Adanya aksi protes yang dilakukan beberapa pedagang terkait pengetatan aturan berdagang selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga memicu keributan di bawah kanopi pusat pertokoan Kota Payakumbuh, Jumat (22/05/2020) sore mendapatkan respon dari Walikota Riza Falepi.
Rencananya Pemko menutup pasar pada 23 hingga 29 Mei 2020. Sementara menjelang itu, dilakukan pengalihan arus lalu lintas dan diberlakukan disiplin protokol Covid-19 kepada warga pasar.
Pada Jumat (22/05/2020) malam, Walikota bersama Forkopimda turun ke lapangan untuk bermediasi bersama ketua pedagang dan beberapa pengurus pasar. Ada Wakil Walikota Erwin Yunaz, Kapolres AKBP Dony Setiawan, Dandim 0306/50 Kota Letkol Ferry S. Lahe, Sekda Rida Ananda dan lainnya.
Riza Falepi menyebut permasalahan ini dipicu oleh yang pertama adanya PSBB di pasar yang diterapkan lebih ketat, tentu akan ada yang protes. Di sisi lain, Riza menyebut adanya faktor persaingan sesama pedagang.
“Kadang-kadang, sebelah sana kok lebih longgar dan sebelah sini kok tidak, memang sulit secara geografis membuat semuanya tertutup secara terkendali. Disana ada department store, orang lebih nyaman berbelanja disana dari pada disini, sehingga terjadi kecemburuan dan dilampiaskan kepada pemerintah, bahkan kepada kepolisian dan TNI yang berjaga,” kata Riza saat diwawancara awak media.
Namun, Riza menyadari apapun persoalan itu bagian dari tandanya bekerja, ada sebuah dinamika disana. Usaha yang dilakukan Tim Gugus Tugas Covid-19 selama ini sangat keras. Faktanya dari sekian banyak warga yang positif corona, saat ini Payakumbuh akan perlahan menuju zero kasus postiif.
“Selama beberapa hari ini, 13 warga kita yang positif berangsur-angsur sembuh, kita tidak berharap ada gelombang ke dua dan ada klaster baru, tentu kita ingin menjadi zona hijau kembali,” tukas Riza.
Riza juga mengapresiasi Gubernur Sumbar yang mendukung untuk mengejar swab secepatnya, terbukti kasus di Payakumbuh menurun tajam. Tracking Payakumbuh lebih cepat dibanding penyebarannya.
“Kita bisa tutup ruang penyebarannya, klaster yang ada saat ini bisa kita klose. Ini merupakan hasil dan usaha dari kerjasama seluruh pihak, bahkan tracking sampel kita lebih dari 1000,” ungkap Riza.
Sementara Riza khawatir di wilayah pasar karena yang berbelanja ke pasar bukan hanya warga Payakumbuh saja, namun ada warga dari luar daerah yang dinilai Riza trackingan disana masih lemah dan dikhawatirkan ada Orang Tanpa Gejala (OTG) pembawa virus yang berkeliaran di wilayah pasar sehingga bila ada kasus maka muncul klaster baru.
“Sementara itu, kasus positif di Payakumbuh sudah berkurang malah sampai hari ini tidak ada penambahan. Warga kita perlahan sembuh dan klaster di kita masih klaster kasus awal ditemukan dulu,” kata Riza.
“Saat ini kita tinggal berjaga-jaga bukan memperlonggar keadaan PSBB,” pungkasnya.
(Ton)