Pertambahan 47 orang warga Sumbar terkonfirmasi positif Covid-19 pagi ini merupakan rekor baru jumlah pertambahan positif Covid-19 dalam satu hari sejak pandemi Covid-19 merebak di Sumbar awal April 2020 lalu.
Terkait rekor baru pertambahan tersebut, Ketua Tim dan penanggungjawab Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso, Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc berikan penjelasan.
Dijelaskan dr. Andani, hari ini, Jumat, 7 Agustus 2020, angka pertambahan positif Covid-19 Sumbar hasil pemeriksaan, seharian kemaren, Kamis, 6 Agustus 2020 adalah 47 orang positif atau 3.3%.
“Angka 3.3% positif ini masih dibawah standar WHO yang 5% dan angka ini sangat terkait dengan pergerakan orang, khususnya dari luar Provinsi,” kata dr. Andani.yang penjelasannya kemudian dibagikan ke awak media oleh Kepala Dinas Kominfo Prov Sumbar, Jasman Rizal juga diterima Topsumbar.co.id.
Bagi kita dilaboratorium dan teman-teman Dinas Kesehatan, lanjut dr. Andani, sudah memprediksi akan ada letupan seperti ini, tinggal sekarang bagaimana tracing tetap konsisten dengan kapasitas besar.
“Semua yang kita temukan hari ini tanpa gejala atau ringan, namun mereka adalah Silent Spreader (Penyebar Diam -red)
yang jika kita tidak temukan akan menjadi penular bagi orang lain,” jelas dr. Andani, menambahkan.
Terkait dengan kondisi tersebut, ia menghimbau agar:
- Mari bersama-sama menjelaskan ke masyarakat bahwa situasi masih terkendali dan apa yang ditemukan merupakan proses pencarian kasus.
- Mari bersama-sama mengingatkan orang dari luar Provinsi untuk memeriksakan diri (Swab) ke Puskesmas atau Bandara.
- Tetap jalankan protokol Covid-19 karena ini menandakan kita menyayangi keluarga, rekan kerja dan tetangga.
- Tidak usah berfikir gelombang kedua, karena ini hanya bagian proses. Jika ini disebut gelombang kedua, maka nanti akan ada lagi gelombang 3, 4 dan seterusnya.
Pengalaman di Eropa dan Amerika hanya ada 1(satu) gelombang. Bagi negara yang terkendali, tidak ada fase puncak atau puncak cenderung datar dengan riak-riak. Ini adalah riak-riak tersebut.
Tidak usah saling menyalahkan, yang penting bagaimana kita bekerjasama secara optimal untuk tracing dan testing.
“Mari saling mendukung untuk menpertahankan Sumbar tetap terkendali. Saat ini adalah bagian dari pengendalian tersebut. Semoga Allah meridhoi apa yang kita kerjakan ini.” tutup Dr.dr. Andani Eka Putra.
(AL)