Genap satu bulan lalu atau bertepatan tanggal 23 Juni 2020, kabar kurang sedap seakan mengguncang seisi Kota Padang Panjang.
Pasalnya, saat itu Kota Padang Panjang yang sedang dinyatakan zona hijau seiring sembuhnya 25 orang atau seluruh warga yang positif terinfeksi Covid-19.
Tiba-tiba beredar kabar di jejaring media sosial WhatsApp Group dan Facebook yang kemudian kabar itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota setempat tentang terkonfirmasi positif Covid-19 lagi dua orang warga Kota Padang Panjang.
Yang membuat terguncang warga kota ketika itu dikarenakan kedua orang warga yang terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 itu adalah mantan Wakil Walikota Padang Panjang yang adalah juga seorang dokter dan beserta istrinya.
Warga seakan tidak percaya dengan kabar kurang sedap itu, “Pak dr. Mawardi?,” “Akh masa iya Pak Dokter Mawardi.!”. “Duh, kasihan ya Pak Dokter yang baik itu terkena Covid-19,”. “Bisa saja Pak Dokter itu kena karena nyaris setiap hari melayani pasien,” dan banyak lagi komentar warga lainnya yang kesemuanya turut berempati serta mendoakan kesembuhannya.
Ya benar, yang dimaksud mantan Wakil Walikota Padang Panjang yang adalah juga berprofesi seorang dokter itu adalah dr. H. Mawardi, M.KM.
Sosoknya begitu dikenal di Kota Padang Panjang, ia dikenal dokter low profile, mudah senyum, religius, dermawan dan pasiennya sangat banyak.
Ia menjabat Wakil Walikota Padang Panjang periode 2013-2018 dan sebelumnya ia pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang.
Ia dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dengan status orang tanpa gejala dan ia menjadi pasien berkode 26 warga Kota Padang Panjang terkonfirmasi positif Covid-19.
Pasca dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, dr. H. Mawardi kemudian menjalani isolasi di RSUD Kota Padang Panjang hingga dinyatakan sembuh dari Covid-19 pada Kamis, 09 Juli 2020 lalu.
Begitu juga istrinya dr. Mawardi, pasien berkode 27 telah pula dinyatakan sembuh pada Selasa, 14 Juli 2020 pekan lalu.
Kabar kesembuhan dr. H. Mawardi dan istrinya langsung disambut ucapan syukur Alhamdulillah oleh warga masyarakat Kota Padang Panjang terutama oleh segenap pasien langganannya dari dalam dan luar Kota Padang Panjang.
Lantas bagaimana pengalaman dokter Mawardi saat dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19?
Berikut testimoni dan tips dari dr. Mawardi, M.KM tentang pengalamannya pernah terkonfirmasi positif Covid-19, saat dihubungi Topsumbar.co.id, Rabu, (22/07/2020).
Testimoni dan pengalaman dr. H. Mawardi, MKM ini juga sudah beredar luas disejumlah WAG di Kota Padang Panjang.
Sedikit saya berbagi pengalaman tentang Covid-19
Tidak seorang pun diantara kita yang mau atau menginginkan terkontaminasi, apalagi terkonfirmasi Covid-19.
Namun yang namanya virus Corona tidak pandang bulu, tetap akan berpindah dari orang ke orang, apalagi jika ada salah satu dari sekian banyak orang terinfeksi (terkonfirmasi Covid- 19)
Sementara itu tidak semua penderita Covid-19 mempunyai tanda, gejala ataupun keluhan yang berarti tapi dapat menularkan, yang masih belum terdeteksi dan berkeliaran di masyarakat. Yang mungkin saja tanpa disadari/tidak sengaja kontak dengan kita yang sehat, tapi justru kita yang tampak menderita sakit Covid-19.
Maka ketika salah seorang terdeteksi terkonfirmasi, sangat perlu diisolasi sembari dilakukan tracing dan tracking terhadap perjalanan dan kegiatannya untuk mencari dari mana kemungkinan tertular Covid-19 maupun sebagai sumber penularannya
Dari terkonfimasinya kami dengan Covid-19, ada beberapa hikmah yang sangat kami rasakan:
1. Bahwa Covid-19 datangnya sulit diduga, kami sebagai tenaga medis yang notebenenya sudah menerapkan prosedur kesehatan, baik dalam bertugas (pakai APD standard ) maupun ditengah masyarakat toh terkonfirmasi, walaupun secara fisik pada kami tidak ada tanda atau gejala.
Oleh karenanya setiap kita harus semakin waspada penularan Covid-19 ditengah masyarakat dengan menjaga diri dan keluarga agar menghindari kontak dengan ODP, OTG, PDP dan lain-lain dengan mematuhi imbauan pemerintah melalui PSBB dan kini new normal.
2. Bahwa isolasi yang dilakukan bukanlah suatu hukuman akan tetapi sebagai suatu cara bagaimana orang terkonfirmasi dapat mempercepat membebaskan diri dari virus corona tersebut sekaligus mencegah menyebarnya “menularkan” ke orang lain.
3. Selama isolasi kami lebih punya kesempatan untuk melakukan kegiatan ritual, seperti melaksanakan sholat-sholat sunat mu’akat, baca al-qur’an, penghayatan do’a serta melatih kesabaran terhadap keadaan yang sedang dihadapi, apalagi terdapatnya simpang siur berbagai isu terkonfimasinya kami.
4. Bahwa sangat besar kemungkinan orang terkonfirmasi dapat sembuh, kecuali ada penyakit lain yang menjadi lebih berat dengan adanya virus corona ditubuhnya.
Oleh karena itu faktor gizi seimbang, mengkonsumsi zat-zat peningkatan imun tubuh sangat berarti untuk mencegah berkembangnya virus dalam tubuh (seperti madu, susu, buah-buahan), serta istirahat cukup dan olah raga rutin, plus vitamin C (ini yang direkomendasikan/advis dokter kepada perawat untuk kami).
5. Dan yang sangat penting sebaiknya kita tidak melakukan perjalanan antar daerah (apalagi ke red zona), jaga jarak jika berkomunikasi, pakai masker, sering cuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer.
Terima kasih
dr. Mawardi, MKM
(AL)