. Tidak ada yang menunda kegiatan alasan terlambat, selalu disiplin dan tepat waktu.

“Kalau kita bekerja sungguh-sungguh, hasilnya pasti maksimal. Bekerja dengan niat baik karena Allah, InsyaAllah kita diberikan kesehatan,” kata Irwan Prayitno.

Apa yang membuat Irwan Prayitno puas selama sepuluh tahun bekerja? Kuncinya adalah bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tanpa ada penundaan dan yang paling utama adalah kepuasan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.

Gubernur yang dikenal dengan raja pantun ini memiliki ratusan penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional, terus berupaya bekerja keras untuk mendapatkan kepuasan dari masyarakat.

“Bekerja siang dan malam, bahkan hari libur pun dipakai untuk bekerja, hanya untuk mendapatkan kepuasan dari masyarakat. Inilah yang membuat saya merasa puas. Kalau hasil biarlah Allah yang menentukan. Silahkan masyarakat menilai, yang penting saya bekerja dengan benar dan sungguh-sungguh, itu kepuasan kita,” ucapnya.

Berkat kerja keras seluruh SKPD bersama Wagub Sumbar, menurut Irwan Prayitno, Pemerintah Provinsi Sumbar berhasil mengumpulkan lebih dari 400 penghargaan, baik tingkat nasional maupun internasional.

“Bahkan yang paling membanggakan adalah prestasi yang berhasil diraih Pemprov Sumbar yaitu Opini WTP delapan kali secara berturut-turut dari BPK RI terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),” ujarnya.

Segala bentuk penghargaan yang diterima menjadi bagian dalam memotivasi jajarannya untuk lebih meningkatkan kinerja. Namun demikian, ia menyatakan bahwa bukan penghargaan yang menjadi tujuan utama dalam bekerja, melainkan yang paling utama adalah kepuasan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.

Percepatan dalam pelayanan juga dinilainya memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, peradaban dan lainnya. “Sehingga jika kita diberikan penghargaan tentu ini menjadi bukti bahwa yang telah dilakukan itu sesuai dengan koridornya,” imbuh Irwan.

Hal itu tentu akan berdampak pada sektor-sektor lainnya, dan dengan memberikan pelayanan yang cepat, prima, mudah dan ikhlas, maka seluruh aspek kehidupan juga akan lebih mudah.

Selanjutnya ia menyebutkan semua ini merupakan berkat kerja sama dengan OPD tidak terkecuali bisa disebut satu per satu semangat yang luar biasa ini untuk mencari persolan mencari solusi melakukan tindakan.

“Oleh karena itu dalam sepuluh tahun memimpin kami merasa puas, masih bisa mengendalikan diri, walaupun itu marah saya rasa tidak, cuman suara saya agak tinggi, itu adalah merupakan penekanan, agar pekerjaan cepat diselesaikan, kalau tidak hari besoknya paling lama sudah siap,” sebut Irwan.

Semua itu terjadi karena tuntutan bahkan tidak ada maksud untuk menyudutkan selama sepuluh tahun memimpin. Untuk itu kami memohon maaf kepada Wagub Nasrul Abit, Sekda Alwis, serta seluruh OPD. Sekaligus ucapan terima kasih banyak atas semuanya semoga Allah saja membalasnya dan menjadi amal jariyah.

“Untuk itu tepat tujuh hari lagi kami akan mengakhiri jabatan sebagai Gubernur, sekiranya selama berbaur ada yang salah mohon kami untuk dimaafkan, dan kami pun tidak ada menyimpan dendam juga kesal yang terpendam sedikit pun,” tukasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Nasrul Abit yang juga didampingi istri Wartawati mengatakan, sudah lima tahun menjabat sebagai Wakil Gubernur dalam mendampingi Gubernur Irwan Prayitno merupakan suatu kehormatan.

“Kami bekerja tidak pernah ada keluhan dan ketidakcocokan. Kami saling koordinasi, saling menempatkan posisi masing-masing dalam bertugas,” tukas Nasrul Abit.

Karena tidak lama lagi, hanya tinggal tujuh hari lagi, yaitu tanggal 12 Februari ini, Nasrul Abit akan habis masa jabatannya.

“Hanya tujuh hari lagi, kami lagi tidak menjabat sebagai Wagub Sumbar lagi. Untuk itu kami akan titipkan kepada OPD agar melanjutakan program yang telah kita buat.

Kalau ada peluang bagi tenaga honorer untuk diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) segera diselesaikan. Selain itu ia juga berpesan agar tetap memperhatikan pembangunan di daerah-daerah yang membutuhkan, terutama daerah tertinggal.

“Kami sudah mengunjungi beberapa nagari yang belum sempat dibenahi, tentu perlu kami titipkan kepada saudar-saudara sekalian. Juga desa terpencil yang tidak ada insfratruktur. Kami berharap agar melakukan evaluasi kembali terhadap Indeks Desa Membangun (IDM),” harap Nasruk Abit.

Selanjutnya, juga perlu ditindaklanjuti terhadap usulan jalan fly over dari Indarung hingga Solok, kemudian Mentawai agar keluar dari kabupaten tertinggal, karena hal itu perlu dipikirkan.

Maupun pembangun infrastruktur di Teluk Tapang. Kemudian potensi di bidang pariwasata, pulau, gunung, pantai memiliki keindahan dan kekayaan alam Provinsi Sumbar yang perlu dilestarikan.

Kemudian ia juga menyebutkan bahwa selama lima tahun sudah berupaya bekerja semaksimal mungkin. Tanpa terasa sebentar lagi masa itu akan habis. Sekiranya ada waktu yang tidak berkenaan di dalam pelaksanaan tugas.

“Kerena sebagai manusia biasa penuh dengan kesalahan untuk itu memohon maaf yang sebesar besarnya, kepada Gubernur dan OPD di lingkup Pemerintah Provinsi Sumbar,” ucap Nasrul.

(Nov/Hms)

Pos terkait