Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno sampaikan terima kasih pada UNESCO yang terlah banyak membantu dalam penetapan warisan budaya di Sumbar. Hal ini membuat masyarakat Sumbar harus makin meningkatkan kesadaran untuk menjaga kelestarian budaya Minangkabau.
“Kita contohkan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto resmi masuk menjadi warisan dunia oleh UNESCO karena dinilai unggul dalam kategori nilai universal luar biasa untuk pertukaran informasi dan teknologi lokal dengan teknologi Eropa di jaman penjajahan,” kata Irwan Prayitno.
Karya arsitektur dan kombinasi teknologi atau lanskap yang menggambarkan tahapan penting dalam sejarah manusia.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam acara Webinar bersama Universitas Andalas (Unand) Padang, Selasa (14/07/2020).
Gubernur Irwan Prayitno menekankan bahwa usaha pemerintah daerah tidak hanya akan berhenti dengan penetapan Ombilin Sawahlunto sebagai warisan dunia oleh UNESCO tapi berlanjut kepada membawa wisatawan untuk mensejahterakan masyarakat.
“Semua ini kita manfaatkan untuk mendatangkan wisatawan. Itu harus kita siap semuanya,” ujar Irwan.
Selain itu gubernur menyampaikan, bahwa UNESCO telah memberikan banyak dukungan ke Sumatera Barat, yang mana dengan keberadaan UNESCO kekayaan Batu Bara Ombilin dan Budaya Pencak Silat atas nama Indonesia merupakan milik Sumatera Barat.
“Keberadaan UNESCO sangat amat terasa manfaatnya terutama bagi kita di Sumatera Barat,” tukas Irwan.
Hal-hal yang terkait dengan warisan dunia merupakan nilai tambah bagi Sumbar, diantaranya sangat berdampak pada ilmu pengetahuan dan budaya yang dapat dipelajari bersama.
Gubernur juga menyebutkan pantun nantinya juga akan diusulkan ke UNESCO. Ketetapan Pantun sebagai warisan budaya dunia, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Diantaranya, dalam berbagai kegiatan yang dijalankan harus selalu menggunakan pantun.
“Perlu dukungan mulai dari bawah, karena dukungan masyarakat bawah masih kurang. Jadi perlu dukungan ini,” ucapnya.
Selanjutnya gubernur Irwan Prayitno menyebutkan geopark di Sumbar ada sembilan yang telah diusulkan ke UNESCO, namun hanya tiga yang diakui oleh UNESCO.
“Hingga saat ini dari sembilan geopark yang kita miliki, baru tiga yang diakui oleh UNESCO. Hal ini nantinya akan kita usahakan,” tukasnya.
Geopark merupakan warisan yang terkait dengan alam, sedangkan pantun merupakan budaya non alam. Warisan tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi Sumatera Barat. Dalam konteks dunia, Sumatera Barat telah memiliki nama yang besar untuk itu harus dijaga secara maksimal.
“Ini merupakan suatu penghargaan bagi kita. Maka kita yang di daerah harus bertanggungjawab menjaga warisan tersebut,” tegas Irwan.
Warisan merupakan hasil dari pola pikir dan inovasi nenek moyang terdahulu. Masyarakat yang tinggal saat ini dituntut untuk menjaganya. Generasi muda harus dapat memanfaatkannya dengan baik, dijadikan sebagai inspirasi agar lebih produktif.
“Nanti kita siapkan perangkat-perangkat yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola warisan yang luar biasa ini,” imbuh Irwan.
Semua warisan adalah titipan. Keaslian yang sudah ada ini akan terus dijaga dan dipertahankan. Pemerintah provinsi juga telah menyiapkan beberapa usulan yang akan diajukan kepada UNESCO, nantinya akan dijadikan program unggulan yang memberikan nilai jual tinggi bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumbar.
(Nov/Hms)