Pemerintah daerah terus berupaya mempertahankan kearifan lokalnya dalam kali ini makanan yang sudah melegenda yakni kuliner rendang, dan Pemerintah Kota Payakumbuh terus berusaha dan berupaya agar kuliner rendang ini dapat dikenal dunia,” ucap Rina Febria selaku host saat memulai acara live Dialog Interaktif Dalam Program Suara Publik di Televisi Republik Indonesia (TVRI) Sumatra Barat.
Dengan mengusung tema ‘City of Randang’, TVRI Sumatera Barat mengundang Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunaz sebagai narasumber pada live dialog interaktif membahas tentang rendang selama satu jam yang berlangsung di studio utama stasiun televisi nasional, Kamis (29/10/2020).
Pada sesi dialog interaktif ‘City of Randang’, Rina menanyakan kepada Wakil Walikota Erwin Yunaz tentang landmark Kota Payakumbuh yang awalnya merupakan Kota Batiah dan sekarang Kota Payakumbuh sudah di re-branding menjadi Kota Rendang. Hal ini ditanggapi langsung oleh Wawako itu dengan menyampaikan jika inovasi untuk melakukan re-branding Kota Batiah menjadi Kota Rendang muncul saat dia menjabat sebagai orang nomor dua di Kota Payakumbuh.
“Saat saya mulai bertugas pada September 2017 itu, yang paling utama saya ingin lakukan yakni untuk meningkatkan daya ungkit dalam usaha dan industri di Kota Payakumbuh. Sementara Kota Payakumbuh belum mempunyai sentra dan industri yang dapat mendorong daya ungkit lebih, apalagi Kota Payakumbuh juga terkenal akan tujuan kota kulinernya, maka hal ini langsung saya lihat untuk mengangkat rendang menjadi yang utama bagi Kota Payakumbuh,” ungkap Erwin Yunaz.
Lebih lanjut, Wawako Erwin Yunaz mengatakan untuk melakukan re-branding menjadi Kota Rendang tidaklah mudah karena butuh pengakuan atau penghargaan dalam kuliner rendang yang harus dimiliki Kota Payakumbuh, dan ternyata hal ini telah dimiliki Kota Payakumbuh sejak dari tahun 2013 silam, dimana Kota Payakumbuh diberi penghargaan dan diakui sebagai kota penghasil rendang dari Provinsi Sumatea Barat.
“Dan dengan telah diakui Provinsi Sumatera Barat ini, Kota Payakumbuh mendirikan ‘Kampung Rendang yang dimana di dalamnya terdapat 23 jenis varian rendang yang sudah di data dan tentu hal ini juga masih banyak varian lain yang belum terdata, karena sebenarnya apapun itu tentu bisa diolah menjadi rendang, tidak hanya dari daging, rendang bisa dibuat dari sayuran dan buah serta banyak bahan lain yang dapat diolah jadi rendang tentunya,” lanjutnya kembali.
Tidak hanya itu, Erwin juga menyampaikan jika Kota Payakumbuh sudah memiliki rumah potong hewan moderen yang tentu mampu melakukan pemotongan sapi secara lebih cepat dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi kerja secara maksimal.
“Tidak cukup sampai disitu saja, saat ini Kota Payakumbuh juga sudah memiliki sentra rendang. Dimana sentra rendang ini hadir bertujuan untuk menaungi para pelaku usaha rendang yang ada di Kota Payakumbuh sehingga pelaku IKM ini nantinya dapat maju dengan dibantu oleh pemerintah daerah tentunya,” ujar Erwin.
Menurut Erwin saat ini sentra rendang Kota Payakumbuh baru bisa memproduksi rendang masih ratusan kilo per harinya, dan target ke depan dari orang nomor dua di Kota Payakumbuh itu jika sentra rendang dapat melakukan produksi sebanyak 10 ton per harinya.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Wakil Walikota Erwin Yunaz, Rina Febria selaku host turut mendoakan Kota Payakumbuh ke depannya menjadi kota penghasil rendang nomor satu di Sumatera Barat bahkan nasional.
“Sehingga produksi rendang Kota Payakumbuh dapat kita temui dimana pun di Indonesia bahkan sampai mancanegara harusnya,” tukas Rina saat dialog interaktif pada program Suara Publik itu ditutup.
(ton)