Bawang Merah Alahan Panjang Kabupaten Solok, Sumatra Barat dikenal sebagai prioritas pengembangan produksi bawang merah di luar Jawa, guna memenuhi kebutuhan bawang dalam negeri dan ekspor di Indonesia
Bila diperhatikan bawang merah di Alahan Panjang Solok, besaran bawangnya jauh lebih besar, baunya lebih harum, dengan warna lebih menarik. Merah terang dan segar. Selintas mirip bawang merah dari India, dan satu rumpun nya sampai 7 biji dengan ukuran super.
Bawang merah adalah tanaman yang ditanam oleh masyarakat Alahan Panjang yang dinanti selama 100 hari, dan setelah panen tanaman bawang merah dibersihkan, di sortir, dan dijual langsung ke pasar Alahan Panjang, ada juga yang melalui agen.
Di Sumatera Barat, bawang Merah Alahan panjang paling diminati dan paling laris di pasaran. Meski demikian hasil pertanian tanaman bawang merah dan penjualannya tidak menjamin petani memperoleh laba, hal ini disebabkan hasil penjualan
masih harus dikurangkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan petani dalam menghasilkan produksinya seperti biaya pupuk, upah tenaga angkut, sortir, dan transportasi.
Di Nagari Aia Dingin, terdapat lahan pertanian bawang yang cukup luas. Rata-rata penduduk nya bertani bawang. Pada umumnya masyarakat lebih senang menjual hasil panennya langsung ke pasar sayur yang berada di pasar Alahan Panjang, ada juga dengan melalui agen/toke yang datang kerumah.
Sejak adanya lonsor beberapa waktu lalu akses jalan yang terjal dan berbatu membuat agen dikatakan jarang datang ke petani bawang. Para petani bawang harus membawa hasil kebun ke pasar Alahan Panjang dengan menempuh jalan yang cukup jauh dan terjal.
Namun tidak semua petani bawang mau menjual hasil panennya ke agen karena mereka membeli terlalu murah, maka dari itu masyarakat lebih senang menjual hasil panennya langsung ke pasar dan ke toke yang sudah menjadi langganan mereka.
Hasil pertanian di Alahan Panjang hampir seluruh lahan ditanami dengan sayuran terutama tanaman bawang merah, demikian juga dengan penduduknya sebagian besar mempunyai lahan pertanian dengan luas lahan yang bervariasi.
Pemasaran sayuran dari daerah ini umumnya sampai di pulau Jawa. Akan tetapi kondisi ini tidak membuat tingkat kesejahteraan petani meningkat, disebabkan agen membeli bawang merah dengan harga rendah.
Dari keterangan para petani hampir setiap musim panen tiba mereka mengalami kerugian karena harga bawang merah yang rendah, sementara biaya produksi bawang merah sangat tinggi. Petani juga mengakui bahwa kendala terbesar yang dihadapi adalah dalam hal pemasaran bawang merah.
Secara umum pola penyaluran produksi bawang merah Alahan Panjang menggunakan pedagang perantara yang datang ke rumah/kebun yang dibeli oleh agen, dan sebagian lainnya dijual langsung kepada pengecer di pasar tradisional.
Hingga saat ini, harga bawang merah tingkat petani di sentra produksi Alahan Panjang masih berkisar Rp20.000 per kilogram untuk ukuran super, jika dibandingkan dengan harga sebelumnya Rp15.000 per kilogram. (***)