Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mulai mempersiapkan pelaksanaan perubahan tatanan kehidupan baru (new normal) yang bakal diterapkan pemerintah pusat di segala sektor. Termasuk sektor pendidikan.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit saat mengunjungi sekolah SMA dan SMK di kepulauan Siberut Kabupaten Kepulauan Mentawai, keadaan pendidikan di Siberut Selatan masih sangat jauh dari harapan yang ditargetkan oleh Pemprov Sumbar untuk mencerdaskan anak yang intelektual dan bermartabat.
Dalam pandemi Covid-19 sudah hampir tiga bulan semua siswa belum diizinkan untuk masuk sekolah. Semua siswa dianjurkan untuk belajar melalui sistem daring. Tentunya sangat miris bagi di daerah pedalaman dan kepulauan.
Hal ini disampaikan oleh Wagub Sumbar Nasrul Abit saat mengunjungi sejumlah SMA dan SMK di Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, siang tadi Selasa (02/06/2020).
“Tadi kita sudah rapat dengan para guru dan kepala sekolah disini. Kendalanya memang daerah sini tidak memiliki jaringan internet. Kita harus carikan solusinya segera,” kata Nasrul Abit.
Bahkan, tidak semua guru dan siswa memiliki ponsel pintar dan tersentuh jaringan internet, khususnya yang berada di desa terpencil kepulauan. Tentunya membuat kegiatan belajar mengajar dari rumah tak bisa dijalankan secara efektif.
“Setelah dilakukan evaluasi metode pembelajaran daring di Siberut hanya ada 10 persen, berarti ini belum optimal dan tidak efisien,” ucapnya.
Menurut Nasrul Abit, keterbatasan teknologi dan akses internet menjadi masalah utama. Siswa tidak mengetahui tugas yang diberikan para guru.
Terkait permasalahan tersebut Kepala SMAN 1 Siberut selatan Kristin Filiana Br. Maringga, S.Pd, juga mengungkapkan sejak adanya wabah virus corona melanda, Pemkab Mentawai meliburkan semua siswa.
“Kami sangat khawatir, kalau terlalu lama libur bisa-bisa anak-anak didik kita akan bodoh, ditambah kendalanya siswa disini tidak bisa melakukan pendidikan melalui daring karena daerah sini tidak mencukupi jaringan internet. Tidak semua murid memiliki HP,” jelas Kristin.
Sementara untuk aset komputer di SMAN 1 Siberut termasuk cukup, hanya tidak dilengkapi jaringan wifi. Ia juga berharap Pemprov Sumbar bisa memfasilitas hal tersebut untuk kemajuan pendidikan di Mentawai.
“Kami bermohon Pemprov Sumbar bisa memperhatikan kebutuhan pendidikan disini termasuk bantuan dana transportasi bagi guru yang tergolong mahal,” ungkapnya.
Sementara itu saat Wagub Sumbar mengunjungi SMKN 2 Siberut Selatan kepala sekolah Amati Telaumbanua juga meminta Pemprov Sumbar kelengkapan sarana dan prasarana, termasuk akses jalan menuju ke sekolah yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua yang memiliki tanjakan yang tinggi
“Jalannya kecil pak Wagub, hanya bisa kendaraan roda dua lewat sini. Kalau bisa jalan ini diperlebar dan bisa dilalui oleh kendaraan roda empat,” sebut Amati.
Keterbatasan fasilitas internet juga dirasakan belasan siswa di SMKN 2 Siberut Selatan.
Sulitnya mengakses internet, membuat mereka berbondong-bondong untuk pulang kampung. Karena pada umumnya di daerah Siberut SMA dan SMK adalah pelajar yang datang dari pulau-pulau kecil yang tidak memiliki setara dengan SMA dan SMK.
(Nov/Hms)