Bara api politik Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2020 kian menyala di Kabupaten Solok. Diksi verbal yang arogan berselweran di jagad maya (Mensos-red), menjadi santapan publik yang tak sedap.
Hantaman politik hitam menggelinding bagai badai tak terhindarkan. Namun sikap sabar dan tetap berpikir positif, menjadi kata kunci bagi Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Solok Nofi Candra-Yulfadri Nurdin. Selain itu, Pasangan Nomor Urut 1 ini juga semakin mendapat simpatik dari masyarakat Kabupaten Solok.
Dari pantauan TopSumbar.co.id di lapangan, Kesabaran pasangan Nofi Candra-Yulfadri yang tiada batas, merupakan karakter yang bisa mendulang simpati dari banyak kalangan terutama kaum ibu-ibu. Kaum ini cenderung menyukai tipikal pimpinan yang sejuk, lembut, santun dan bersahaja. Karakter seperti itu, menjadi kebiasaan pasangan tersebut dalam keseharian, yang maju dengan visi misi “Sektor Pertanian dan Pariwisata ‘Panglima’ peningkatan ekonomi masyarakat Kabupaten Solok”.
Beberapa waktu lalu rombongan ibu-ibu saat bertemu dengan Nofi Candra spontan berteriak menyatakan dukungannya bergabung untuk memenangkan pasangan Nofi Candra-Yulfadri untuk jadi pemimpin masa depan dengan harapan pasangan tersebut dapat membawa perubahan daerah ini lebih maju.
“Kami sangat terenyuh melihat pak Nofi dan pak Yul yang selalu dihina dan dicaci lawan politik. Begitu teganya mereka mengatakan pak Nofi sebagai kandidat karah-karah yang bangkrut. Dengan lantangnya mereka berucap menghadang ‘Bak rajo angek garang cari lawan’,” kata salah satu diantara ibu-ibu itu seraya bercucuran air mata dihadapan Nofi Candra.
Tak hanya itu, mereka juga menyatakan prihatin dengan sikap salah seorang Calon Bupati yang dijuluki “Bos” oleh para pendukungnya yang bertindak diluar naluri kemanusiaan dengan menyegel rumah pribadi Wakil Bupati Solok aktif Yulfadri Nurdin.
“Kita wajib memenangkan Nofi Candra dan Yulfadri serta turut serta melawan kesombongan. ‘Black campaign’ itu memang tidak perlu ditanggapi. Namun sikap politik mereka sudah kelewat batas dengan menyerang pak Nofi dan pak Yul,” histeris ibu-ibu yang sudah mulai muak dengan sikap arogan calon pemimpin yang kerap menyerang rival politiknya.
Semua yang menyaksikan kenyataan yang mendadak itu (Penyegelan rumah pribadi-red), sangat haru dan terbawa perasaan sedih sampai meneteskan air mata. Hingga muncul teriakan beserta yel-yel, “Hidup Nofi Candra, Hidup Yulfadri, Hidup Generasi muda sang calon pemimpin masa depan, Kami bersamamu, Hidup Pasangan Nomor Urut 1. Insya Allah Menang.
Menanggapi hal itu, Nofi Candra Calon Bupati Solok meminta masyarakat Solok bersatu untuk selalu senantiasa sabar, menghadapi berbagai hantaman badai politik hitam yang menyerang hampir setiap saat itu. Jangan ikuti cara mereka, biarlah setiap ucapan yang menyakitkan itu kita hadapi dengan sabar dan tidak membalasnya.
“Jika kita telah berlaku baik pada posisi yang benar, maka Allah pasti akan membimbing kita. Orang yang memusuhi kita itu akan jatuh, dan menelan kata-katanya sendiri karena ada hukum alam bagi mereka yang keluar dari rasa kemanusiaan,” kata Nofi Candra.
Bagi yang menabur angin, pasti akan menuai badai imbuh Nofi Candra generasi muda milenial pemilik PT. Citra Nusantara Mandiri (CNM) dan pengusaha NC Plaza yang juga adalah mantan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) itu penuh makna.
“Tujuan kita besikap seperti ini, bukan semata mengoreksi persepsi yang keliru tentang kita. Tapi biarlah masyarakat yang menilai, mana yang baik dan mana yang benar. Pihak seberang justru akan merasa telah berbuat kesalahan karena telah meremehkan lawan politiknya,” tuturnya Calon Bupati Solok itu.
Jika ditanggapi apa yang dilakukan pihak seberang, lanjut Nofi Candra, itu sama artinya kita telah menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak penting, dan tidak berkelas yang pada akhirnya akan menggiring kita ketularan prilaku tak baik. Namun kita akan selalu teringat terhadap apa yang telah mereka lakukan kepada kita.
“Biarlah itu semua kita jadikan sebagai motivasi pembangkit semangat kita untuk lebih gigih berjuang bersama dan bersatu untuk Solok lebih maju, dan perenungan untuk merasakan perasaan diri kita sendiri, serta perlu bertanya mengapa kita bereaksi terbawa emosi yang akan merusak pikiran kita sendiri,” ucap Nofi Candra serasa mengingatkan ibu-ibu tersebut.
Kendati begitu, sesama manusia dan sesama putra Solok, Nofi Candra tak lupa mengingatkan saudaranya yang berada di pihak seberang, agar belajar untuk merubah cara pandang terhadap dunia dan semua orang yang ada di dalamnya.
“Dunia ini tidak selebar daun kelor. Perkiraan anda terhadap kenyataan yang terjadi harus pula disadari bahwa tidaklah sepenuhnya akurat. Prasangka terhadap orang yang anda tuju, harus dipahami pula bahwa tidaklah selalu benar. Kita harus selalu membuka setiap kemungkinan yang akan terjadi. Sebab, masing-masing persoalan mempunyai situasinya sendiri,” sebut Nofi Candra.
Untuk “Kaganti kusuik nan kamanyalasaian, karuah nan kamampajaniah, takalok nan kamanjagoan, lupo maingekan, panjang nan kamangarek, singkek nan kama uleh”, Nofi Candra tak lupa pula mengingatkan pihak yang gencar melakukan “Black campaign”, yang diduga penuh dusta itu agar berusaha mencoba berlaku baik pada posisi yang benar.
“Jika tersesat di ujung jalan, maka sebaiknya kembalilah ke pangkal jalan agar tidak terlalu jauh melangkah di jurang yang gelap penuh dosa,” kata Nofi Candra memberikan nasihat gratis untuk pihak seberang. (Red)