Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mendapatkan atensi luar biasa dari sejumlah tim penilai saat melakukan presentasi kepala daerah dalam rangka penilaian dan penghargaan pemerintah daerah Innovative Government Award (IGA) tahun 2020.
Dalam penilaian itu, menggunakan secara virtual, diruang kerjanya Rabu (04/11/2020) Irwan Prayitno menyampaikan ada sebanyak 7 (tujuh) hasil inovasi terbaik dari Sumatera Barat, walaupun inovasi lain banyak yang telah diterapkan di daerah.
Provinsi Sumatera Barat mendapatkan nominator kepala daerah pada Lomba Innovative Government Award (IGA) sebagai Klaster Provinsi Terinovatif Tahun 2020.
Adapun inovasi andalan di Sumbar di antaranya inovasi, ADO (Apoteker Selalu Ado), Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat, Absensi Online, TUAN O (Toko Untuk Jualan Online), Samsat Malming, Inlovest dan Gelar Pangan Murah (GPM) keliling.
Kemudian Gubernur Sumbar menjelaskan inovasi andalannya Pemerintah Provinsi Sumbar adalah:
1. ADO (Apoteker Selalu Ado) di inisiator oleh RSUD M. Natsir untuk memfasilitasi Apoteker melayani pasien dengan maksimal melalui media sosial, sehingga memudahkan pasien untuk memperoleh segala informasi obat yang benar langsung dari apoteker dimana saja dan kapan saja.
2. Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) yang di inisiator dari Dinas Kehutanan Sumbar, memposisikan masyarakat setempat atau sekitar hutan sebagai aktor utama dalam pengelolaan hutan, sehingga memiliki peran yang strategis dalam memastikan terjadinya peningkatan keaejahteraan masyarakat setempat.
“Jadi dengan adanya PHBM pemerintah terbantu dalam pelestarian hutan. Dengan dijaga langsung oleh masyarakat setempat, masyarakat pun bisa memanfaatkan hutan dengan menanam pohon durian, jengkol dan lainnya untuk bisa meningkatkan perekonomiannya, tanpa merusak hutan,” sebutnya.
3. Absensi Online di inisiator oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Sumbar, sebagai aplikasi kehadiran yang dapat digunakan oleh ASN dan Non ASN di lingkungan Pemprov Sumbar dengan menggunakan handphone masing-masing, Sistem ini dirancang dengan menggunakan teknologi geotagging dan foto selfie.
“Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, sangat berguna sekali untuk mengurangi virus corona akibat terpaparnya dari sidik jari,” tuturnya.
4. TUAN O (Toko Untuk Jualan Online) di inisiator Dinas Koperasi dan UMKM untuk memfasilitasi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya dengan memanfaatkan marketpalce atau pasar online. Dengan aplikasi bajojo.id sekarang ini banyak digunakan oleh masyarakat Sumbar dalam penyesuaian diri di era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
5. Samsat Malming, di inisiator oleh Badan Keuangan Daerah Sumbar sebagai peluasan layanan pembayaran PKB dengan penambahan payment point melalui penambahan waktu layanan di malam hari yaitu Malam Minggu.
6. InLOVEST yang di inisiator dari Dinas Penanaman Modal dan PTSP untuk mempermudah investor untuk mengetahui keberadaan lokasi peluang investasi di Sumbar menggunakan teknologi pada perangkat bergerak, dikembangkan menggunakan android yang berintegrasi dengan Google Map.
7. Gelar Pangan Murah (GPM) keliling yang di inisiator Dinas Pangan, digunakan untuk menjual komoditas bahan pangan secara langsung ke lingkungan pemukiman masyarakat, operasi pasar dan bazar pada event-event tertentu dengan harga lebih murah dibandingkan harga pasar.
Semuanya dijelaskan secara detil oleh Gubernur Sumbar dengan tujuan memperbaiki tata kelola pemerintahan dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemberdayaan peran serta masyarakat, guna meningkatkan daya saing daerah.
“Inovasi erat kaitannya dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Serta, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengefisiensi kerja-kerja di pemerintahan. Untuk itu, perlu dilakukan dengan inovasi. Karena, tanpa inovasi harapan tersebut tidak akan tercapai,” kata Irwan Prayitno.
Maka, perlunya dilakukan inovasi untuk menjalankan program-program untuk masyarakat. Apalagi, setiap OPD di Pemprov mesti ada 10 (sepuluh) inovasi yang dilakukannya.
Tercatat sesuai data tahun 2019, karakteristik wilayah Sumbar untuk demografis jumlah penduduk 5,44 juta, tingkat kemiskinan 6,42 persen di bawah rata-rata nasional 9,2 persen, tingkat pengangguran 5,33 persen, sementara IPM Sumbar 72,39 persen lebih tinggi dari nasional, GINI RATIO sumbar cukup bagus di bawah target nasional.
Kemudian untuk pertumbuhan Ekonomi Sumbar 5,05 persen yang merupakan daerah agraris pertanian dan perkebunan, jadi Sumbar tidak bisa tinggi, namun selalu persentasenya di atas nasional.
“Untuk tingkat inflansi 1,67 persen yang terbaik di pulau Sumatera, PDRB Sumbar paling tinggi pada sektor pertanian, perternakan, perkebunan dan perikanan 246,42 trilyun dengan per kapita Rp45,28 juta. Secara geografis Sumbar banyak dikelilingi hutan, jadi untuk sektor transportasi 12,60 persen,” jelas Irwan Prayitno.
Semuanya itu prestasi yang diraih Sumbar yaitu WTP sebanyak delapan kali berturut-turut ini membuktikan Sumbar sangat peduli dengan dalam pengelolaan keuangan perekonomian pemerintah yang akuntabilitas, efesiensi dan efektifitas kinerja dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik yang cepat, tepat, mudah dan murah.
“Alhamdulillah, Sumbar masuk dalam penilaian mendapat Innovative Government Award (IGA) sebagai Klaster Provinsi Terinovatif Tahun 2020,” ucap Irwan.
Kemudian Irwan Prayitno menyebutkan, pembangunan budaya berinovasi terus ditingkatkan, bahkan setiap OPD di Pemprov harus ada 10 (sepuluh) inovasi tiap tahunnya, untuk meningkatkan daya saing antardaerah dalam tatanan otonomi daerah. Daya saing yang terbangun di daerah akan berimplikasi kepada peningkatan daya saing secara nasional.
“Beragam inovasi yang telah dikembangkan dan diterapkan di Sumbar dari berbagai instansi akan terus berlanjut guna mendapatkan pemerataan pelayanan dan kualitas pelayanan publik,” ungkapnya.
(Hms Sumbar)