Sebanyak 1.500 Baju Hazmat dan 14.500 Masker dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri Puti Reno Nilam disebar ke-127 Puskesmas dan 10 rumah sakit yang ada di 8 kabupaten/kota di Sumbar, sepekan terakhir.
“Bantuan baju hazmat dan masker dari Presiden RI kelima, Ibu Megawati Sukarnoputri ini, merupakan implementasi pengamalan spirit Pancasila dan jiwa gotong royong kader PDI Perjuangan. Total bantuan Ibu di bulan ini untuk Sumbar, sebanyak 1.700 APD dan 31.800 masker,” ungkap Ketua PDI Perjuangan Sumbar, Alex Indra Lukman melalui keterangan tertulis, Minggu (28/06/2020).
Dikatakan Alex, seluruh kader partai bergotong royong melaksanakan berbagai program kepedulian sejak wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid19) melanda berbagai daerah di Sumbar.
Seperti, donasi nasi bungkus untuk keperluan berbuka pada puasa Ramadhan 1441 H lalu, bantuan baju hazmat dan masker serta keperluan paramedis lainnya dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid19.
Seluruh aktivitas itu, dilakukan kader PDI Perjuangan dengan terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat.
“Di masa kenormalan baru (new normal) ini, kader PDI Perjuangan terus berjibaku demi memberikan rasa aman bagi paramedis yang bertugas di garda terdepan dalam memberantas penyebaran Covid19. Ini merupakan bakti kita sebagai partai politik pada rakyat. Kita tak hanya membersamai rakyat jelang pemungutan suara saja,” tegasnya.
Penyaluran baju hazmat dan masker ini, terang Alex, jadi tanggung jawab dewan pengurus cabang (DPC) PDI Perjuangan. Titik distribusi, Puskesmas serta rumah sakit yang ada di wilayahnya.
Untuk Solsel dibagikan pada 10 puskemas dan 1 rumah sakit, Kota Solok (4 puskesmas dan 1 rumah sakit), Kabupaten Solok (14 puskesmas, 1 rumah sakit), Kota Sawahlunto (6 puskesmas, 1 rumah sakit), Pasbar (20 puskesmas, 1 rumah sakit).
Kemudian, Tanahdatar (23 puskesmas, 1 rumah sakit), Pesisir Selatan (27 puskesmas, 1 rumah sakit) dan Kota Padang (23 puskesmas dan 3 rumah sakit).
Tegak Lurus
Ditegaskan Alex, kader PDI Perjuangan di semua tingkatan kepengurusan, akan selalu tegak lurus dengan perintah Ibu Megawati Sukarnoputri, walau ada pihak-pihak yang terus memprovokasi.
“Insiden pembakaran bendera PDI Perjuangan saat aksi unjuk rasa penolakan atas RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di Gedung DPR RI, Rabu (25/06/2020) lalu, tak akan menghentikan langkah kader untuk selalu bersama-sama rakyat terlebih di masa wabah corona ini,” tegas Alex.
“Walau masih dalam situasi pandemi Covid19, Bulan Bung Karno yang jatuh pada 1 Juni ini akan terus dihiasi dengan berbagai kegiatan bakti sosial, baik oleh pengurus di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota atau kader secara pribadi-pribadi,” tambah Alex.
Dikatakan Alex, PDI Perjuangan memiliki sejarah panjang dalam memerjuangkan hak demokrasi rakyat, meskipun membawa konsekwensi dikuyo-kuyo, dipecah belah dan puncaknya penyerangan kantor partai pada 27 Juli 1996.
Peristiwa ini kemudian dikenal dengan istilah Kudatuli (akronim dari Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli) atau Peristiwa Sabtu Kelabu (karena memang kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu) yang akhirnya melahirkan partai baru, PDI Perjuangan.
“Kader PDI Perjuangan akan terus memperkuat persatuan dengan rakyat, karena rakyat lah cakrawati partai. Ini telah diperintahan Ibu Ketum dalam perintah hariannya yang diterbitkan dalam surat bertarikh 25 Juni 2020,” ungkap Alex.
Surat yang ditujukan pada seluruh kader tersebut menekankan bahwa PDI Perjuangan tidak pernah memiliki keinginan untuk memecah belah bangsa. Sebab, kader PDI Perjuangan adalah pengikut Bung Karno yang menempatkan Pancasila sebagai suluh perjuangan. (Ha/Rls)