Masih dari video conference dialog internasional tokoh-tokoh minang nasional dan masyarakat minang se-dunia yang berlangsung, Rabu, 20 Mei 2020.
Salah seorang pembicara dalam dialog internasional yang mengangkat tema, ‘SURAU SYDNEY AUSTRALIA DAN MASA DEPAN GENERASI MUDA MINANG di RANTAU’, itu adalah Duta Milenial Sydney, Australia, Ranny Rustam.
Ranny Rustam, lahir di Sydney Australia tahun 1988. Menempuh pendidikan S1 Ekonomi di University of New South Wales (UNSW) dan S2 International Relations di universitas yang sama. Ia bekerja sebagai Research Consultant.
Ranny Rustam adalah cucu dari tokoh masyarakat Padang Panjang, Almarhum Bapak Karnalies Sutan Pangeran.
Berikut dibawah ini ringkasan pendapat Ranny Rustam yang telah ditranslate ke Bahasa Indonesia melalui perantara Wibra Karnalis di Jakarta dan diterima Topsumbar.co.id.
Diawal dialog Ranny Rustam mereview tentang jati dirinya. Disebutkannya ia adalah generasi kedua dari keluarga Minang di Sydney.
“Saya lahir disini dan saya adalah warga negara Australia,” ucapnya diawal dialog.
Ranny Rustam yang selama dialog menggunakan bahasa inggris dan hanya satu kalimat mengucapkan bahasa indonesia diawal pembicaraannya, menyampaikan tentang latar belakangnya mempelajari hubungan internasional serta keahliannya dalam bidang pembangunan berkelanjutan.
“Berhubungan dengan materi malam ini, saya menyadari bahwa materi dan diskusi ini bersifat paralel atau sejalan dengan karya saya. Maka pokok pembicaraan yang akan saya sampaikan malam ini adalah mengenai pembangunan berkelanjutan dan juga masa depan komunitas Minang,” ujarnya.
Atau dengan kata lain sebutnya, adalah bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan generasi Minang modern di Australia dengan cara yang akan menjamin kesuksesan bagi generasi-generasi Minang selanjutnya dengan ide keberlanjutan untuk komunitas Minang ini.
Tujuan saya malam ini adalah untuk mengidentifikasi beberapa tantangan terbesar untuk tetap memastikan kesuksesan untuk komunitas Minang di luar Indonesia.
Dimulai dengan kemampuan kita untuk memperoleh ilmu dan keahlian agama yang cukup.
Banyak pemimpin-pemimpin dan pelajar modern dari komunitas Minang dan komunitas Indonesia di Australia yang mampu berbahasa Inggris dengan baik dan berkomunikasi kepada generasi muda untuk membimbing dan membantu kita melewati masalah-masalah jaman sekarang.
Sekarang sebagian besar dari generasi muda Islam di negara-negara barat sudah memiliki akses internet. Sehingga mereka mampu memperoleh banyak ilmu dari ulama-ulama yang memanfaatkan internet sebagai media mereka seperti Mufti Menk, Nouman Ali Khan, Imam Omar Sulaiman, dll.
“Kemudahan memperoleh berbagai informasi dari internet membuat pertemuan langsung secara fisik tidak terlalu dibutuhkan pada jaman sekarang,” sebutnya.
Tetapi lanjutnya, tanpa ruang khusus untuk memperoleh ilmu dan informasi, kami kadang tidak menyadari bahwa kami tetap membutuhkan kesempatan untuk berbagi pengalaman sebagai pemuda muslim Minang di Australia.
Begitupun dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mengizinkan kita untuk menerapkan pengetahuan agama kita agar bisa mengatasi tekanan sosial modern hidup dan tumbuh di Australia.
Selanjutnya, generasi muda sekarang sudah lebih terbuka dengan menikahi orang-orang di luar budaya Minang.
Generasi muda sekarang memiliki pasangan non-Minang hingga non-Indonesia. Tetapi pasangan mereka tersebut bisa menjadi aset bagi komunitas Minang di Australia.
