Jelang Pembangunan Mesjid Agung Payakumbuh, KAN Koto Nan Ompek Minta Pemko Sediakan Fasilitas Belajar Adat

Pembangunan Mesjid Agung Kota Payakumbuh akan dilaksanakan pada tahun 2021 hingga 2022, pembebasan lahan pun telah melalui tahap penyelesaian dan finish di awal tahun 2021 mendatang oleh pemko bersama masyarakat yang antusias tanahnya dibeli pemko demi terlaksananya mesjid termegah di Payakumbuh dengan nilai bangunan utamanya saja 54 milyar rupiah, fantastis.

Pada Senin (20/07), digelar rapat bersama di Ruang Pertemuan Randang antara Sekretaris Daerah Rida Ananda, Wakil Ketua DPRD Armen Faindal, Ketua MUI Mismardi, Kepala Kemenag Ramza Husmen, Asisten II Elzadaswarman, Kepala Dinas PUPR Muslim, Ketua KAN 10 nagari, dan camat bersama Konsultan Perencana Muldecon Graha Adiyaksa Padang.

Dalam paparanya, konsultan perencana Afni Yarsi mengatakan pembangunan Mesjid Agung mengacu kepada aturan yang ketat, standarnya minimal 8000 jemaah dengan ruang tamu VIP 2, ada ruang aula kapasitas 300 tempat duduk, sementara jumlah kran 100 titik dan toilet sebanyak 40 unit.

Bacaan Lainnya

“Mengacu kepada syaratnya, Mesjid Agung Payakumbuh sangat luas dengan lahan mendekati 5 (lima) hektar, namun karena bentuknya tidak persegi panjang, maka kita semaksimal mungkin memanfaatkan lahan bagaimana mesjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, namun dapat menjadi sarana wisata religi di Payakumbuh,” ujarnya.

Diterangkannya, kegiatan lain yang bisa dilaksanakan di Mesjid Agung ini seperti manasik haji, manasik umrah, bahkan pameran buku. Sementara lokasi parkir di posisi tepian yang mengitari bangunan utama, sehingga pengunjung dapat mencapai mesjid baik dengan berjalan kaki maupun kendaraan.

“Kita tetap memfasilitasi akses bagi disabilitas, dan banyak hal lain yang akan kita maksimalkan sesuai keinginan Walikota Riza Falepi dan warga Payakumbuh,” tambahnya.

Pihak konsultan perencana sangat detail, bahkan mereka juga akan meminta pertimbangan dari MUI dan Kemenag. Jangan sampai disaat mesjid selesai dibangun ketika disorot dari atas menampilkan simbol-simbol yang tidak sesuai kaidah islam.

“Bahkan ornamen yang terpatri di Mesjid Agung kita minta pertimbangannya dari Kemenag dan MUI, ini penting agar tidak memicu polemik di kemudian hari,” ungkapnya.

Sementara itu Sekretaris Daerah Rida Ananda bersama pejabat yang hadir rapat terkesima dengan video desain mesjid yang begitu detail dipaparkan oleh Konsultan Perencana, namun ada 2 (dua) alternatif yang disampaikan.

“Walikota menekankan agar konsep toilet duduk harus yang nyaman, jangan sampai toiletnya nanti menjadi masalah, kita harus perhatikan sampai kepada hal yang detail,” pesan Sekda.

Ketua KAN Koto Nan Ompek Dt. Asa Dirajo menyampaikan warga Koto Nan Ompek sangat mendukung pembangunan Mesjid Agung, mereka mengharapkan mesjid ini dibangun dalam waktu yang tidak begitu lama.

“Ndak sabar kita mesjid megah ini dibangun ini adalah harapan warga Koto Nan Ompek, kalau ada kendala masalah tanah, dapat diinformasikan ke bawah, bisa kami rundingkan bersama,” ungkapnya.

KAN juga meminta pemko agar memfasilitasi warga pemilik lahan yang dibebaskan agar dapat berjualan, namun tentu aturannya ditentukan oleh pemerintah, hal ini nanti perlu disosialisasikan.

“KAN Koto Nan Ompek juga meminta agar pemerintah menyediakan fasilitas belajar adat di Mesjid Agung, sehingga harapan kita disana bisa anak-anak muda belajar agama dan adat sesuai dengan falsafah minang Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” pungkasnya.

Ketua MUI Kota Payakumbuh, Buya H. Mismardi, BA bersama Pemko dan Kemenag telah memancang arah kiblat pada lokasi akan dibangunnya Mesjid Agung Kota Payakumbuh di kawasan Sawah Kareh, Kelurahan Pakan Sinayan, Kecamatan Payakumbuh Barat, Senin (20/07) siang.

(Ton)

Pos terkait