Sudah 6 (enam) hari sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir, Payakumbuh bersiap memasuki New Normal yang dicanangkan bersama Gubernur Sumatera Barat. Untuk memastikan pelaksanaan Tatanan Normal Baru Produktif Aman Covid-19 (TNBPAC) berjalan dengan baik, tim gugus tugas Kota Payakumbuh terus gencar melakukan pendisiplinan kepada warga yang melakukan aktivitas keramaian.
Tak hanya area pasar dan objek wisata di siang hari, area nongkrong anak muda seperti kafe-kafe di tepi jalan Soekarno-Hatta yang menjadi ciri khas kota kuliner itu pada malam hari tak luput menjadi sasaran patroli satgas yang terdiri dari TNI, Polri, dan Satpol PP itu.
Terbukti pada Kamis (11/06/2020) malam, petugas tak akan segan menegur pengunjung yang tidak mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Teguran sekaligus sosialisasi secara humanis dilaksanakan satgas di hadapan para pengunjung kafe serta warung.
Dari pantauan media, pengunjung bukan saja warga lokal Payakumbuh, bahkan ada juga anak-anak muda dari daerah tetangga. Sehingga, sosialisasi diberikan secara komprehensif, terkesan nyinyir, namun itu semua demi mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memutus penyebaran virus corona.
“Teguran yang diberikan ini adalah bentuk rasa sayang kita kepada warga, agar mereka memahami betul meskipun PSBB tahap ketiga sudah berakhir, bukan berarti aturan protokol kesehatan ditiadakan, karena virus corona itu masih ada. Kesadaran untuk mematuhi aturan ini harus dimulai dari warga sendiri, karena kalau tidak, pandemi corona ini tak akan berakhir. Tentu kita tidak mau ini terus menerus terjadi, serasa terkekang kita karena corona ini,” kata Walikota Riza Falepi sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Kota Payakumbuh kepada media.
Sementara itu, dari data kasus positif Covid-19 di Payakumbuh tidak ada penambahan dalam seminggu terakhir, malahan warga berangsur pulih menjadi 15 orang, tinggal 5 (lima) orang lagi yang menunggu kesembuhan.
“Ini adalah pertanda baik, kalau kita bisa mempertahankan tidak terjadi penularan di luar klaster yang ada, InsyaAllah corona angkat kaki dari Payakumbuh, kita bakal bisa hidup normal kembali,” tegas Wako Riza.
Kemudian, Dandim 0306/50 Kota Letkol Kav Ferry S Lahe menegaskan pihak TNI siap mendukung penuh TNBPAC di Payakumbuh dengan menyiagakan Babinsa di lapangan bersama jajaran Polri dan Satpol PP. Untuk urusan kedisiplinan tentu TNI lebih baik. Para Babinsa yang sudah terbiasa di lapangan berbaur dengan warga pasti mudah menarik perhatian saat edukasi diberikan, mereka bukan mempertakut dengan tegasnya aparat TNI, namun ada teknik bagaimana berbicara dari hati ke hati kepada warganya.
“Babinsa kita siagakan di posko maupun di tim yang mobile, kita perintahkan agar jangan jangan segan-segan menegur warga yang tak mau patuh pada aturan, tujuannya supaya warga itu mau perhatian sama dirinya dan orang lain, biar tidak ada lagi yang egois-egois, bukannya menuju ke New Normal ini komitmen kita bersama? Ya tentu kita harus saling dukung untuk itu,” tandas Dandim.
Di sisi aparat hukum, Kapolres AKBP Dony Setiawan mengatakan saat PSBB dulu, aturan yang ditegakkan sangat ketat, bahkan warga dan pengendara yang tidak pakai masker kalau ke pasar Payakumbuh saat itu digelandang ke kantor polres untuk diberikan edukasi tentang bahayanya virus corona ini. Ada yang dipulangkan malam hari, ada juga yang dipulangkan setelah sahur. Warga yang ditindakpun tak dipilih-pilih, untuk memberi efek jera.
“Hal itu adalah bentuk terapi kepada warga agar mereka mau dengan kesadaran sendiri patuh kepada aturan, hanya pakai masker saja keluar rumah dan selalu jaga jarak di kerumunan apa susahnya ya gak sih? Itu artinya kita sudah peduli kepada diri sendiri dan orang lain. Dengan patuh pada aturan akan membawa kebaikan disekitar kita, ya kita masih perang dengan corona, mari sama-sama bangga kita pernah menjadi bagian dari itu,” kata Kapolres Dony.
Antusias, tentu kita harus menyambut New Normal dengan semangat kebersamaan gotong royong untuk menang berperang melawan corona, di tengah penularannya yang tak kasat mata, disitu kita siaga dan waspada memproteksi diri dengan alat pelindung diri. Perang bukan dengan mengangkat senjata, bukan dengan mengorbankan diri melainkan cukup dengan memakai masker kemana saja dan menghindari berkerumunan.
(Ton)