Kesigapan Pemerintah Kota Padang Panjang menangani Covid-19, berbuah Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 15,5 miliar dari pemerintah pusat. Di kota berjuluk Serambi Mekkah ini, 100 persen bantuan difokuskan untuk pemulihan ekonomi.
Sebuah kebijakan yang berpihak kepada masyarakat yang tentunya tak lepas dari peran Walikota H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano bersama DPRD.
Pemulihan ekonomi diberikan melalui Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk tiga bulan, terhitung Oktober, November dan Desember sebesar Rp. 900.000 dan bantuan permodalan UMKM sebesar Rp 2 juta. Kota Padang Panjang satu-satunya daerah di Sumbar yang memanfaatkan DID dalam bentuk BST bagi masyarakat.
Untuk BST dengan data penerima 3.079 KK telah diserahkan sejak Jumat (18/12) lalu. Di sisi lain, bantuan permodalan kepada 2.100 UMKM juga turut diberikan mulai Senin (21/12) lalu. Kedua dana itu disalurkan lewat kerjasama dengan Bank Nagari.
Di hari terakhir penyaluran bantuan, Rabu (23/12), Fadly melihat langsung aktivitas penyerahan BST dan permodalan UMKM. Walikota muda itu, berharap para penerima tetap bersemangat dan berjuang.
“Semoga bantuan ini bermanfaat. Walau kecil, mudah-mudahan bisa meringankan kesulitan menghadapi Covid-19 ini. Kita berharap bantuan ini betul-betul bisa menyasar masyarakat yang terdampak,” katanya.
Sementara itu, kepada masyarakat penerima bantuan permodalan UMKM, Fadly mengajak bisa menginvestasikannya kembali.
“Melalui bantuan permodalan ini, kiranya dapat menunjang usaha, untuk pulih dari dampak Corona ini. Terima kasih kepada Bank Nagari yang telah bekerjasama dalam penyaluran bantuan ini,” sebutnya.
Dikatakan Fadly, BST dan permodalan untuk UMKM, adalah bantuan dari pemerintah pusat berupa DID tambahan yang dialokasikan kepada daerah yang sangat baik dalam penanggulangan covid-19.
“Kita fokuskan 100 persen untuk pemulihan ekonomi di Kota Padang Panjang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Bank Nagari, Zulhendri, SE mengapresiasi Fadly dapat meraih dana tambahan DID ini.
“Tidak semua daerah mendapatkannya. Ini sebagai bentuk penghargaan pemerintah pusat dalam penanganan Corona. Bank Nagari saat ini fokus dalam pembagian dana DID berbentuk BLT dan bantuan permodalan UMKM. Kami berharap, ini dapat berlanjut. UKM naik kelas dan nantinya bisa mendapatkan bantuan lewat kredit komersil di Bank Nagari terutama dana KUR,” tuturnya.
Terkait penerimaan bantuan UMKM yang disebut-sebut dipotong Rp. 20.000, Zulhendri meluruskan, itu bukanlah potongan. “Itu saldo minimal Bank Nagari. Uang dua puluh ribu itu, masih milik pemilik rekening,” jelasnya. (AL/Kominfo)