Penularan Virus Corona (Covid-19) belum sepenuhnya berakhir. Meski grafiknya mulai menurun, namun Sumbar belum bisa dipastikan bebas Covid-19. Bahkan sejumlah otoritas terkait, baik Kementerian Kesehatan maupun organisasi kesehatan dunia (WHO) sampai hari ini masih belum menemukan vaksin pengobatan Covid-19.
Hal ini dikemukakan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat, Jasman di ruang kerjanya, Senin pagi (22/06/2020).
Menurutnya berbagai upaya strategis telah dan akan terus dilakukan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 khususnya di Provinsi Sumatera Barat.
“Banyak hal yang telah dilakukan, penguatan sistem kesehatan, upaya tracking secara masif serta penambahan alokasi anggaran penanganan Covid-19,” ungkapnya.
Namun demikian dia mengakui, tanpa kesadaran kolektif seluruh komponen masyarakat, langkah-langkah tersebut tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.
“Jangan menganggap pada masa normal baru seakan virusnya telah tak ada lagi. Justru harusnya lebih diperketat lagi proteksi diri dengan berpedoman protokol Covid-19. Karena dengan tatatanan normal baru, aktivitas telah seperti biasa. Silahkanlah beraktivitas normal, namun jangan lupakan protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, menjaga jarak dan lain sebagainya,” jelas Jasman.
Dia juga meyakini seluruh pihak tentu sepakat tidak menginginkan adanya istilah gelombang kedua setelah penerapan Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19 (TNBPAC).
Jasman mencontohkan, masih ditemui pelaku usaha yang tidak mengindahkan penerapan protokol kesehatan Covid-19, khususnya pada usaha kuliner.
“Kepada pengusaha kuliner, terutama rumah makan, gunakanlah masker, kita tentu tidak ingin droplet yang bertebaran hinggap pada makanan yang akan disantap banyak orang,” himbau mantan Kepala Biro Humas Setdaprov Sumbar ini.
Tidak hanya itu, kepada masyarakat Jasman juga berharap agar mempertimbangkan manfaat dan mudharat jika tetap berbelanja pada tempat-tempat yang tidak menerapkan protokol kesehatan, terutama berbelanja kuliner yang makanannya terbuka.
“Kalau ada pelayan rumah makan yang saat mengambil makanannya berbicara dan tidak pakai masker, sebaiknya ditegur. Bayangkan droplet yang keluar saat bicara didepan makanan dan tidak pakai masker. Kan berbahaya untuk orang lain jika droplet (air ludah) itu muncrat di depan makanan. Makanya pakailah masker dan jangan berbicara saat mengambil makanan. Kalau ada seperti itu, tegur saja dan ingatkan agar patuhi protokol Covid-19, kalau perlu jika kita ada masker, berikan yang bersangkutan masker. Biar sama-sama aman” ujar Jasman.
“Tujuan kami hanya satu, putus rantai penularan Covid-19 di Sumbar, ayo wujudkan Gerakan Patuh Protokol Kesehatan Covid-19,” tutupnya.
(AL/ISC/ MMC DiskominfoSB)