Setelah, Selasa, (17/11/2020) pukul 08:44 WIB, pagi kemarin, sebagian kawasan Sumbar diguncang gempa bumi berkekuatan 6,3 Magnitudo yang kemudian diperbarui BMKG menjadi 6.0 Magnitudo.
Siang ini, Rabu, (18/11/2020) kembali sebagian kawasan Sumbar diguncang gempa berkekuatan 5,3 magnitudo.
Bila kemarin episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 kilometer arah barat daya Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada kedalaman 13 kilometer.
Maka gempa yang terjadi pukul 11:41 WIB, siang tadi terletak pada koordinat 5.311 km1.81 LS – 100.34 BT.
Pusat gempa berada di laut 57 km Barat Daya Pesisir Selatan (Pessel).
Begitupun bila gempa kemaren dirasakan di 12 kabupaten kota di Sumbar, maka gempa siang tadi dirasakan (Skala MMI): III-IV Painan, III-IV Tuapejat, II-III Padang, II-III Padang Panjang, II-III Padang Pariaman, II-III Solok Selatan, II Pasaman, II Pasaman Barat, II Sijunjung.
Informasi dihimpun Topsumbar.co.id di Kota Padang dilaporkan warga sempat berhamburan keluar rumah, begitu pula di Painan, Tuapejat, Mentawai, Kab. Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, Kab. Solok.
“Di Kota Padang terpantau sebagian warga sempat berhamburan keluar rumah, namun Alhamdulillah Padang aman,” ujar Siti Rahmadani Hanifah, Pimred Topsumbar co.id mengabarkan di WAG.
“Kota Painan, Kota Padang Panjang, Kab. Solok juga aman,” timpal wartawan Topsumbar.co.id Rega Desfinal, Alfian dan Andar Mantari Kayo
“Saat gempa tadi kami sedang di kantor Bandara Internasional Minangkabau (BIM), karyawan BIM keluar meninggalkan ruangan kerja, dan berada di halaman kantor sekitar 15 menit, berbarengan dengan waktu istirahat siang dan berjaga-jaga jika terjadi gempa susulan,” ucap Len, wartawan Topsumbar.co.id biro Padang Pariaman.
Lantas bagaimana analisis gempa bumi Pessel siang tadi ?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi dengan magnitudo 5,3 (diperbarui menjadi M 5,2) di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), berjenis gempa dangkal. Gempa bumi ini terjadi karena aktivitas subduksi.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujar Rahmat Triyono selaku Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG dalam keterangan tertulis, Rabu (18/11/2020), dikutip Topsumbar dari Detiknew.com.
Gempa bumi tektonik ini terjadi pukul 11.41 WIB di wilayah Samudra Hindia di bagian barat Sumbar. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,75 Lintang Selatan (LS) dan 100,42 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 47 kilometer (km) arah barat daya dari Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, pada kedalaman 46 km.
BMKG memaparkan dampak dari gempa bumi yang berpusat di laut ini :
- Skala III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah) di Painan dan Tuapejat.
- Skala II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang) di Padang, Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok Selatan.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata Rahmat.
Hingga hari pukul 12.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (after shock).
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” himbau BMKG.
(AL/BS)