Pagi ini Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), kembali merilis update zonasi kabupaten dan kota di-Sumbar minggu ke-43 pandemi Covid-19.
Pada update zonasi daerah minggu ke-43 ini tercatat 11 daerah berada pada zona oranye dan 8 (delapan) daerah pada zona kuning.
Komposisi ini mengalami perubahan dibandingkan update zonasi daerah pada minggu ke-42, pekan lalu. Dimana zona orange tercatat 10 daerah dan zona kuning 9 (sembilan) daerah.
Pada minggu ke-43 ini, sejumlah daerah zonasinya kembali naik dari kuning ke oranye dan sejumlah daerah zonasinya turun dari oranye ke kuning.
Kota Bukittinggi, Kota Sawahlunto, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Dharmasraya bila pada minggu ke-42 lalu berada pada zona kuning. Kini pada minggu ke-43 naik ke zona oranye.
Sedangkan kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Solok Selatan bila pada minggu ke-42 lalu berada pada zona oranye. Kini pada minggu ke-43 turun ke zona kuning.
Sementara sejumlah daerah lainnya tidak mengalami perubahan zona, masih sama dengan kondisi pekan ke-42 lalu.
Dilaporkan juga pada minggu ke-43 ini daerah zona merah dan zona hijau nihil. Sama dengan minggu ke-42 lalu.
Berikut selengkapnya keterangan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar, Jasman Rizal, dalam keterangan tertulisnya Minggu, (03/01/2021), pukul 09:44 WIB juga diterima Topsumbar.co.id.
Dikatakan Jasman, berdasarkan hasil perhitungan 15 indikator data onset pada minggu ke-43 pandemi Covid-19 di Sumbar oleh Satgas percepatan penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar.
Mulai tanggal 03 Januari 2021 sampai tanggal 09 Januari 2021, ditetapkan zona daerah sebagai berikut :
Zona Merah – Resiko Tinggi (Skor 0 – 1,8)
– Nihil
Zona Oranye – Resiko Sedang (Skor 1,81 – 2,40) terdapat 11 (Sepuluh) daerah. Rinciannya :
1. Kabupaten Pasaman Barat (skor 2,38).
2. Kota Bukittinggi (skor 2,34).
3. Kabupaten Dharmasraya (skor 2,31).
4. Kabupaten Agam (skor 2,30).
5. Kota Solok (skor 2,30).
6. Kabupaten Pesisir Selatan (skor 2,30).
7. Kota Sawahlunto (skor 2,29).
8. Kabupaten Padang Pariaman (skor 2,25).
9. Kabupaten 50 Kota (skor 2,23).
10. Kota Padang Panjang (skor 2,17).
11. Kabupaten Solok (skor 2,11).
Yang paling rendah skornya itu adalah Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang. Kita harapkan semua Kabupaten dan Kota lebih mengintesifkan pemeriksaan sample kepada warganya yang bertujuan agar penyebaran dan penangananan Covid-19 dapat lebih baik lagi.
“Melihat skor diatas yang paling rendah skornya itu adalah Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang,” ungkap Jasman.
Begitu juga kita harapkan semua kabupaten dan kota lebih mengintesifkan pemeriksaan sampel kepada warganya.
“Hal itu bertujuan agar penyebaran dan penangananan Covid-19 dapat lebih baik lagi,” sebut Jasman.
Selanjutnya diterangkan Jasman, Zona Kuning – Resiko Rendah (Skor 2,41 – 3,0) terdapat 9 (Sembilan) daerah. Rinciannya :
1. Kabupaten Kepulauan Mentawai (skor 2,65).
2. Kota Pariaman (skor 2,59).
3. Kota Payakumbuh (skor 2,53),
4. Kabupaten Sijunjung (skor 2,48).
5. Kabupaten Pasaman (skor 2,48).
6. Kabupaten Solok Selatan (skor 2,45).
7. Kota Padang (skor 2,44).
8. Kabupaten Tanah Datar(skor 2,43).
“Melihat skor diatas, pada minggu ke-42 pandemi Covid-19 di Sumbar, Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki skor terbaik dan Kabupaten Kepulauan Mentawai masih mempertahankan sebagai satu-satunya di Sumatera Barat yang belum ada kasus kematian di daerahnya,” terang Jasman.
Kemudian imbuh Jasman, kita berharap dengan pemberlakuan Perda No. 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru di Sumbar, akan semakin mempercepat memutus mata rantai Covid-19 di Sumbar.
Selanjutnya Zona Hijau – Tidak ada kasus. Pengertian tidak ada kasus, yakni tidak ada tercatat penambahan kasus Covid-19 dalam 1 bulan terakhir dan jika ada yang positif telah sembuh seluruhnya serta tidak ada kasus meninggal 1 bulan terakhir.
“Semakin tinggi skor, semakin baik pengendalian penyebaran Covid-19 di daerah tersebut,” sambung Jasman.
Berikutnya Jasman merincikan 15 indikator kesehatan masyarakat yang terbagi menjadi 11 indikator epidemiologi, 2 indikator surveilans kesehatan masyarakat dan 2 pelayanan kesehatan. Menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19 yang sudah ditetapkan pemerintah :
- Penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%).
- Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%).
- Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%).
- Penurunan jumlah meninggal dari kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%).
- Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%).
- Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%).
- Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif.
- Kenaikan jumlah selesai pemantauan dan pengawasan dari ODP dan PDP.
- Penurunan laju insidensi kasus positif per 100.000 penduduk.
- Penurunan angka kematian per 100.000 penduduk.
- Rt – angka reproduksi efektif kurang dari 1 (sebagai indikator yang ditriangulasi).
- Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama 2 minggu.
- Positivity rate kurang dari 5% (dari seluruh sampel diagnosis yang diperiksa, proporsi positif hanya 5%).
- Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS rujukan mampu menampung lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19.
- Jumlah tempat tidur di RS rujukan mampu menampung lebih dari 20% jumlah ODP, PDP, dan pasien positif Covid-19.
Dengan telah ditetapkannya status zonasi daerah pada minggu ke-42 ini, sebut Jasman, diminta Kabupaten Kota segera menyesuaikan segala aktivitas di daerahnya dengan protokol masing-masing zona.
“Hal ini bertujuan agar penyebaran Covid-19 dapat lebih bisa dikendalikan,” tutup Jasman Rizal DT. Bandaro Bendang yang juga adalah Kepala Dinas Kominfo Sumbar.
(AL)