Wakil Walikota H. Erwin Yunaz SE, MM, menjadi key note speaker dalam Webinar (Web Seminar) Series ‘Science Techno Park Universitas Andalas’ yang digelar secara online melalui aplikasi Zoom, Kamis (18/06/2020).
Selain Erwin Yunaz, ada juga narasumber lain seperti Ketua LPPM Unand Dr. Eng. Uyung Gatot S. Dinata, MT., Peneliti Unand Prof. Dr. Ir. Fauzan Azima, MS, Ketua Science Techno Park Unand Dr. Eka Candra Lina, SP, M.Si, dengan moderator Welya Refdi S.TP, M.Si.
Dari pemerintahan di Sumatera Barat turut ikut Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Solok Drs. Bujang Putra, MM, dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Payakumbuh Ir. H. Wal Asri, MM.
Dengan mengambil tema Internasionalisasi randang, awal paparan sinkronisasi hasil riset dan inovasi perguruan tinggi disampaikan oleh Ketua LPPM Unand Dr. Eng. Uyung Gatot S. Dinata, MT.
Uyung memberikan tantangan kepada Kota Payakumbuh bagaimana menjadikan branding kota kulinernya dengan memproduksi olahan makanan dari hasil alam yang ada dengan jumlah yang banyak.
“Bagaimana di Sumbar khususnya Payakumbuh bisa menciptakan produk dan berbagai sentra bisnis peternakan dengan kapasitas industri. Ini adalah challenge, saya rasa Payakumbuh sanggup,” kata Uyung.
Sementara itu, Wawako Erwin Yunaz dalam paparannya mengatakan untuk menjadikan randang sebagai warisan budaya dunia, ada dasarnya seperti UU Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian.
Perwujudan dari UU tersebut, dikatakan Wawako kalau randang jangan sampai diklaim oleh negara lain, keaslian dari warisan leluhur ini adalah hak miliknya orang Minang, melihat celah dalam keadaan itu, Payakumbuh berani untuk deklarasi diri sebagai Kota Randang, menjadi ikon utama kota yang berusia 50 pada tahun ini.
Sentra industri dibangun, dengan pembinaan yang baik, tumbuh kembang usaha randang ini berdampak positif kepada pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh. Industri dijadikan sebagai pilar ekonomi, industri mandiri, berdaya saing, dan maju, serta ada pemerataan pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat.
“Ada yang menarik dan menjadi catatan penting dari Departemen Perindustrian Republik Indonesia, rata-rata dan hampir semuanya pembangunan dari DAK yang cukup besar pemanfaatannya di akhir anggaran setelah diterima. Namun di Payakumbuh, dengan dimulainya pembangunan Sentra IKM Randang di tahun 2017, Pemko Payakumbuh mengajukan sesegera mungkin memanfaatkan gedung Sentra IKM Randang pada awal 2018,” kata Erwin Yunaz.
Ini adalah bentuk keseriusan Kota Payakumbuh dalam mewujudkan pada tahun 2024 sentra IKM tembus pasar global, bukan target yang muluk-muluk. Sesuatu yang bisa dilihat apabila dikelola dengan baik dengan pemikiran terbuka.
“UKM maju, teknologi dilengkapi pemerintah, bahkan kemasan sudah ada. Kita membina UKM mengikuti pola yang sudah ada, tinggal membuat branding dan memasarkan, karena di sentra industri mampu memenuhi permintaan untuk jumlah besar,” ungkapnya.
(Ton)