Namun kita belum benar-benar memperhatikan bagaimana kita bisa melibatkan mereka ke dalam komunitas Minang secara efektif. Mereka pun memiliki perspektif dan pengetahuan yang berbeda dari kita, tetapi hal tersebut merupakan keunggulan kompetitif bagi komunitas Minang dan masa depan komunitas Minang.
“Mereka mewakili sumber baru untuk kreativitas, inovasi, dan lain-lain,” ujarnya.
Kemudian, isu yang ada disini adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan keterampilan ini dan memberi mereka kesempatan untuk melibatkan diri mereka sendiri ke dalam budaya dan komunitas Minang.
Generasi muda Minang di Australia ingin bisa bersosialisasi dengan cara kami sendiri, bebas dari rekayasa sosial dan tekanan orang tua.
Saat ini sedang ada stigma di sekitar pemuda Minang di Australia, dimana Surau di Sydney, Australia hanya menjadi tempat shalat atau pengajian dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahaso Minang.
Yang kita butuhkan untuk surau ini adalah bisa mewakili pusat sosial, kreativitas dan kegiatan sosial yang tidak hanya eksklusif kegiatan Minang.
Tetapi juga kegiatan-kegiatan untuk memenuhi berbagai minat yang telah kami peroleh sebagai hasil dari kehidupan di Australia.
Kembali ke ide mengenai masa depan yang berkelanjutan untuk generasi muda Minang, baik yang berada di luar negeri atau di tanah air.
Saat kita memperhatikan peluang Surau di Australia, kita harus memperhatikan dengan baik peluang dan manfaat bagi semua pemuda Minang di masa depan, bukan hanya mereka yang berada di Australia.
Sebagai contoh, kembali ke masalah/tantangan yang pertama saya sebut tadi, mengenai pendidikan agama kita dan bagaimana kita tidak memiliki ruang khusus untuk berkumpul dan berbagi pengalaman.
Jika kita menerapkan sistem berkelanjutan, terdapat kesempatan bagi surau di Australia menjadi tempat berkembang bagi pelajar-pelajar Minang dari Indonesia yang datang ke Australia.
Bisa memahami tantangan-tantangan yang ada di era modern, menjadi jembatan sosial antara generasi muda dan orang tua di komunitas kita, juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk datang ke Australia dan menyempurnakan bahasa inggris mereka sebagai latihan untuk menghadapi dunia global.
Surau ini bisa menjadi tempat yang mereka anggap sebagai rumah dan juga tempat dimana pemuda Minang yang sedang merantau bisa belajar, bekerja, dan mengunjungi Australia.
Ini menjadi sesuatu yang memungkinkan kita untuk tetap menjaga hubungan kita dengan orang lain di generasi muda.
Hubungan dengan orang lain sudah menjadi prioritas ketika kita melihatnya dalam tingkat nasional, seperti antara pemerintah Australia dan Indonesia ketika mereka melihat strategi untuk pertumbuhan kesuksesan berjangka panjang bagi kedua negara.
Generasi muda Minang memiliki potensi untuk membantu membentuk kedua negara, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan kemitraan sosial untuk masa depan.
Sehingga, surau di Australia merupakan salah satu cara untuk mengamankan masa depan bagi pemuda Minang menjadi lebih kreatif, inovatif dalam memperluas peluang ekonomi, menjadi pemimpin yang bijaksana bagi masyarakat, ikut terlibat dalam debat nasional, memahami isu-isu dan persitiwa modern yang memengaruhi kita, nilai-nilai kita, dan budaya kita.
Pemuda Minang di Australia memiliki berbagai keterampilan dan keahlian untuk mendorong dan memperluas inisiatif ekonomi, pendidikan dan sosial dari wilayah Minang.
Jaringan pemuda Minang terdiri dari berbagai ahli di bidang bisnis, teknik, pendidikan, hukum, sains, dan lain-lain.
Pemuda-pemuda Minang yang kompeten di Australia seperti saya, siap dan bersedia untuk berkontribusi.
“Tetapi membangun masa depan untuk komunitas Minang yang terhubung secara global terutama di kalangan pemuda, akan berhasil dengan maksimal jika dilakukan secara bersama-sama dengan pemuda-pemuda lainnya dari seluruh wilayah Minang,” tutupnya.
(AL)