Pemprov Sumbar mengapresiasi tim laboratorium yang bekerja tanpa lelah selama 22 jam. Yang paling luar biasanya adalah, mereka telah melakukan pemeriksaaan sampel sebanyak 1.461 dalam waktu 22 jam. Ini pekerjaan tim yang sangat luar biasa dan merupakan rekor pemeriksaan sampel swab terbanyak yang pernah ada di Indonesia.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam dialog online via Zoom bersama Ikatan Apoteker Sumbar dalam rangka Upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Dalam Penanggulangan Covid-19. di ruang rapat Wakil Gubernur Sumbar, Kamis (28/05/2020).
Wakil Gubernur menjelaskan deteksi dini adalah kita mencari sebanyak-banyaknya para terindikasi mulai dari ODP, PDP dan OTG, itu dicari semua.
Selanjutnya, deteksi dini harus dipercepat di Sumatera Barat dengan angka 537 gak usah takut, “Menurut hasil deteksi kita dindingkan dengan Provinsi lain Sumatera Barat lebih cepat dalam penanganan uji laboratorium, dikarena Kedokteran Unand mempunyai labor sendiri, jadi sampelnya bisa diperiksa setiap hari sehingga Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand termasuk terbaik di Indonesia” ujar Wagub Sumbar.
Wagub Sumbar mengapresiasi tim paramedis yang telah bekerja luar biasa tanpa kenal lelah siang malam, tidak bertemu keluarga, dengan keikhlasan masih tetap bertahan untuk tetap setia merawat dan mengobati pasiennya.
“Semoga pengabdian para medis ini menjadi amal ibadah yang tak terhingga nilainya dan paramedis kita juga diberikan kesehatan dan tetap dalam lindungan Allah SWT, aamin,” ujar Nasrul Abit.
Nasrul Abit juga katakan saat ini upaya dilakukan Pemprov. Sumbar dalam menghadapi wabah corona antara lain sudah siapkan rumah sakit rujukan Covid-19 diantaranya RS M. Jamil, RSAM, RS Unand, RS M.Natsir, RS Semen Padang, RS Reksodiwiryo, dengan total 147 tempat tidur, kemudian Rumah Sakit Khusus Covid-19, diantaranya RSUD Pariaman dan RSUD Rasidin Padang, dengan jumlah 273 tempat tidur, dan jejaring rumah sakit Covid-19 RSUD daerah dengan jumlah 563 tempat tidur.
“Menyiapkan 9 (sembilan) lokasi karantina untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) 5 (lima) lokasi dan Orang Dengan Covid Positif Ringan (OD-CPR) 4 (empat) lokasi.
“Empat lokasi karantina ODP diantaranya, Asrama Diklat PPSDM Kemendagri Ragional Bukittinggi di Baso, UPT Asrama Haji Padang Pariaman, UPTD Balai Pelatihan Penyuluhan, Asrama BLK Padang Panjang, Arama BLK Payakumbuh . Sedangkan untuk karantina (OD-CPR) berlokasi di Asrama Diklat BPSDM Prov. Sumbar, UPTD Balatkop Dinas Koperasi UKM Prov Sumbar, Asrama Diklat Bapelkes Dinas Kesehatan, Gedung ITC UPTD BPTSD Prov Sumbar Payakumbuh. Dan Inilah sarana-sarana yang kami siapkan mualai dari perlengkapannya, tenaga kesehatan, Dokter beserta perawatnya itu akan kita siapkan semua,” ucap Wagub.
Nasrul Abit juga menjelaskan untuk pengendalian akan dilakukan secara edukasi kita sudah lakukan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat.
“Kami di Provinsi saja sudah cukup banyak mengirim surat hampir 100 surat tentang instruksi bagaimana penanganan Covid ini mulai dari ke tingkat desa, kelurahan sampai ke tingkat terendah” katanya
Selain itu Wagub mengatakan perlu juga dilakukan tracking, ketika ditemukan satu kasus seperti di Pasar Raya kemarin, mereka langsung ditracking dengan siapa yang bersangkutan, berhubungan siapa kelurganya semuanya kita cari, sehingga diisilasi, di swab ke laboratorium Unand ketika hasilnya positif, dengan siapa dia berkomunikasi dan berinteraksi ini yang harus ditracking sehingga dapat ditemukan kasus baru.
Kemudian selanjutnya Wagub menjelaskan tentang isolasi ini juga boleh dirumah dan juga ada tempat disiapkan oleh pemerintah provinsi sebanyak 9 (sembilan) lokasi, ada yang di Padang, Bukittinggi dan Padang panjang semuanya sudah tersebar tempat isolasi baik mereka yang positif maupun yang belum, dan yang Pasien Dalam Perawatan (PDP) biasanya sudah diisolasi.
Lebih lanjut, ketika hasilnya positif maka akan dimasukkan ke karantina, dirawat dengan standar Covid, mereka akan mendapatkan pengobatan dan dirawat, minimal 14 hari dan ada juga yang tiga minggu.
(Nov/Hms)