Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi, M.Sc menghadiri acara Indonesia Tuberculosis International Meeting (INA-TIME) 2020 secara virtual yang bekerja sama dengan Kememterian Kesehatan Subdit TB dan Jejaring Riset TB (Jetset TB) Indonesia dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, di kediamannya, Jumat (28/08/2020) pagi.
Dalam acara webinar tersebut, Irwan Prayitno menjelaskan bahwa bagaimana bahayanya penyakit TB yang menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium Tuberculosis.
“TB paru merupakan salah satu penyakit yang hampir sama dengan virus corona, oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya penanganan secara serius, janganlah kita abaikan. Dengan melakukan pola hidup yang sehat dan mengikuti protokol kesehatan, Insya Allah akan terhindar dari penyakit menular itu,” sebut Irwan Ptayitno.
Penularanya hampir sama yaitu ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius yang terutama mempengaruhi paru-paru. Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan bakteri yang menyebabkan tuberkulosis tidak memiliki gejala. Infeksi virus corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease-2019) bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
“Sejak awal masuknya Covid-19 di Sumbar pada 26 Maret yang lalu, saya sudah menerapkan masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak,” jelas Irwan Prayitno.
Virus corona ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
“Beda dengan TB yang sudah ada obatnya dan tidak pandemi, sementara Covid-19 sampai saat ini belum ada vaksin atau obatnya, bahkan tingkat penularannya sangat cepat,” ucapnya.
Selain itu, Gubernur Sumbar sangat menginspirasi, dan harus menjadi perhatian penuh dari semua. Ia juga mengatakan, agar tetap menjaga kesehatan, tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.
“Dengan adanya acara ini kita bisa menjadi lebih bisa mengutamakan kebersihan lingkungan, karena penyakit ini penyakit pandemi dunia yang banyak menimbulkan kematian,” imbuhnya.
Di tengah pandemi Covid-19 selain harus beradaptasi dengan kehidupan baru kita juga dituntut untuk melaksanakan kegiatan produktif tidak hanya untuk survive tapi menuju kehidupan lebih baik lagi.
Berdasarkan data penderita TB (Tuberculosis) di Sumatera Barat ditargetkan 65% sudah tercapai tetapi hanya 29% yang terlaksana artinya capaian tersebut belum memuaskan. Untuk ini dengan adanya acara INA-TIME ini bisa lebih fokus penanggulangan TB walupun di tengah Covid-19.
“Dengan data ini kita diminta untuk meningkatkan capaian TB, walaupun di tengah pandemi disibukkan dengan penanggulangan covid-19 kita jangan abai terhadap TB di Sumatera Barat,” jelasnya.
Penderita Tubercolosis merupakan penderita Nomor 3 terbanyak di dunia. Dengal hal tersebut bersama-sama memberikan kontribusi mengurangi jumlah korban TB tanpa kecuali. Tentunya dengan melibatkan semua pihak baik dari pemerintah, akademisi, peneliti, dan masyarakat Sumatera Barat.
“Hikmah yang bisa dipetik dengan adanya Covid-19 kita bisa hidup bersih. Mengharuskan untuk beradaptasi dengan kenormalan baru. Untuk itu penanggulangan TB bisa dipakai pula cara penanggulangan Covid-19 seperti memakai masker, jarak, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, istirahat cukup, rajin olahraga, dan makan makanan bergizi seimbang,” jelas Irwan Prayitno.
“Saya berharap melalui webinar ini bisa mengikis habis, dengan demikian kita terlepas dari TB,” tambahnya.
Sebagai penutup Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengucapkan terima kasih acara INA-TIME dalam webinar ini untuk mengikis penderita TB agar tercapai target tahun 2023 penderita TB habis.
(Nov/Hms)